MATAINDONESIA. SYDNEY – Biasanya, penderita sifilis atau raja singa karena sering bergonta ganti pasangan, dirasakan di sekitar area kelamin, mulut maupun dubur.
Tapi di Australia, seorang pria yang didiagnosa menderita penyakit ini justru menderita sifilis di bagian matanya. Ia menderita sifilis setelah melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan banyak pasangan.
Seperti dikutip dari Mirror.co.uk, awalnya, pria ini datang ke ruang gawat darurat setelah mengalami sakit kepala selama 3 minggu. Setelah diperiksa, tim medis menemukan saraf optik bilateral mengalami pembengkakan. Tim medis kemudian melakukan tes darah. Tim medis cukup kaget ketika tahu bahwa pria ini menderita terinfeksi sifilis.
Kasus yang menimpa pria asal Australia ini pun diterbitkan dalam British Medical Journal (BMJ) terbaru.
Dalam jurnal tersebut disebutkan sakit kepala yang dialami pria ini merupakan akibat penyakit menular seksual yang menyebar ke matanya. Pasien juga mengaku kepada dokter bahwa ia sering berganti-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom.
Pria itu harus menjalani perawatan dan menerima natibiotik untuk membersihkan infeksinya dalam waktu 2 minggu. Sebulan kemudian, tim medis kembali menemukan pembengkakan saraf optik kanannya sudah menurun. Tetapi, pria itu giliran mengalami pembengkakan saraf optik sebelah kiri. Meskipun saraf optiknya mengalami pembengkakan secara bergantian, anehnya penglihatannya masih normal.
Penyakit sifilis ini memang cukup banyak dialami pria dan wanita. Pada 2017, sekitar 7.000 orang di Inggris dan 33.189 orang di Eropa didiagnosis menderita sifilis. Pada 2018 di Amerika, terdapat 35.000 kasus sifilis.
Infeksi sifilis biasanya ditularkan melalui hubungan seks. Infeksi terjadi karena ada luka terbuka pada alat kelamin, dubur atau mulut yang bisa menyebar ke seluruh tubuh. Jika tidak diobati selama bertahun-tahun, sifilis bisa menyebar ke otak atau bagian tubuh lainnya dan menyebabkan masalah serius jangka panjang.
Ibu hamil yang menderita penyakit ini bisa menularkannya ke bayi yang belum lahir. Selain itu, mereka juga berisiko keguguran hingga bayi lahir mati. Penyakit ini juga bisa menular melalui mainan seks. Tetapi, penyakit ini tidak dapat menular melalui penggunaan toilet, pakaian atau kamar mandi yang sama.