Produksi Pertanian Meningkat, Indonesia Mantap Melangkah ke Era Swasembada Pangan

Baca Juga

Oleh: Nur Utunissa

Produksi pertanian nasional menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menandakan langkah besar Indonesia menuju cita-cita besar swasembada pangan. Kinerja sektor pertanian yang kian kuat bukan hanya menggambarkan keberhasilan dalam meningkatkan kuantitas produksi, tetapi juga mencerminkan kemampuan bangsa dalam memperbaiki tata kelola sumber daya, memperkuat infrastruktur, serta memaksimalkan inovasi dalam sistem budidaya dan pengelolaan pasca panen. Dengan hasil panen yang semakin melimpah, rantai distribusi yang lebih tertata, serta peningkatan kualitas tanaman pangan yang makin kompetitif, Indonesia kini melangkah lebih mantap menuju era kedaulatan pangan dan kemandirian produksi nasional.

Sektor pertanian memiliki posisi strategis dalam struktur ekonomi Indonesia. Selama ini, sebagian besar komoditas pangan utama seperti beras, jagung, kedelai, gula, dan berbagai hortikultura masih membutuhkan kerja keras untuk memenuhi kebutuhan nasional secara utuh. Namun peningkatan produksi dalam dua hingga tiga tahun terakhir memberikan angin baru bagi upaya penguatan cadangan pangan dalam negeri. Produktivitas lahan semakin membaik, teknologi pertanian semakin meluas penggunaannya, dan tingkat ketergantungan pada impor secara bertahap mulai menurun. Tren ini memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk membangun ketahanan pangan jangka panjang yang stabil, bahkan melampaui sekadar memenuhi kebutuhan konsumsi dan bergerak menuju peluang ekspor.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa perkiraan produksi tahun 2025 juga tercatan melampaui capaian tertinggi sebelumnya pada 2022 yang mencapai 31,54 juta ton. Capaian produksi ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia berada di ambang pintu swasembada beras. Selain itu, menurut Amran, pemerintah terus memperkuat berbagai program strategis seperti sawah baru, optimalisasi lahan, rehabilitasi jaringan irigasi, hingga penggunaan teknologi pertanian. Hal ini juga didorong dengan kebijakan yang berpihak kepada petani.

Kemajuan nyata dalam pertanian tidak lepas dari peningkatan kualitas benih unggul, sistem pemupukan yang lebih efisien, serta penerapan mekanisasi modern dalam proses budidaya. Di banyak wilayah sentra pangan, penggunaan mesin pertanian telah mengurangi waktu dan biaya produksi, sekaligus meningkatkan kapasitas panen. Gabungan antara pengetahuan tradisional petani dan teknologi baru menciptakan pola kerja yang lebih produktif dan adaptif terhadap perubahan iklim. Lahan yang semula hanya mampu berproduksi sekali dalam satu tahun kini di beberapa daerah sudah dapat menghasilkan panen ganda, bahkan tiga kali dalam satu periode tanam. Efisiensi ini memungkinkan peningkatan output yang signifikan tanpa harus memperluas area tanam secara besar-besaran.

Selain produksi padi yang terus menunjukkan tren positif, berbagai komoditas strategis lainnya turut mengalami peningkatan. Jagung sebagai bahan baku utama pakan ternak dan industri pangan olahan tumbuh dengan stabil. Kedelai yang sebelumnya sering menjadi komoditas impor mulai digenjot produksinya melalui perluasan areal tanam di beberapa wilayah potensial. Produk hortikultura seperti cabai, bawang, tomat, dan berbagai sayuran komersial menunjukkan ketersediaan yang lebih merata sepanjang tahun. Hal ini berkontribusi pada stabilitas harga pasar sehingga gejolak inflasi pangan dapat ditekan secara lebih efektif. Di sisi lain, sektor perkebunan memberikan kontribusi besar melalui peningkatan nilai tambah dan penguatan rantai pasok industri agro.

Ketika produksi pangan dalam negeri meningkat, industri pengolahan pangan turut berkembang pesat. Bahan baku pertanian yang melimpah menjadi pendorong tumbuhnya usaha mikro, kecil, dan menengah dalam bidang food processing. Nilai tambah yang diciptakan dari pengolahan hasil panen tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga membuka lapangan kerja baru. Produk turunan dari jagung, kedelai, maupun singkong kini semakin variatif dan mampu masuk ke pasar ritel modern serta platform perdagangan digital. Ekonomi desa terdorong lebih cepat berkembang karena pertanian kini tidak lagi hanya sekadar menghasilkan bahan mentah, tetapi juga produk siap konsumsi dengan nilai ekonomi tinggi.

Swasembada pangan juga berkaitan erat dengan stabilitas sosial dan kemandirian suatu bangsa. Kecukupan pangan menjadi pondasi penting dalam menjaga daya tahan ekonomi, terutama di tengah dinamika global dan ancaman krisis pangan dunia.

Presiden RI, Prabowo Subianto menegaskan bahwa kebijakan pangan nasional yang dijalankan selama ini telah menunjukkan hasil yang nyata. Bahkan, sejumlah pemimpin dunia mulai mengakui keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas pangan di tengah berbagai tekanan global. Menurut Presiden Prabowo, apresiasi internasional ini tidak lepas dari kerja keras dan sinergi seluruh elemen bangsa dalam membangun sistem pangan yang tangguh.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan kebijakan pangan yang dijalankan pemerintah tidak hanya berfokus pada ketersediaan stok, tetapi juga menyasar penguatan sistem pangan dari hulu ke hilir. Arief menegaskan, tiga pilar utama yang harus dijaga adalah ketersediaan (availability), keterjangkauan (affordability), dan aksesibilitas (accessibility). Ketiganya merupakan syarat menuju ketahanan dan kedaulatan pangan.

Jika tren positif ini terjaga dan diperkuat secara berkelanjutan, Indonesia dapat memasuki era baru di mana berbagai komoditas pangan utama tidak lagi bergantung pada impor. Sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan kerja nyata kolektif, namun perlahan mulai menunjukkan hasil nyata dan menumbuhkan keyakinan bahwa masa depan pangan Indonesia berada di tangan sendiri.

*) Penulis adalah Penulis adalah Pegiat Literasi pada Narasi Nusa Institute

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Tingkatkan Kualitas Tata Kelola BGN untuk Mengoptimalkan Program MBG

Oleh : Toni Setiawan )* Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah bukan sekadar kebijakan bantuan pangan, tetapi investasi jangka...
- Advertisement -

Baca berita yang ini