MATA INDONESIA, JAKARTA – Societa Sportiva Lazio atau lebih terkenal dengan nama Lazio. Sebuah klub sepak bola profesional asal Italia yang bermarkas di Roma.
Berdiri pada 9 Januari 1900 di distrik Prati di Roma dengan nama Societa Podistica Lazio. Klub ini secara resmi meluncurkan tim sepak bolanya pada 9 Januari 1910 dan bergabung dengan liga pada dua tahun kemudian.
Pada 1927, klub ini menjadi satu-satunya yang bertahan dari percobaan rezim Fasis untuk menggabungkan semua tim sepak bola asal Roma, yang sekarang bernama AS Roma.
Pada 1929, Lazio yang dipimpin penyerang legendaris Silvio Piola akhirnya bermain pertama kalinya di Serie A dan mencapai peringkat kedua pada akhir musim 1937. Kemudian pada dekade 1950-an, Lazio mengalami fase naik-turun hingga akhirnya degradasi ke Serie B pada musim 1961, tapi mampu promosi dua tahun kemudian.
Biancocelesti kembali merasakan degradasi pada musim 1970-1971, walaupun kembali ke Serie A pada 1972-1973. Setahun kemudian, Lazio langsung menjadi pesaing utama AC Milan dan Juventus dalam perburuan gelar, mereka hanya kalah pada laga terakhir musim tersebut. Namun, semua itu juga berakhir tragis karena kematian Re Cecconi dan Maestrelli.
Musim 1980, Lazio mengalami masa kelam sepanjang sejarah klub. Mereka dihukum degredasi ke Serie B karena skandal perjudian bersama AC Milan. Le Aquille kembali ke divisi teratas pada 1983, meski harus terseok-seok dan kembali degradasi pada musim 1984-1985, dengan menyelesaikan musim dengan 15 poin dan menjadi juru kunci.
Dua musim kemudian, poin Lazio di liga berkurang sembilan karena skandal perjudian yang melibat Claudio Vinazzani. Perjuangan berat kembali dirasakan tim yang bermarkas di Stadio Olimpico Roma ini, mereka hampir turun ke Serie C setelah selamat berkat mengalahkan tim seperti Taranto dan Campobasso.
Kedatangan Sergio Cragnotti pada 1922, mengubah sejarah klub tersebut. Cragnotti berturut-turut memecahkan rekor transfer untuk pemain dengan posisi bintang utama. Seperti Sebastian Veron (18 juta Euro), Christian Vieri (19 juta Euro), dan pernah memecahkan rekor transfer dunia setelah membeli Hernan Crespo dari Parma seharga 35 juta Euro.
Lazio langganan finish pada klasemen atas pada periode 1995-1999, hingga akhirnya menjadi juara untuk kedua kalinya pada musim 2000. Pemain-pemain seperti Sinisa Mihajlovic, Alessandro Nesta, Marcelo Salas, dan Pavel Nedved menjadi faktor utama keberhasilan klub tersebut.
Pada 2002, sebuah skandal keuangan melibatkan Cragnotti dan perusahaan makanan multinasional, Cirio. Hal tersebut membuat ia harus meninggalkan klub dan terpaksa menjual beberapa pemain bintangnya. Salah satunya Alesaandro Nesta.
Untuk kedua kalinya, Lazio harus mendapat hukuman pengurangan poinnya pada 2006-2007. Meski begitu, mereka sukses meraih peringkat ketiga Serie A dan lolos ke babak kualifikasi Liga Champions UEFA. Hingga melaju ke fase grup setelah mengalahkan Dinamo Bucuresti.
Sejauh ini, Lazio telah memenangkan dua kali juara Liga Italia, tujuh kali Piala Italia, lima Piala Super Italia, dan masing-masing satu trofi Piala Winners UEFA dan Piala Super UEFA.
Suporter dan Rivalitas
Irriducibili Lazio yang berdiri pada 1987 adalah sebuah wadah untuk suporter fanatik mereka. Di setiap pertandingannya, ultras Lazio selalu menampilkan gaya mendukung dari pendukung Inggris dengan mengadopsi cara mendukungnya.
Lazio memiliki rivalitas dengan tim sekota yaitu AS Roma. Kedua suporternya selalu menyebut laga yang mempertemukan dua tim tersebut dengan Derby Della Capitale. Pertandingan dengan AS Roma selalu berlangsung sengit dan penuh gengsi. Hal itu untuk membuktikan tim terkuat yang ada di ibu kota Italia.
Selain itu, Lazio juga memiliki rivalitas dengan klub Italia lainnya, Livorno dan Napoli. Hal ini karena perbedaan pandangan politik dari pendukung dan pemilik klub masing-masing. Meski begitu, mereka juga memiliki teman dan kedekatan dengan tim lain. Seperti Inter Milan, Triestina, dan Hellas Verona.
Reporter : Afif Ardiansyah