3 Efek Paling Buruk Sering Bertukar Sikat Gigi

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Sikat gigi adalah barang pribadi yang tidak seharusnya untuk ditukar-tukar, apalagi saling bergantian dalam memakainya.

Sering bertukar sikat gigi sama saja dengan bertukar bakteri dari tubuh Anda ke orang lain, begitu juga sebaliknya. Tentu saja akan ada ancaman kesehatan yang akan menjangkit Anda jika melakukannya.

Mengutip dari berbagai sumber, dari sekian banyak efek buruk akibat sering bertukar sikat gigi, berikut adalah tiga dampak yang paling terburuk yang mungkin akan Anda alami jika masih melakukan hal tersebut:

1. Hepatitis

Dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of Viral Hepatitis tahun 2006, penyakit hepatitis C sangat mudah ditularkan terutama melalui sikat gigi yang sering ditukar-tukar. Akibatnya, Anda akan mengalami gejala hepatitis seperti sakit kuning, mual, muntah, dan tidak nafsu makan.

2. Mononukleosis

Penyakit yang disebabkan virus Epstein-Barr (EBV) ini bisa menular melalui air liur dan darah. Bayangkan jika air liur atau darah pada gusi yang melekat di sikat gigi lalu digunakan oleh orang lain, virus akan mudah menyebar. Penyakit ini akan menimbulkan dampak radang kelenjar getah bening, sakit tenggorokan dan demam.

3. Herpes Oral

Herpes oral atau herpes mulut adalah infeksi yang disebabkan virus Herpes Simpleks dengan gejala rasa sakit di bibir, gusi, lidah, langit-langit mulut, hingga berakibat demam, dan nyeri otot. Virus ini menyebar salah satunya melalui alat yang sering digunakan pada mulut, termasuk sikat gigi.

Ada juga efek-efek ringan lainnya akibat pertukaran sikat gigi atau bergantian dalam memakainya, di antaranya adalah sakit gusi akibat bakteri streptococcus yang memunculkan gejala pembengkakan gusi dan sariawan. (Ryan)

Berita Terbaru

Kondusifitas Kamtibmas Pilkada Papua 2024 Terjamin, Aparat Keamanan Mantapkan Kesiapan

PAPUA — Kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Papua 2024 terjamin, seluruh jajaran...
- Advertisement -

Baca berita yang ini