MATA INDONESIA, JAKARTA – Film Quarantine Tales yang digarap oleh 5 sutradara turut menghiasi hiburan akhir tahun dari persembahan perfilman yang ada di Indonesia. Film berdurasi 1 jam 27 menit ini memberikan 5 kisah cerita yang berbeda selama karantina pandemi Covid-19.
Pemeran yang totalitas turut membuat film ini lebih nampak realitas seperti apa yang terjadi saat ini. Adinia Wirasti, salah satu pemeran wanita.
Adinia Wirasti, aktris cantik yang pernah memenangkan dua Piala Citra pada 2005, mendapatkan penghargaan sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik film Laura dan Marsha.
Dalam film Quarantine Tales, terdapat kesan tersendiri bagi pemerannya. Termasuk bagi Adinia yang memerankan tokoh dari karakter Ajeng dalam cerita “Nougat”.
Berbeda dari film-film yang pernah ia perankan sebelumnya, Adinia harus menghadapi tantangan yang cukup sulit. Berdialog hanya lewat virtual video.
Adinia ditantang oleh Dian Sastrowardoyo yang merupakan sutradara cerita tersebut untuk melakukan peran bersama aktor lainnya. Ia menjadi teman mainnya dalam cerita “Nougat”.
Film ini mengisahkan tiga orang kakak beradik yang tengah menikmati kemudahan teknologi. Dalam artian menganggap teknologi sudah biasa, hingga sibuk dengan urusannya masing-masing. Pertemuan pun hanya dari video call dari aplikasi.
“Tidak masalah kalau engga ketemu, karena kita bertiga punya kesibukan masing-masing seperti yang ada di cerita. Ketemunya nanti-nanti terus. Satu bulan, satu tahun, hingga 10 tahun lamanya,” kata Adinia.
Menariknya, dari ketiga karakter cerita tersebut, mereka nyaman berkomunikasi lewat virtual. Kenyamanan yang diberikan oleh teknologi malah jadi menganggap remeh pertemuan.
Adinia menambahkan, hal itu yang menjadi tantangan bagi kami bertiga dalam menghidupi suasana dan emosionalnya.
“Justru saya kagum dengan cerita yang sangat menarik. Dian berani membuat film pendek namun dengan isi yang sangat epik,” ucap Adinia.
Adinia mengaku menjadi punya pengalaman berkesan. Pasalnya, ia harus memunculkan virtual feeling sebagai saudara kakak beradik kandung bersama Marissa Anita dan Faradina Mufti.
“Walaupun dalam cerita ini pemeran hanya melihat kamera, bukan bertatap secara langsung, kita juga turut produksi dalam satu tempat yang bersamaan,” kata Dian Sastrowardoyo.
“Agar menumbuhkan pula rasa kekeluargaan antar pemeran maupun pihak yang terlibat,” ucapnya.
Reporter : Irania Zulia