Buntut Skandal Bullying Kim Garam LE SSERAFIM, Karyawan Anonim Akui Malu Bekerja di Perusahaan HYBE

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEOUL – Situasi dengan kontroversi bullying Kim Garam LE SSERAFIM terus memanas dengan lebih banyak perkembangan dan klaim tambahan dari berbagai sumber. Baru-baru ini beberapa anonim yang curhat dan mengaku malu sebagai karyawan HYBE mengenai kontroversi ini.

Melansir dari Allkpop, postingan ini ada di aplikasi jejaring sosial Korea anonim untuk tempat kerja. Sebelum diizinkan menggunakan aplikasi, pengguna harus memverifikasi kredensial kerja dan mengunggah secara anonim di aplikasi.

Karyawan yang mengaku dari HYBE pun menyatakan bahwa mereka juga kecewa dengan cara perusahaan menangani situasi ini. Mereka juga berbagi pandangan mereka tentang skandal ini.

“Saya sangat kecewa dengan arahan perusahaan sebagai karyawan yang menjadi korban perundungan di sekolah,” tulis mereka di postingan itu.

Beberapa diantaranya menilai bahwa sudah terlihat jelas siapa korban dan pelakunya. Mereka juga mengaku malu karena kasus ini tak tertangani dengan baik.

Sementara itu, sampai saat ini skandal Kim Garam masih terus berlanjut. Kini LE SSERAFIM akan beraktivitas seperti biasanya dengan beranggotakan lima orang, tanpa Kim Garam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini