Oleh: Adnan Ramdani )*
Kemiskinan masih menjadi permasalahan utama di berbagai negara, termasukIndonesia. Meskipun angka kemiskinan menunjukkan tren penurunan dalambeberapa dekade terakhir, ketimpangan ekonomi serta terbatasnya akses terhadaplayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja masih menjadikendala yang signifikan.
Menyikapi permasalahan tersebut, pemerintahan Presiden Prabowo baru-baru inimeluncurkan tiga inisiatif strategis dalam rangka pengentasan kemiskinan, kolaborasi yang kemudian dikenal sebagai Trisula. Ketiga program tersebut yaituSekolah Rakyat, Cek Kesehatan Gratis di Sekolah, dan Koperasi Desa/KelurahanMerah Putih, yang dirancang untuk menangani akar masalah kemiskinan melaluitiga pilar utama: pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menuturkan ketiga program itu merupakan ”trisula” yang menjadi senjata pemerintah untuk pemerataanpembangunan dan penanggulangan kemiskinan. Ketiganya merupakan program-program yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya kelompokmasyarakat miskin ekstrem.
Program Sekolah Rakyat, menurut rencana, akan diluncurkan pada akhir Juli. Pada tahap pertama, ada 100 sekolah rakyat yang bakal segera beroperasi yang khususmenerima siswa dari anak-anak keluarga miskin ekstrem.
Selain mendapatkan pendidikan sesuai kurikulum pendidikan nasional, siswa di sekolah rakyat juga akan tinggal di asrama. Siswa-siswa tersebut diberikan fasilitasmakan hingga tempat tinggal yang layak. Dengan demikian, orangtua tidak perlumemikirkan biaya-biaya lain yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan sekolahanaknya.
Selanjutnya, pemerintah akan memperluas cakupan program Cek Kesehatan Gratis hingga ke sekolah. Program ini akan menyasar siswa sekolah dasar, sekolahmenengah pertama, dan sekolah menengah atas. Para siswa akan mendapatkanbeberapa jenis pemeriksaan, antara lain pemeriksaan gigi, telinga, tekanan darah, skrining tuberkulosis, dan termasuk pemeriksaan kejiwaan.
Melalui program ini, Presiden Prabowo berharap semakin banyak masyarakat yang memeriksakan kondisi kesehatan karena tidak hanya dapat dilakukan di puskesmas. Para siswa pun nanti dapat mengetahui kondisi kesehatan sehingga mampumelakukan tindakan-tindakan antitipasi sejak dini.
Program ketiga yang diluncurkan oleh pemerintah adalah Koperasi Desa/KelurahanMerah Putih. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Paramadina, Ariyo DP Irhamna, mengatakan, program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih merupakanlangkah besar yang mengafirmasi peran ekonomi rakyat berbasis kolektivitas, gotong royong, dan kemandirian usaha lokal. Langkah ini harus dilihat sebagai titikbalik dari pendekatan kebijakan yang selama ini cenderung meminggirkan koperasidalam arsitektur ekonomi nasional. Lebih lanjut, Ariyo menilai, setelah sekian lama terpinggirkan, koperasi akhirnya kembali mendapat ruang dalam rancanganpembangunan ekonomi bangsa.
Namun, ia mengingatkan, pendirian koperasi harus diikuti dengan dukunganpendampingan dan strategi operasional yang tepat. Sebab, persiapanoperasionalisasi 80.000 koperasi dilakukan hanya dalam waktu kurang dari setahun. Apalagi, koperasi-koperasi akan mendapatkan dukungan pembiayaan hingga Rp 3 miliar.
Senada, Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor KomunikasiKepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno, menjelaskan bahwa ketiga program Trisula Presiden Prabowo dirancang untuk menjawab kebutuhan konkret masyarakat, terutama kelompok miskin ekstrem.
Inisiatif strategis ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mendukungpencapaian visi Indonesia Emas 2045. Peluncuran ketiga program ini mencerminkankeinginan pemerintah untuk menjadikan peringatan HUT ke-80 RI lebih dari sekadarperayaan, tetapi sebagai tonggak nyata mewujudkan kemerdekaan ekonomi dan sosial untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Trisula Prabowo bukan hanya sekadar janji pada masa kampanye, tetapimencerminkan langkah awal dari kebijakan yang berpihak pada kelompok yang paling rentan. Namun, keberhasilan program-program ini tidak hanya diukur daripeluncurannya, tetapi juga dari konsistensi dalam pelaksanaan, pengawasananggaran, dan kemampuan untuk menjangkau masyarakat secara merata.
Terdapat tantangan yang menghinggapi, seperti birokrasi yang lambat, kemungkinantumpang tindih dalam kebijakan daerah, serta risiko korupsi di level pelaksana. Di sinilah peran partisipasi publik, masyarakat sipil, serta transparansi data dan pelaporan dari pemerintah menjadi sangat penting.
Trisula Prabowo dapat menjadi titik balik dalam pembangunan yang lebihmenguntungkan bagi masyarakat, asalkan dilaksanakan dengan prinsipkeberlanjutan dan akuntabilitas. Harapan telah diciptakan, sekarang tinggalbagaimana cara menjaga agar api harapan itu tetap menyala dan benar-benarmenerangi jalan keluar dari kemiskinan yang sudah lama menjadi warisan.
Ketiga program ini menjadi bagian dari visi besar Prabowo Subianto untukmembangun Indonesia dari pinggiran, memperkuat fondasi sosial masyarakat, dan menghapuskan kesenjangan ekonomi secara bertahap namun terarah. Dengankomitmen yang kuat dari pemerintah, legislator, akademisi, dan rakyat, Trisula Prabowo bukan sekadar slogan politik, melainkan potensi transformasional menujuIndonesia yang lebih adil, mandiri, dan sejahtera.
)* Penulis adalah Pengamat Ekonomi