Dari Mana Atraksi Sulap Pertama Kali Muncul?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata sulap berarti pertunjukan berbuat sesuatu yang menakjubkan. Sulap termasuk seni yang di dalamnya terdapat berbagai trik.

Awal mula pertunjukan sulap ini berasal dari negeri piramid, Mesir. Saat itu seorang pesulap bernama Dedi dipanggil oleh Raja Cheops dari dinasti keempat Kerajaan Mesir Kuno untuk menghiburnya.

Saat di hadapan sang raja, Dedi beraksi menebas kepala seekor burung hingga putus dan mengembalikannya ke kondisi semula. Hal tersebut ia lakukan dengan hasil sempurna tanpa luka sedikit pun.

Raja Cheops tercengang melihat aksi ajaib tersebut. Lalu ia meminta Dedi untuk mengulanginya dengan menggunakan manusia-manusia narapidana. Sontak Dedi menolak permintaan itu karena ia hanya mau melakukan sulap mati-hidup kepada hewan.

Cerita Kings Cheops dan The Magician itu ditemukan pada lembaran papirus yang ditulis 1700 sebelum masehi. Kisah ini menjadi catatan sejarah yang sulit ditelusuri, namun dipercaya sebagai awal mula pertunjukan sulap di dunia.

Seiring berkembangnya zaman, seni sulap menjadi semakin canggih. Teknologi yang digunakan semakin menarik dan juga semakin beragam triknya.

Hingga kini ilmu sulap diturunkan dari generasi ke generasi, Mulai dari guru ke murid atau dari orang tua ke anak. Selain itu sulap juga diperlombakan hingga menjadi profesi.

Reporter: Fajar Nur Alamsyah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kebutuhan Pokok Tak Terdampak, Penyesuaian PPN 1 Persen Berpihak pada Rakyat

Oleh : Vania Salsabila Pratama )* Penyesuaian tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% yang akandiberlakukan mulai 1 Januari 2025 menjadi langkah strategis pemerintah dalammemperkuat stimulus ekonomi tanpa membebani rakyat.  Dalam kebijakan tersebut, kebutuhan pokok masyarakat tetap dibebaskan dari PPN, sehingga daya beli masyarakat berpenghasilan rendah tetap terjaga dengan baik. Langkah ini menegaskan bahwa pemerintah berpihak pada kelompok rentan sambilmemastikan keberlanjutan pembangunan nasional. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa prinsip keadilan dan gotong royong menjadi landasan kebijakan tersebut. Pemerintah memastikan PPN 0% berlaku untuk kebutuhan pokok, jasa pendidikan, kesehatan, serta angkutanumum.  Hal tersebut menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi kelompokmasyarakat yang paling membutuhkan. Selain itu, pemerintah juga memberikansubsidi untuk barang seperti tepung terigu, gula industri, dan Minyak Kita.  Dukungan tersebut diiringi dengan alokasi stimulus senilai Rp265,6 triliun pada tahun 2025 yang diarahkan pada perlindungan sosial dan insentif perpajakan. Mayoritas manfaat dari insentif tersebut dinikmati oleh rumah tangga, UMKM, dan dunia usaha. Sri Mulyani menjelaskan bahwa pajak adalah instrumen penting dalampembangunan berkelanjutan. Dengan penyesuaian tarif PPN, pemerintah memilikiruang lebih luas untuk memperkuat pembiayaan subsidi dan bantuan sosial.  Kebijakan tersebut menjadi wujud nyata dari prinsip keadilan, di mana masyarakatyang mampu membayar pajak sesuai kewajiban, sedangkan kelompok tidak mampumendapatkan perlindungan bahkan bantuan langsung. Langkah ini tidak hanyamendukung keberlanjutan fiskal, tetapi juga menjadi bagian integral dalammendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut menjelaskanbahwa kebijakan ini adalah implementasi amanah dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Pada Pasal 7 ayat 1 UU HPP disebutkan bahwa tarif PPN sebesar 12% berlaku paling lambatpada...
- Advertisement -

Baca berita yang ini