MATA INDONESIA, JAKARTA –Jika biasanya pemakaman dengan cara mengubur jenazah di dalam tanah, namun nyatanya di Indonesia justru memiliki banyak tradisi. Berikut tradisinya.
Waruga – Minahasa
Sejak zaman dulu orang-orang di Minahasa menguburkan jenazah dalam sebuah kotak batu yang ditutup dengan sebuah penutup berbentuk limas segiempat. Warga meletakan jenazah dalam kotak batu. Sebutannya waruga. Posisi tumit menyentuh pantat dan muka mencium lutut.
Tradisi ini kemudian sempat mengalami pelarangan sekitar tahun 1870’an. Pemerintah Kolonial Belanda khawatair prosesi penguburan ini semakin menyebarkan wabah pes dan kolora. Namun kekhawatiran itu ternyata tak terbukti dan kemudian masyarakat kembali diperbolehkan melakukan penguburan.
Perkuburan Waruga sebenarnya sederhana. Merupakan makam yang terdiri dari dua batu. Batu pertama berbentuk peti dan batu kedua berbentuk menyerupai limas. Biasanya, di waruga akan banyak hiasan ornamen ukiran hewan, manusia, tanaman, ataupun geometri. Terkadang ada juga ornamen berupa kisah hidup manusia.
Batu Lemo – Toraja
Batu Lemo merupakan pemakaman tradisional Suku Toraja. Dalam pemakaman ini, peti mati tidak di kubur. Melainkan hanya di letakan dalam lubang di tebing batu. Satu lubang biasanya terdapat jasad satu keluarga. Penutupnya kayu dan patung yang sengaja di letakan di depannya.
Posisi kuburan ini di atas bukit. Hal ini karena suku Toraja memiliki kepercayaan bahwa makin tinggi letak makam, maka mendiang keluarga akan makin dekat dengan sang Pencipta.
Ngaben – Bali
Ngaben merupakan ritual kremasi masyarakat adat Bali. Prosesinya biasanya megah dan mewah. Lengkap dengan iring-iringan dan hiasan. Ngaben memiliki tiga tujuan utama, yaitu melepaskan roh dari dunia, mengembalikan unsur jasmani dari manusia, dan sebagai bentuk keikhlasan keluarga.
Marapu – Sumba
Marapu adalah sebuah kepercayaan peninggalan zaman megalitikum. Upacara kematian dengan menggunakan tradisi ini masih sarat dengan kepercayaan akan kekuatan roh nenek moyang. Upacara kematian marapu dapat menelan biaya yang sangat mahal.
Hal ini karena ada sejumlah hewan ternak yang harus disembelih sepanjang prosesi ini. Oleh karenanya upacara kematian ini dapat ditunda hingga bertahun-tahun setelah kematian seseorang.
Penganut kepercayaan marapu juga memakamkan jenazah dalam posisi seperti janin dalam rahim. Kuburan yang digunakan juga unik yaitu berupa batu yang diberi lubang dan kemudian ditutup dengan batu lagi. Tradisi ini tentunya mengingatkan kita pada sarkofagus dari zaman batu ya?
Iki Palek Suku Dani – Papua
Jika ada bagian anggota keluarga yang meninggal maka anggota keluarga yang masih hidup akan memotong ruas jari tangannya. Hal ini merupakan simbol kedukaan. Umumnya hal ini hanya dilakukan oleh wanita tertua di keluarga tersebut, namun ada juga kaum lelaki yang ikut melakukannya sebagai simbol kesetiaan. Proses pemotongan jaripun dilakukan dengan spontan menggunakan benda tajam ataupun menggunakan gigi alias digigit hingga putus.
Tiwah suku Dayak – Kalimantan Tengah
Prosesi ini dilakukan oleh penganut agama kaharingan. Jasad yang sudah dikuburkan kemudian digali. Tahapan selanjutnya adalah pensucian tulang-belulang tersebut melalui suatu upacara khusus disertai dengan penombakan sejumlah hewan ternak. Tahapan akhir adalah meletakkan tulang-belulang tersebut ke dalam sebuah tempat khusus yang tidak menyentuh tanah.
Reporter: Fadila Aliah Hakim