Oleh : Roy Andarek*)
Papua terus menjadi perhatian nasional dalam upaya menciptakan keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya. Pemerintah bersama aparat keamanan, yakni TNI dan Polri, terus mengupayakan pendekatan yang menyeluruh dan holistik untuk mengatasi permasalahan yang ada, termasuk ancaman dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Pendekatan ini tidak hanya menitikberatkan pada aspek keamanan, tetapi juga mencakup dimensi hukum, sosial, dan spiritual.
Pendeta Petrus Bonyadone, salah satu tokoh agama di Papua, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah dan aparat keamanan atas dedikasi luar biasa mereka dalam menjaga situasi keamanan di wilayah Papua. Ia menyatakan bahwa TNI dan Polri telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam melindungi masyarakat Papua dari berbagai ancaman kekerasan yang kerap terjadi di wilayah tersebut.
Pendeta Petrus menyampaikan apresiasinya terhadap kerja keras TNI dan Polri dalam menjaga keamanan di Papua. Ia juga menekankan bahwa kinerja aparat yang berlandaskan hukum dan nilai-nilai spiritual sangat penting agar setiap keputusan yang diambil tidak hanya mencerminkan penegakan hukum, tetapi juga kebaikan dan keadilan bagi seluruh masyarakat.
Ia juga menyoroti pentingnya harmoni antarumat beragama sebagai kunci dalam menciptakan kedamaian di Papua. Dalam hal ini, peran TNI-Polri dinilainya sangat signifikan. Dengan menjaga kerukunan antarumat beragama, potensi konflik sosial dapat diminimalkan, sehingga masyarakat dapat hidup berdampingan secara damai dan harmonis.
Sementara itu, Ketua Pemuda Adat Papua, Yan Cristian Arebo, menyerukan kepada seluruh masyarakat Papua untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di tahun 2025. Seruan ini menjadi penting di tengah dinamika sosial dan politik yang terjadi belakangan ini. Menurutnya, stabilitas dan harmoni di Papua hanya dapat terwujud apabila ada kolaborasi yang baik antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat.
Yan Cristian Arebo mengapresiasi langkah pemerintah dan aparat keamanan yang terus berupaya menjaga stabilitas di Tanah Papua. Ia mengingatkan bahwa dukungan dari masyarakat sangatlah penting. Dengan kerja sama antara semua pihak, perdamaian yang diharapkan dapat terwujud.
Seruan ini semakin relevan mengingat insiden kekerasan bersenjata yang baru-baru ini terjadi di Kabupaten Yalimo pada 8 Januari 2025. Dua warga sipil menjadi korban dalam aksi tersebut, yang diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Peristiwa ini kembali menjadi pengingat akan pentingnya penanganan serius terhadap ancaman keamanan di Papua.
Kapolda Papua, Irjen. Pol. Patrige Renwarin, langsung mengambil langkah tegas dengan mengerahkan personel yang tergabung dalam Satgas Operasi Damai Cartenz untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami kasus tersebut untuk memastikan apakah pelaku berasal dari kelompok yang ada di Yalimo atau merupakan kelompok baru yang datang dari luar wilayah tersebut.
Kapolda Patrige menjelaskan bahwa Satgas Operasi Damai Cartenz sengaja didatangkan untuk membantu mengungkap kasus ini dan menegakkan hukum terhadap kelompok-kelompok yang melakukan aksi teror di tengah masyarakat. Ia menegaskan bahwa keamanan masyarakat adalah prioritas utama mereka.
Pendekatan holistik yang diterapkan oleh pemerintah dalam menangani masalah Papua mencakup berbagai aspek. Di satu sisi, langkah-langkah penegakan hukum terus dilakukan untuk memastikan keamanan masyarakat. Di sisi lain, pendekatan humanis juga diutamakan, dengan menggandeng tokoh agama, pemuda adat, dan elemen masyarakat lainnya untuk menciptakan dialog yang konstruktif.
Selain itu, Ketua Pemuda Adat Papua itu juga menyoroti pentingnya pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari upaya menciptakan Papua yang damai. Ia menilai bahwa langkah pemerintah dalam meningkatkan akses pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur di Papua merupakan bagian dari pendekatan holistik yang patut diapresiasi. Dengan memberikan masyarakat Papua kesempatan yang lebih besar untuk berkembang, potensi konflik dapat diminimalkan.
Namun, Yan Cristian juga mengingatkan bahwa perjuangan untuk perdamaian di Papua tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah dan aparat keamanan. Ia menekankan bahwa masyarakat Papua sendiri harus memiliki kesadaran dan komitmen untuk menjaga keamanan di lingkungannya masing-masing.
Yan Cristian mengungkapkan bahwa Papua adalah rumah bersama yang harus dijaga agar tetap aman dan damai. Ia mengimbau agar masyarakat tidak membiarkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab merusak keharmonisan yang sudah terbangun.
Dengan komitmen bersama dari pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat, Papua yang damai bukanlah sekadar harapan, melainkan suatu kenyataan yang dapat diwujudkan. Pendekatan holistik yang melibatkan berbagai aspek kehidupan masyarakat menjadi kunci utama dalam menciptakan stabilitas di tanah yang kaya akan budaya dan sumber daya ini.
Upaya pemerintah untuk terus menjaga keamanan di Papua, seperti yang terlihat dalam penanganan kasus di Yalimo, menunjukkan bahwa langkah-langkah tegas dan terukur tetap diperlukan untuk memastikan keselamatan masyarakat. Namun, di balik semua itu, penting bagi seluruh elemen bangsa untuk memahami bahwa kedamaian sejati hanya bisa tercapai melalui kerja sama, dialog, dan semangat persatuan.
*) Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta