MATA INDONESIA, JAKARTA – Selain poligami dan monogami, kini ada istilah sologami. Namun nyatanya masih banyak yang belum tahu mengenai sologami.
Sologami dari kata solo yang artinya sendiri dan gamos yang artinya pernikahan. Hal ini diyakini oleh kaum milenial pada abad 1993.
Awalnya penyebaran sologami berasal dari Amerika Serikat dan Eropa Barat. Di Los Angeles, seorang wanita yang bernama Linda Baker merupakan wanita pertama yang menikahi dirinya sendiri.
Sedangkan di Eropa, wanita pertama yang menikahi dirinya sendiri adalah Jennifer Hus dari Belanda. Sebenarnya hal ini merupakan bentuk narsisme dan kelainan pada seseorang mengenai self love (mencintai diri sendiri).
Melansir dari Woman Forum Daily, menurut psikolog sekaligus sosiolog dan penulis Amerika, Timothy George, mengatakan bahwa popularitas sologami didorong dari jaringan sosial. Faktor lainnya juga merupakan narsisme budaya modern yang tersebar karena tren.
Mereka yang memilih hubungan tersebut lebih sering mempresentasikan dirinya sebagai apa yang sebenarnya bukan dirinya. Melainkan ingin membuktikan pada orang-orang bahwa orang yang melakukan sologami bisa hidup mandiri.
Pandangan yang serupa dari psikolog klinis domestik, Evgenia Rossovskaya. Ia memaparkan mengapa sologami harus dipublikasikan dan dirayakan layaknya seperti pernikahan monogami.
Ia menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan teknik psikologi yang disebut substitusi mekanisme perlindungan diri terhadap emosi yang tak menyenangkan. Hal ini juga sebagai bentuk pengakuan diri atas ‘ketidaknormalan’ mereka sendiri.