MINEWS.ID, TIMIKA – KPU dan Bawaslu Mimika membatalkan evakuasi 80 kotak suara dari Distrik Alama karena helikopter yang bakal mengangkutnya ditembaki kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Hal itu terjadi pada 19 April 2019 saat helikopter milik TNI AD akan mengambil kotak suara tersebut berserta logistik Pemilu lainnya untuk dibawa Timika.
Namun saat heli akan mendarat sudah disambut tembakan dari KKB, 19 April 2019. Maka penjemputan pun terpaksa dibatalkan.
Beruntung formulir C1 sudah berhasil diselamatkan terlebih dahulu, sehingga proses rekapitulasi suara hanya menggunakan formulir tersebut.
Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto mengamankan C1 bersama Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Pio L Nainggolan saat menjemput petugas KPPS, PPD dan anggota pengamanan.
“Sesuai pembicaraan kami dengan komisioner KPU dan komisioner Bawaslu Mimika maka diputuskan bahwa logistik yang tertinggal di Alama itu tidak lagi kita angkut ke Timika. Ini semata-mata karena pertimbangan faktor keselamatan,” kata AKBP Agung seperti dikutip Minggu 28 April 2019.
Kapolres menyebut insiden penyerangan oleh KKB di Distrik Alama baru pertama kali terjadi.
Pascainsiden penembakan terhadap helikopter Penerbad, hingga tidak ada maskapai penerbangan yang melayani penerbangan ke Distrik Alama.
Alama memang termasuk daerah terpencil atau remote area. Di sana bahkan tidak ada satuan TNI maupun Polri yang ditugaskan.
Distrik Alama yang terletak di sisi timur laut Kabupaten Mimika berbatasan langsung dengan sejumlah kabupaten tetangga seperti Kabupaten Nduga dan Kabupaten Puncak yang selama ini dikenal rawan dengan aksi kekerasan bersenjata api oleh KKB.
Menurut Kapolres, para petugas KPPS, PPS dan PPD Distrik Alama sedang menggelar pleno rekapitulasi dan penghitungan suara pemilu 17 April 2019 di Gedung Eme Neme Yauware Timika.