Situng KPU: Jokowi-Ma’ruf Unggul Hampir 14 Juta Suara dari Prabowo-Sandiaga

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin semakin meninggalkan Pasangan Prabowo-Sandiaga dalam perolehan suara Pemilihan Presiden 2019

Di Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Kamis 9 Mei 2019 pukul 05.15 WIB. Pasangan petahana unggul hampir 14 juta suara atau 13.961.786.

Menurut kpu.go.id suara di Situng KPU menunjukkan Jokowi-Ma’ruf memperoleh 63.020.235 sedangan Prabowo-Sandiaga 49.058.449.

Data itu berasal dari formulir C-1 di 594.835 tempat pemungutan suara (TPS) dari 813.350 TPS.

Secara persentase, pasangan calon presiden-calon wakil presiden 01 itu 56,23 persen, sedangkan pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperoleh 43,77 persen.

Secara total dari 34 provinsi di seluruh Indonesia, Bengkulu sudah menyelesaikan penghitungan hingga 100 persen dari seluruh TPS di provinsi tersebut.

Beberapa provinsi yang hampir menuntaskan perhitungan seluruh TPS, antara lain Bali dengan total perhitungan sudah mencapai 99,9 persen TPS, Gorontalo hingga 99,9 persen TPS, dan Sulawesi Barat hingga 98,9 persen TPS.

Dalam pernyataan resmi sebagai pernyataan “disclaimer” di Situng, KPU menekankan bahwa data entri yang ditampilkan pada Menu Hitung Suara adalah data yang disalin apa adanya atau sesuai dengan angka yang tertulis pada Salinan Formulir C1 yang diterima KPU kabupaten atau kota dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Apabila terdapat kekeliruan pengisian data pada Formulir C1, dapat dilakukan perbaikan pada rapat pleno terbuka rekapitulasi di tingkat kecamatan.

Apabila terdapat perbedaan data antara entri di Situng dan Salinan Formulir C1, akan dilakukan koreksi sesuai data yang tertulis di Salinan Formulir C1.

Selain itu, data yang ditampilkan di Situng bukan merupakan hasil resmi penghitungan perolehan suara. Penetapan hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara dilakukan hingga 22 Mei 2019.

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini