MATA INDONESIA, JAKARTA – Gelombang besar setinggi gedung 12 lantai menghantam kawasan yang sekarang menjadi pantai utara Israel sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Artikel jurnal ilmiah PLOS ONE pernah membahas bahwa tsunami berketinggian 40 meter itu memiliki gelombang laut menghantam dan masuk ke daratan hingga beberapa kilometer jauhnya.
Fenomena yang terjadi pada prasejarah ini memusnahkan desa-desa di sepanjang pantai hingga mengalami kerusakan dan tak berpenghuni selama ribuan tahun. Hal ini membuat para arkeolog tidak menemukan bukti atau jejak permukiman manusia selama beberapa ribuan tahun pada awal era Neolitikum.
Kesimpulan tersebut diambil oleh para ahli geologi dan arkeologi dari University of California, San Diego, Amerika Serikat, dan University of Haifa, Israel dengan menganalisis bukti bencana alam era prasejarah di Tel Dor, permukiman kuno tepi laut, di selatan Haifa.
Surat kabar Israel, Haaretz, memberitakan para ahli sebenarnya tidak mencari bukti mengenai tsunami, tapi menganalisis sejarah geologi di kawasan Tel Dor untuk memahami perubahan lingkungan dan pengaruh terhadap kehidupan. Para ahli sampai melakukan pengeboran di kawasan tersebut dengan tujuan mendapatkan sedimen yang usianya ribuan tahun.
Tim peneliti berhasil mendapatkan sedimen yang berasal dari 15.000 hingga 7.800 tahun lalu, terkubur di kedalaman sembilan meter.
Gelombang setinggi gedung 12 lantai
Analisis sedimen menunjukkan hal yang sangat tidak biasa. Di antara dua lapisan tanah khas kawasan berair tawar terdapat lapisan dengan material yang lebih ringan berupa pasir dan sisa-sisa kerang-kerangan.
Sampel pengeboran pada titik lain di kawasan pantai Dor menunjukkan hal yang sama, dengan usia lapisan antara 9.900 hingga 9.300 tahun. Mungkin satu-satunya penjelasan yang bisa dijabarkan adalah pasir dan kerang-kerangan ini masuk ke dataran karena terbawa oleh gelombang besar dari laut.
Menurut Thomas E. Levy, guru besar di pusat arkeologi laut, University of California San Diego hal itu bukan sekadar gelombang biasa, tapi gelombang dahsyat dari mega-tsunami.
Para ahli mengukur bahwa pasir dan material laut ini terbawa dengan ketinggian 40 meter, atau setara dengan gedung 12 lantai. Dengan ketinggian seperti ini, gelombang tsunami bisa membawa pasir dan material lain masuk ke daratan hingga 3,5 kilometer.
Hasil analisis ini sebenarnya sama seperti peristiwa tsunami yang menerjang Samudera Hindia pada 26 Desember 2004, yang menewaskan lebih 200.000 orang dan menghancurkan sebagian besar wilayah Aceh.
Para ahli mengatakan tidak bisa diketahui secara persis dampak yang terjadi saat itu. Yang jelas, dampaknya sangat besar. Mega-tsunami ini jga mungkin menyebabkan tidak adanya kehidupan karena tidak ditemukan bukti-bukti adanya manusia selama 4.000 tahun.
Di kawasan yang lebih tinggi, terdapat bukti kehidupan manusia yang tak terputus oleh zaman. Namun, di kawasan Dor dan sekitarnya, bukti keberadaan manusia hanya ditemukan menjelang berakhirnya zaman Paleolitikum dan Neolitikum akhir. Di antara periode tersebut tidak ditemukan keberlangsungan hidup manusia.
Reporter : Afif Ardiansyah