Pemanasan Global Bisa Sebabkan Kelangkaan Beras!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Perubahan iklim karena pemanasan global membuat beberapa makanan pokok mulai susah dicari. Sebagaimana diketahui, perubahan iklim juga mengakibatkan menurunnya kualitas pada makanan pokok.

Pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim juga menjadi salah satu alasan penanaman jenis makanan bisa terganggu. Bahkan makanan bisa gagal panen dan terancam musnah. Padahal makanan-makanan seperti beras, gandum, apel, kacang panjang, kentang, dan sebagainya dapat bermanfaat bagi tubuh.

Selain itu konsumsi daging, juga harus dikurangi karena produksi daging merah menghabiskan lebih banyak emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan produksi daging ayam, buah-buahan, sayur-sayuran, dan sereal.

Beberapa makanan pengganti makanan pokok yang bakal sulit ditemui akibat pemanasan global di antaranya:

Sorghum

Sorghum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang tahan di tengah kondisi perubahan iklim. Tanaman ini banyak dikembangkan di India dan negara-negara Afrika.

“Perubahan iklim adalah salah satu kesempatan bagi sorghum. Perubahan iklim menyebabkan kebanyakan area dimana kita menanam tanaman pangan mengalami kekeringan dan peningkatan suhu,” kata Tesfaye T. Tesso Ph.D, peneliti sorghum dari Amerika Serikat di Jakarta, Rabu (2/3/2011).

Tesso menuturkan bahwa Sorghum memiliki kapasitas dengan ekstrak kelembapan tanah yang tinggi. Sorghum juga mempunyai tingkat penguapan air di daun yang rendsah dan kapasitas untuk mengekstrak nutrisi tanah bisa bertahan.

Tesso juga mengatakan bahwa ada lima negara yang dapat memproduksi sorghum terbesar di antaranya Amerika Serikat, Nigeria, Sudan, India, dan Ethiophia. Bahkan Indonesia juga dapat memproduksi sorghum jika serius dalam mengembangkannya.

Salah satu halnya dengan pemuliaan bibit.bibit yang sesuai dengan kondisi iklim di Indonesia, dengan teknologi nuklir. Produk-produk dari sorghum meliputi pilus sorghum, kue sorghum, dan brondong sorghum.

Pisang

Tanaman pisang merupakan tanaman keempat terpenting di negara setelah beras, gandum, dan jagung. Pisang bisa menjadi alternatif makanan jika makanan pokok sulit ditemukan. Pisang juga menjadi salah satu komoditas yang berpeluang tinggi untuk diversifikasi bahan pangan pokok di Indonesia.

Pisang memiliki daya adaptasi luas yang dapat tumbuh baik dengan lahan kering maupun daerah dengan curah hujan rendah. Bahkan di Indonesia tahun 2020 produksi pisang mencapai 8.182.756 ton.

Larva dan Rumput Laut

Sebuah peneliti dari Universitas of Cambridge mengungkapkan bahwa sumber makanan seperti ulat bambum alga, jamur bisa menjadi penyelamat bahan pangan alternatif yang berkelanjutan.

Sebuah jurnal yang dipublikasikan di jurnal Nature Food juga menyebutkan bahwa sumber makanan tersebut dapat diproduksi secara massal dan dikonsumsi untuk memerangi malnutrisi global di masa depan.

“Makanan seperti rumput laut, lalat, ulat bambu, dan ganggang bersel tunggal seperti chlorella, berpotensi memberikan pola makan sehat dan tahan risiko yang dapat mengatasi malnutrisi di seluruh dunia,” kata Dr Asaf Tzachor dari Centre for the Study of Existential Risk (CSER) di University of Cambridge.

Peneliti juga percaya bahwa makanan seperti seranggan dan ganggang dapat mengubah bagaimana sistem makanan beroperasi karena dapat ditanam dengan skala besar tanpa perlu membutuhkan lahan yang luas.

Jika masih mengandalkan makanan dari pertanian konvensional, maka sistem pasokan akan berbahaya. Pasalnya makanan tersebut dapat mengalami gangguan serius seperti hama, bencana lingkungan, bahkan juga pandemi.

 Reporter : Indah Suci Raudlah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wabup Sleman : Ini Komitmen Kita Untuk Membersamai Seluruh Umat Beragama

Mata Indonesia, Sleman - Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menghadiri kegiatan Doa Syukur Umat Hindu dalam rangka menyambut Hari Jadi ke-108 Kabupaten Sleman yang bertempat di Pura Widya Dharma, Dero, Wedomartani, Ngemplak pada Minggu (12/5).
- Advertisement -

Baca berita yang ini