Strategi Cina Kuasai Pasar Ponsel Global

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Penjualan smartphone kini menjadi salah satu lini bisnis yang menguntungkan. Sejumlah negara pun berlomba-lomba untuk berkecimpung di dunia tersebut. Sebut saja, Cina, AS, Jepang, Korea Selatan, India hingga Taiwan.

Sedikit beralih ke belakang, di tahun 2012, Samsung sempat merajai dunia ponsel. Mereka menjadi pemuncak penjualan mengalahkan Apple dan Nokia. Berdasarkan data perhitungan IHS iSuppli waktu itu, Samsung berhasil menjual produk ponsel standarnya sebesar 29 persen pada tahun 2012 yang merupakan peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 24 persen.

Di sisi lain, tahun ini Nokia mengalami penurunan dari total penjualan 30 persen yang diraih pada tahun 2011 menjadi 24 persen. Untuk Apple yang menduduki peringkat ketiga, persentase penjualan produknya mengalami peningkatan dari tahun 2011, yaitu dari 7 persen menjadi 10 persen.

Untuk kategori smartphone, Samsung menduduki peringkat pertama dengan total penjualan 28 persen, mengalahkan Apple yang total penjualannya cuma mencapai 20 persen pada tahun 2012. Berdasarkan perhitungan pada tahun 2011, Samsung juga menduduki peringkat pertama mengalahkan Apple dengan tingkat penjualan yang terus meningkat hingga tahun 2012. Di sisi lain, Nokia mengalami penurunan drastis dari 16 persen menjadi 5 persen pada tahun 2012. Hal yang sama terjadi dengan HTC dan RIM yang total penjualan masing-masing vendor hanya mencapai 5 persen.

Para konsumen Cina saat itu pun mengakui kalau kualitas ponsel lokal masih kalah saing dengan dua merek asing itu. Pun di masa silam, produk elektronik asal Jepang, AS atau Eropa dianggap lebih mumpuni. Namun merek Cina terus berinovasi. Mereka terus agresif meningkatkan dana riset dan pengembangan.

Hasilnya sekitar 3 tahun lalu Cina sukses memiliki 300 perusahaan ponsel lokal, meski belakangan menurun menjadi 200 perusahaan karena persaingan yang amat ketat. Beberapa merupakan kelompok elit dengan dana besar.

“Jelas tidak semua merek smartphone Cina sama sukses. Tapi kebanyakan dari mereka yang berhasil di pasar domestik punya peruntungan bagus juga di pasar global,” kata periset senior IDC Asia Pasifik Kiranjeet Kaur.

Di bisnis smartphone, Huawei saat ini adalah runner up vendor ponsel terbesar sejagat, namun kalah dari Samsung. Huawei bekerja sama dengan brand kamera kenamaan Leica.

Hal ini tentu membuat Samsung dan Apple kewalahan dengan adanya kejadian di Cina ini. Harga iPhone yang mahal membuat banyak calon konsumen mundur. Dari sinilah pertahanan Cina mengembangkan smartphonenya yaitu bermain dengan harga yang dapat di jangkau Warga Cina.

Bahkan menurut riset dari Perusahaan riset pasar bisnis elektronik, Canalys untuk performa produsen ponsel utama di pasar Indonesia pada kuartal III/2020.

Dilansir melalui Gizmochina, Oppo disebutkan menguasai 24 persen pangsa pasar Tanah Air dengan pertumbuhan minus 4 persen dibandingkan tahun lalu dan disusul oleh Vivo yang menduduki peringkat dengan perolehan yang sama, yakni 24 persen dengan pertumbuhan 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal ini mengartikan bahwa untuk kuartal III/2020 vendor asal Cina kembali mendominasi pasar di Tanah Air. Pasalnya, Xiaomi turut berada di posisi ketiga dengan pangsa pasar 17 persen dengan angka pertumbuhan minus 27 persen dari 2019.

Adapun, pada posisi keempat raksasa teknologi asal Korea Selatan, Samsung meraih 15 persen pangsa pasar Tanah Air dengan pertumbuhan minus 34 persen.

Selanjutnya, ponsel pintar dari China, Realme menduduki peringkat kelima depan menguasai 14 persen pasar. Kemudian, mereka mengalami pertumbuhan positif di angka 15 persen.

Reporter Magang : Dhea Nurmalita

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini