MATA INDONESIA, JAKARTA– Pada umumnya, cuitan pertama bagi siapapun pengguna baru di Twitter berawal dari rasa iseng. Namun, bagaimana jadinya jika cuitan itu dapat menghasilkan pundi-pundi dolar?
Seperti cuitan pertama di tahun 2006 dari Bos Twitter yang akhirnya menjadi barang lelang dan terjual USD 2,9 juta atau setara Rp 41 miliar lebih.
Cuitan Jack Dorsey selaku pendiri aplikasi sosial media Twitter resmi dilelang pada Senin 22 Maret 2021 melalui platform online Valuables dari perusahaan bernama Cent yang berbasis di Amerika Serikat.
Dalam beberapa menit saat pelelangan baru di buka, cuitannya Dorsey sudah menginjak angka penawaran yang melampaui USD 88.000 hingga akhirnya Dorsey resmi melepaskan cuitan pertama nya saat 15 tahun lalu sebesar USD 2,9 juta atau setara Rp 41 miliar lebih kepada Sina Estavi selaku seorang pengusaha asal Malaysia.
Jauh dari perkiraan, cuitan pertama Dorsey bukan membahas seputar bidang pendidikan atau pemahaman yang dikategorikan informasi berbobot. Ternyata, cuitan tersebut simpel dan mudah dimengerti.
“Just setting up my twitter”, begitulah cuitan pertama Dorsey yang telah terjual. Menurut Estavi selaku pembeli mengungkapkan bahwa cuitan itu bukan lah sekadar cuitan biasa. Beberapa tahun kemudian, Estavi memperkirakan banyak yang akan menyadari nilai sesungguhnya yang terkandung, seperti lukisan Mona Lisa.
Meski kepemilikan cuitan tersebut sudah berakhir dilelang dan didapatkan oleh Estavi yang juga sebagai Kepala Eksekutif Teknologi di Perusahaan Bridge Oracle, cuitan pertama Dorsey akan tetap tersedia di Twitter.
Cuitan tersebut dilelang bukan menggunakan uang konvensional. Melainkan dengan salah satu alat pembayaran cyrptocurrency atau mata uang digital yang dipakai dalam transaksi virtual di jaringan internet dengan nama Nonfungible Token (NFT).
Cyrptocurrency dijaga dan dilindungi dengan keamanan berupa sandi-sandi yang cukup rumit. Cyrptocurrency berupa NFT ini menggunakan teknologi blockchain yang dianggap sebagai rival bagi Bitcoin sebagai Token Fungible.
Jika Bitcoin dianggap seperti koin, NFT dapat diartikan sebagai sertifikat digital yang menyatakan kepemilikan aset digital unik seperti foto, video, atau bentuk lain dari media online. NFT memang telah menorehkan kepopulerannya di tahun ini sebagai alat pembelian karya seni digital bagi kalangan orang kaya raya.
Dalam sistem NFT asset tersebut memiliki kemungkinan untuk diduplikasi atau diperbanyak. Meski hal itu kecil kemungkinannya terjadi sebab memiliki desain berbeda setiap sertifikatnya.
Estavi yang memenangkan lelang cuitan tersebut akan menerima sertifikat yang akan ditandatangani secara digital dan melewati verifikasi dari Dorsey. Estavi juga akan menerima metadata yang berisi informasi yang berkaitan termasuk waktu diunggah dan konten teksnya.
Bersumber dari cuitan Dorsey yang lainnya, bahwa pembayaran unik NFT tersebut akan dikonversikan Dorsey menjadi bitcoin. Bitcoin dianggap memiliki keunggulan fitur sederhana dan dapat memperkecil kemungkinan serangan siber yang terjadi.
Penjualan melalui platform dari perusahaan Cent memiliki pembagian dalam hasil penjualannya. Dari proses lelang, Dorsey menerima 95 persen hasilnya, dan 5 persen lagi diterima oleh Cent sebagai penyedia platform online.
Seluruh hasil penjualan lelang yang telah diterima, kemudian disumbangkan Dorsey kepada lembaga amal The Give Directly’s Africa Response.
Menurut data tercatat bahwa sebelum Dorsey, pada awal bulan Maret lelang khusus seni digital tersebut pertama kali diadakan oleh Christie’s sebagai seniman Beeple yang akhirnya menjual karya seni digitalnya yang berusia 13 tahun dan menerima pundi-pundi cuan sebesar USD 69 juta atau setara Rp 993 miliar lebih.
Reporter : Irania Zulia