Tahun 2020 Pernah Geger Prediksi Tsunami Setinggi 20 Meter di Pulau Jawa

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pada 26 Desember 2020, masyarakat Indonesia memperingati peristiwa dahsyat yang sempat menggemparkan dunia. Kala itu, wilayah paling barat Indonesia, Aceh, terjadi tsunami besar yang menewaskan 200.000 orang dan menghancurkan sebagian wilayah di sana.

Setelah peristiwa itu berlalu, pada akhir Septermber 2020, publik kembali dihebohkan dengan riset Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait gempa dan tsunami.

Menurut riset tersebut, tsunami setinggi 20 meter akan menghantam Pulau Jawa, tepatnya pantai selatan Jawa Barat. Sementara, tsunami setinggi 12 meter dapat menghantam selatan Jawa Timur, dan tsunami dengan tinggi rata-rata 4,5 meter dapat terjadi bersamaan di sepanjang pantai selatan Jawa.

Pakar tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko mengonfirmasi riset tersebut. Menurutnya, potensi ancaman gempa mengathrust dan tsunami akan ada di zona subduksi selatan Jawa. Ia juga mengungkapkan potensi gempa besar dan tsunami terjadi tidak akan lama lagi.

Gempa megathrust yang berpotensi menimbulkan tsunami setinggi 20 meter juga bisa terjadi kapan saja. Meski begitu, ketinggiannya bisa bervariasi.

Zona megathrust sebenarnya sekadar istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Dalam hal ini, lempeng samudra yang menghujam ke bawah lempengan benua akan membentuk medan tegangan pada bidang kontak antarlempeng yang dapat bergeser secara tiba-tiba dan memicu gempa.

Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik. Menurut Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, zona megathrust bukanlah hal baru di Indonesia, gempa ini sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia.

Terlepas dari sebuah prediksi atau tidak, sebenarnya seluruh elemen masyarakat sudah seharusnya selalu bersikap waspada dan hati-hati dalam hal apa pun. Selain itu, upaya mitigasi harus dilakukan kapan pun, terutama pada daerah yang rawan terkena dampak tersebut.

Upaya tersebut bisa dilakukan dengan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi, dan sebagainya. Karena, mau tidak mau, suka tidak uka, itulah risiko yang harus dihadapi. Masyarakat tidak perlu dikecam rasa cemas dan takut.

Reporter : Afif Ardiansyah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Dana Menyusut, Target Tak Surut: Kulon Progo Pacu Inovasi di Tengah Pemangkasan APBD 2025

Mata Indonesia, Kulon Progo - Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kulon Progo tahun 2025 mengalami penurunan sebesar Rp88,8 miliar akibat kebijakan efisiensi.
- Advertisement -

Baca berita yang ini