Suka Kontroversi, Masyarakat AS Mulai Merindukan Donald Trump?

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW YORK – Saat resesi ekonomi melanda Amerika Serikat, inflasi harga yang tak karu-karuan, kemiskinan merebak di mana-mana, termasuk wibawa Amerika Serikat yang sekarang kalah dominasinya dengan Rusia. Banyak warga AS yang merindukan kembali sosok Donald Trump.

Presiden AS ke 45 ini adalah pengusaha tulen dengan pandangan politik dan ekonomi yang konservatif. Selama 4 tahun berkuasa, meski banyak kontroversi, namun situasi politik dan ekonomi relatif stabil. Ini berbeda dengan kondisi sekarang ketika Joe Biden menjadi presiden.

Menutup pintu rapat-rapat kepada imigran sebenarnya adalah kebijakan cerdas Trump yang membuat ia populer di kalangan penduduk kulit putih yang tinggal di pedesaan. Imigran selama ini menjadi hantu bagi penduduk Amerika Serikat karena banyak dari mereka yang menjadi kriminal dan parasit saat berbaur dengan penduduk.

Demikian juga dengan hubungan dengan dunia global. Kedekatan Trump dengan Rusia membuat situasi dunia tidak terlalu panas. Rusia banyak berperan membantu Trump sehingga bisa terpilih sebagai presiden mengalahkan lawannya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.

Reformasi Sistem Pemerintahan

Dampak kebijakan Trump yang paling mendapat sorotan adalah pembentukan kembali peradilan federal. Trump telah melantik tiga hakim Mahkamah Agung dan 220 hakim secara keseluruhan di bangku federal. Semuanya untuk pengangkatan seumur hidup.

Trump menunjuk 53 hakim di 13 pengadilan wilayah AS. Sebagai perbandingan, Presiden Barack Obama menunjuk 55 hakim wilayah dalam dua masa jabatannya di Gedung Putih.

Keberhasilan Trump di bidang ini sebagian situasional. Termasuk kematian Hakim liberal Ruth Bader Ginsberg pada 18 September 2020.

Selain itu Trump juga menandatangani First Step Act menjadi undang-undang. Aturan ini mereformasi sistem peradilan pidana. Undang-undang ini merombak undang-undang hukuman federal tertentu, mengurangi hukuman minimum wajib untuk kejahatan narkoba dan program pembebasan dini.

Undang-undang itu juga bertujuan untuk menurunkan residivisme dengan menawarkan lebih banyak kesempatan rehabilitasi dan pelatihan kerja. Dan UU ini juga memperlakukan narapidana secara manusiawi. Seperti melarang borgol terhadap narapidana hamil, menghentikan penggunaan kurungan isolasi untuk sebagian besar narapidana remaja, dan mengamanatkan bahwa narapidana harus ditempatkan di fasilitas dalam jarak 800 kilometer dari keluarga mereka.

Kebijakan Trump yang populis adalah undang-undang pajak Republik, yang membuat perubahan besar pada Undang-undang Pemotongan Pajak dan Ketenagakerajaan.

Pada kampanye di Bullhead, Arizona, 28 Oktober, Trump mengatakan, “Memilih saya adalah suara untuk pemotongan pajak kelas menengah besar-besaran, pemotongan peraturan, perdagangan yang adil.”

Rekam jejak kepemimpinan Trump membuktikan klaim tersebut. Pada 2017, pemerintahan Trump merombak regulasi pajak AS, menurunkan tarif untuk individu dan perusahaan.

Undang-undang tersebut merupakan perombakan terbesar terhadap aturan pajak negara dalam tiga dekade. Dan Trump dengan bangga menyebut undang-undang ini  sebagai “bahan bakar roket” bagi perekonomian Amerika. Dan benar saja, undang-undang ini membuat produk domestik bruto negara naik menjadi 3%.

Lembaga data dan survei, YouGove, mengatakan 84 persen pendukung Trump mengatakan pencapaian terbesar pemerintahan Trump adalah penurunan pajak.

Selain itu Pasar Saham di AS juga bergairah. Sejak dia menjabat pada Januari 2017, bursa Dow Jones naik hampir 40 persen. Secara keseluruhan, keuntungan pasar saham di bawah Trump selama tiga tahun pertama masa kepresidenannya naik 43 persen.

Ini memang mengesankan. Meski tidak luar biasa di antara para presiden AS. Sebagian besar ekonom mengatakan pasar saham bukanlah ekonomi. Tak hanya itu banyak ekonom mengatakan ledakan pasar saham berawal di masa Barack Obama. Dan dorongan triliunan dolar dari hasil pembelian kembali saham oleh perusahaan seperti Apple, Microsoft dan induk Google, Alphabet.

Trump juga mendirikan cabang keenam Angkatan Bersenjata AS: Angkatan Luar Angkasa. Angkatan Luar Angkasa adalah cabang militer baru pertama sejak Angkatan Udara AS terbentuk pada 1947. Cabang baru tersebut untuk melindungi planet ini dari potensi ancaman luar angkasa. Selain itu juga untuk melindungi aset militer AS di luar angkasa.

Keberhasilan Trump lainnya adalah membunuh pemimpin ISIS Abu Bakr al Baghdadi.  Ia adalah teroris paling dicari di dunia hingga saat itu dan kematiannya merupakan pukulan besar bagi kelompok teroris tersebut.

Kontroversi Trump

Beberapa peristiwa memperlihatkan Trump sebagai pimpinan yang sering melakukan tindakan kontroversi. Misalnya pada Mei 2017, Trump memecat Direktur Biro Penyelidik FBI James Comey. Dan pemecatan itu ia umumkan dalam twitter pribadinya.

“FBI berada dalam kekacauan total, karena kepemimpinan Comey yang buruk dan cara dia menangani penyelidikan penggunaan server pribadi Hillary Clinton untuk mengirim beberapa email pemerintah,” ucap Trump di akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump.

James Comey dicopot dari jabatan Direktur Biro Penyelidik FBI karena diduga meretas akun e-mail seorang partisan

Donald Trump memang kerap berbicara kontroversi di Twitter. Bahkan Trump menggunakan tweet untuk mengolok-olok para pemimpin asing di masa-masa krisis dan menindas musuh politiknya di Kongres. Trump bahkan menuduh Obama yang dianggap telah mengganggunya di Trump Tower.

Kebijakan ini juga tidak kalah kontroversinya. Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Bahkan Trump mengalihkan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Hal ini membuat banyak negara meradang dan menentang pernyataannya serta menolak besar-besaran.

Reporter: Azzura Tunisya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

BEM Nusantara DIY Gelar Aksi Peringatan Hari Buruh Internasional

Mata Indonesia, Yogyakarta - BEM Nusantara DIY melakukan aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Titik Nol Yogyakarta pada Rabu, 1 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini