Gak Kaleng-kaleng! Ada Voucher Bedah Plastik di Goodie Bag Oscar 2022

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ajang penghargaan Oscar 2022 akan digelar pada Minggu 27 Maret 2022 waktu setempat. Acara itu akan berlangsung di Dolby Theatre Hollywood.

Bicara Oscar, publik pasti menanti-nanti siapakah pemborong piala penghargaan bergengsi tahun ini. Tapi, tak cuma calon pemenang, goodie bag Oscar tahun ini juga menjadi sorotan.

Dilansir Cosmopolitan, goodie bag Oscar tahun ini tak kalah mewah dengan yang sebelumnya. Tak tanggung-tanggung harganya mencapai 1,4 miliar Rupiah.

Isinya pun beragam, mulai dari biskuit, minyak dengan emas, sebidang tanah, menginap di kastil hingga voucher bedah plastik.

Lebih lanjut, perawatan bedah plastik itu diberikan oleh Dr Konstantin Vasyukevich. Nilai yang ditawarkan dari dokter bedah plastik tersebut seharga 10.000 Dolar AS atau Rp 143 juta.

Perawatan itu diantaranya untuk pelapisan ulang kulit dengan laser, fillers, injeksi hingga botox.

Sementara itu, kemewahan goodie bag Oscar bukan lagi hal baru. Sebelumnya, goodie bag acara tersebut juga mencapai miliaran Rupiah dengan isi yang fantastis. Mulai dari emas hingga coklat berlian.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini