MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebanyak tiga persen dari 25 juta populasi warga Australia merupakan penduduk Aborigin. Mereka merupakan kelompok masyarakat yang paling tidak beruntung di Negara mereka sendiri.
Tingkat pengangguran suku Aborigin telah mencapai tiga sampai empat kali lebih besar dari rata-rata nasional. Sementara tingkat bunuh diri anak-anak sendiri mencapai lima kali lebih besar dari rata-rata nasional.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan, dua dari tujuh target yang dicanangkan untuk memperbaiki kesejahteraan, penghasilan, dan kesehatan suku Aborigin hingga kini masih terus dikejar.
Dia menyebutkan, sektor peningkatan pendidikan dini dan kehadiran sekolah mereka berada dalam jalur. Namun, area lainnya termasuk perluasan lapangan kerja dan peningkatan harapan hidup tertinggal di belakang.
“Keadaan saat ini tidak baik bagi anak-anak Aborigin dan Selat Torres, saya tidak pernah tahu sampai kapan, tapi fakta ini yang mesti kita hadapi,” katanya, akhir tahun 2020.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Morrison berencana akan meluncurkan beberapa inisiatif baru yang akan difokuskan di sektor pendidikan. Salah satunya adalah menghapus utang biaya pendidikan warga Aborigin kepada guru dan sekolah.
”Pendidikan merupakan kunci kemampuan diri, kunci mendapat kerja. Itu juga kunci membangun perusahaan dan memberikan kesempatan bagi penduduk Aborigin dan selat Torres menciptakan masa depan,” kata Morrison.