30 Kali Gagal, Kim Byung Man ‘Law of The Jungle’ Akhirnya Raih Mimpi Jadi Pilot

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEOUL – Nama Kim Byung Man mungkin sudah tak asing lagi di kalangan penggemar variety show Korea Selatan. Komedian ini punya segudang bakat dan keterampilan.

Kim Byung Man pernah mengatakan mimpi terakhirnya adalah menjadi seorang pilot. Ia juga mengatakan tidak akan pernah berhenti menerima tantangan dan mengejar mimpinya sampai hari ini berlalu.

Pada 1 April lalu, outlet media JoongAng Daily melakukan wawancara dengan komedian tersebut. Kim Byung Man mengatakan dia memiliki waktu luang karena COVID-19 sehingga dia memutuskan untuk mengejar salah satu mimpinya menjadi seorang pilot.

Mimpinya itu kini menjadi kenyataan. Kepala suku di acara ‘Law of the Jungle’ itu pun menjadi selebriti pertama di Korea yang memegang lisensi pilot komersial.

Kim Byung Man mengatakan, “Idenya pertama kali muncul ketika saya mempromosikan angkatan udara Korea pada tahun 2015. Saya tidak punya banyak waktu saat itu, tetapi ketika punggung saya terluka pada tahun 2017, seorang pilot yang saya kenal saat saya belajar bagaimana cara terjun payung, datang mengunjungi saya di rumah sakit. Saya pikir ini adalah kesempatan. Saya butuh waktu 3 tahun untuk menyelesaikan studi.”

Dia mengatakan dia gagal tes menulis untuk lisensi 30 kali tetapi dia akhirnya lulus tes pada percobaan ke-31. Dia bahagia ia mengatakan, “Saya biasa belajar hampir 10 jam sehari. Saya bahkan membawa tes persiapan ke set ‘Law of the Jungle’. Setelah lulus tes tulis, saya sudah menyelesaikan 210 jam waktu penerbangan.”

Diketahui, Kim Byung Man saat ini memegang sekitar 10 lisensi dan sertifikat termasuk pelatihan skydiving, pelatih scuba diving, dan lisensi berperahu.

Tonton wawancara lengkapnya di bawah ini!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini