Pakai Yahoo? Tenang Saja Masih Bisa Diakses

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Apakah kalian masih punya email Yahoo? Atau pernah mencoba menggunakan Yahoo untuk berselancar mencari data di internet?

Kini nama Yahoo sudah tenggelam oleh Google. Sebelum ada Google, Yahoo merupakan situs pencarian paling populer di dunia. Namun saat ini, Google lah yang paling populer. Lalu kemanakah Yahoo sekarang?

Mesin pencari milik Yahoo kini memang sudah lama ditinggalkan para penggunanya. Dan ini membuat Google tak ada pesaing sehingga makin besar. Namun, Situs mesin pencari Yahoo dan Yahoo Mail masih bisa digunakan oleh para penggunanya sampai saat ini meskipun Yahoo telah menurup beberapa fiturnya seperti Yahoo Group dan Yahoo Answer.

Yahoo merupakan raja mesin pencari pada masa awal tahun 2000. Mereka membawahi beberapa situs dengan traffic paling tinggi di internet dan memiliki valuasi pasar hingga 125 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 1.643 triliun.

Pada tahun 2001, perusahaan berbasis internet mulai bertumbangan. Namun, Yahoo mampu bertahan di masa-masa sulit tersebut. Yahoo kemudian mengganti CEOnya. Perusahaan ini menunjuk Terry Semel, mantan eksekutif Warner Brothers.

Kemudian, Google dan Facebook tumbuh dengan sangat pesat. Google dan Facebook menjadi raksasa yang melahap bisnis Yahoo. Kedua perusahaan itu tidak dapat menjadi salah satu alasan mengapa Yahoo terpuruk.

Perkembangan Yahoo tidak terpusat pada teknologi mesin pencari yang mestinya merupakan inti dari bisnis mereka. Keputusan-keputusan perusahaan terombang-ambing di antara enam orang CEO yang seringkali mementingkan konten ketimbang teknologi. Hal seperti itu sebenarnya bisa dimaklumi. Sejak awal pendiriannya, Yahoo bukanlah perusahaan yang kental dengan pengaruh teknologi.

Tahun ke tahun, Yahoo semakin merosot. Harga sahamnya pun semakin turun. Tahun 2008, Yahoo mulai menunjukkan tanda-tanda kemunduran. Microsoft menawarkan senilai USD 44,6 miliar. Namun ditolak oleh CEO Yahoo Jerry Yang, karena menganggap tawaran itu terlampau rendah.

Padahal, tiga tahun setelah tawaran Microsoft itu, kapitalisasi pasar Yahoo hanya USD 22,24 miliar.

Yahoo tak pernah mampu bangkit seperti masa keemasannya dulu. Walau sudah bergonta-ganti CEO. Kapitalisasi pasar mereka makin anjlok. Mereka lakukan PHK besar-besaran dan operasional kantor di berbagai negara termasuk Indonesia ditutup.

Pada tahun 2012, mantan pegawai Google, Marissa Mayer, menjadi CEO Yahoo. Pada masa jabatannya, Yahoo melakukan beberapa gebrakan, salah satunya bermitra dengan para pesaingnya sendiri, yaitu Google. Yahoo bermitra dengan Google dan menggunakan search engine Google. Selain menggunakan layanan mesin pencari Google, Yahoo juga menggunakan platform iklan online milik pesaingnya itu.

Pada 2017, sebuah operator seluler asal Amerika Serikat, Verizon, membeli Yahoo. Verizon mengakuisisi Yahoo sebesar 4,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 64,9 triliun).

Tidak lama setelah itu, Verizon mengumumkan akan menjual Yahoo dan AOL. Verizon mengumumkan akan menjual AOL dan Yahoo senilai USD 5 miliar atau setara Rp 72,25 triliun ke Apollo Management. Kedua perusahaan ini bergabung dengan nama Yahoo. Perusahaan ekuitas swasta Apollo Global Management kini menjadi pemilik Yahoo.

Yahoo berdiri puluhan tahun lalu, tepatnya di 1994. Awalnya, Yahoo adalah sebuah direktori website bernama David’s Guide to the World Wide Web. Pendiri Website adalah Jerry Yang, imigran asal Taiwan yang baru lulus dari Stanford. Ia bekerjasama dengan David Filo, seorang programmer dari Lousiana.

Para pengguna internet takjub dan mereka pun banyak yang menyukai dan menggunakan direktori itu. Tahun berikutnya, Sequoia Capital menyuntikkan modal untuk perusahaan yang berganti nama jadi Yahoo itu, lalu menunjuk mantan eksekutif Motorola, Tim Kogle, sebagai CEO. Jerry Yang dan David Filo masih banyak terlibat.

Masa itulah Yahoo berjaya tanpa tandingan. Tahun 1998, Yahoo adalah website paling populer dan telah go public.

Reporter: Dinda Nurshinta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini