Motor-motor Klasik Berdaya Listrik Memulai Perubahan Udara di Kota Besar Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tren melanda sejumlah pemilik motor klasik seperti vespa. Mereka memulai perubahan supaya motor mereka tidak lagi menghasilkan polusi. Caranya dengan konversi mesin yang awalnya berbahan bakar minyak menjadi tenaga listrik.

Sejumlah bengkel konversi sekarang ini sedang laku keras terutama di Jakarta. Ini adalah bisnis tepat buat saat ini, meski keluhannya soal ketatnya syarat mengurus perubahan surat-suratnya.

Meski pemerintah sebenarnya sekarang sedang mempertimbangkan subsidi untuk masyarakat yang berkeinginan melakukan konversi sepeda motor. Apalagi, saat ini sepeda motor menjadi pilihan banyak masyarakat untuk transportasi karena murah, lincah, dan cepat. Indonesia menjadi negara terbesar ketiga di dunia dengan populasi kendaraan mesin roda dua, yang turut menyumbang emisi karbon.

Vesva PX 1981

Dari sekian banyak jenis vesva legendaris, mari kita berkenalan dengan Vesva PX keluaran tahun 1981. Di sebuah komunitas kendaraan roda dua  di Jakarta Pusat, Vespa PX ini tampak mencolok di tengah barisan sepeda motor matik lain yang terparkir di pinggir jalan. Penampakannya begitu klasik dengan lampu kotak. Namun mendapat sentuhan modern dengan sapuan cat biru doff, serta spion kotak yang menjulang di sisi kiri-kanan setang.

Kendaraan yang terkenal dengan bokong semok ini sudah tak lagi menggunakan mesin bawaannya. Mesinnya sudah berubah total dengan dinamo berdaya 3.500 watt. Lengkap dengan baterai Panasonic Tesla yang tersimpan di ruang tangki bensin.

Pemiliknya bernama Mawski. Pria berusia 31 tahun ini adalah pemilik motor klasik tersebut. “Motor ini sudah modren. keyless [kunci nirsentuh] ya, jadi saya nyalainnya pakai remote,” kata Mawski kepada BBC.

Setelah remote ditekan, vespa berbunyi bip-bip. Lampu LED depan menyala. Tak ada suara khas motor 2-tak yang biasanya berbarengan dengan kepulan asap. Hanya deru putaran dinamo yang samar terdengar di tengah suara kendaraan lainnya. Suaranya halus sehingga saat Vespa ini melaju di jalan sempat mencuri perhatian sebagian orang.

Hal ini membuat Mawski punya pengalaman lucu. Suatu kali, ia sampai paranoid saat seorang pengendara sepeda motor lain mengikutinya. “Saya curiga, takutnya begal. Setelah itu saya kebut, dia ikut kebut. Kemudian Saya pelan, dia ikut pelan. Akhirnya saya berhenti dekat banyak taksi mangkal. Nah, saya pikir akan ada tindak kejahatan nih. Ternyata nggak. ‘Mas, motornya kok nggak ada suaranya?’” cerita Mawski, tergelak.

Aksi kucing-kucingan tersebut berakhir di sebuah warung kopi di mana Mawski berbagi cerita pada orang asing tersebut bagaimana proses sepeda motornya dikonversi menjadi listrik. Pengalaman lainnya, ia juga pernah terjaring razia polisi lalu lintas.

“Pak, saya kendaraan elektrik. ‘Nggak, ini vespa. Kamu minggir,’” Kata Mawski sambil menirukan perintah polisi saat itu.

“Saya tunjukin suratnya segala macam, pas saya kasih tahu pakai baterai, baru, ‘Eh iya benar. Saya boleh coba nggak?‘ Ya, boleh coba, Pak,“ katanya sambil tertawa mengingat kejadian tersebut.

Mawski berkendara dengan vespa yang dikonversi menjadi tenaga listrik ini sudah hampir 1,5 tahun. Mulanya, ia dihadapi beberapa pilihan berkendara menggunakan sepeda motor listrik lainnya.

“Dari pilihan-pilihan tersebut, jarang yang punya value khusus atau nilai special. Makanya saya memilih, saya pakai motor vespa, yang motor lama, klasik, tapi punya fitur yang futuristik,” katanya.

Ia berbagi pengalaman menggunakan vespa klasik listrik yang ia sebut seperti telepon genggam, “kalau baterai habis tinggal charge [isi]“.

Tak perlu repot ganti oli atau busi.

Konfigurasi kecepatan, hentakan, dan daya listrik vespa ini bisa diatur melalui aplikasi dari telepon genggam.
Konfigurasi kecepatan, hentakan, dan daya listrik vespa ini bisa diatur melalui aplikasi dari telepon genggam.

Selama pemakaian, ia juga baru sekali mengganti kampas rem, dan baterainya diklaim bisa digunakan hingga tujuh tahun.

“Hidup saya jadi lebih mudah. Saya nggak pernah antre isi BBM. Itu salah satu hal yang menjengkelkan,” kata Mawski.

Vespa ini juga dilengkapi dengan pengaturan kecepatan hingga penggunaan daya listrik melalui aplikasi.

Kendaraan ini digunakan hampir tiap ke kantor, atau kumpul bersama teman-temannya dengan jarak tempuh sampai 40 kilometer.

Dalam satu bulan, Mawski merogoh kocek antara Rp15-20 ribu untuk keperluan pengisian baterai vespa yang dayanya bisa dihitung dari colokan listrik pintar.

Untuk mendapat keuntungan itu semua, biaya konversi yang dikeluarkan hampir mencapai Rp30 juta.

“Kalau dibilang mahal, dibandingkan dengan motor konvensional ya memang mahal. Tapi, anggap saja seperti ini. Kendaraan listrik ini memang sebuah investasi, yang nanti kalau kita bandingkan dengan motor konvensional, itu cost-nya akan lebih murah di 5 tahun, atau 10 tahun lagi.”

Di samping itu, Mawski juga mengakui adanya kekurangan motor listrik terkait dengan kecemasan kehabisan listrik di jalan, sampai baterai yang panas karena pemakaian.

Tapi itu semua, kata dia, bisa diatasi dengan perencanaan perjalanan dan pengelolaan pemakaian baterai tidak diisi saat sedang panas.

Penyimpanan Betarai Listrik di Vesva
Penyimpanan Betarai Listrik di Vesva

Konversi vespa milik Mawski dilakukan di bengkel Elders Garage. Bagian pemasarannya, Saugi Balfas mengatakan, bengkel ini mulai fokus melakukan konversi motor-motor klasik menjadi bertenaga listrik sejak 2020 silam.

Tahun-tahun sebelumnya, bengkel ini lebih banyak menangani sepeda motor custom [modifikasi sesuai selera pemilik kendaraan]. Akan tetapi untuk mendapatkan keuntungan bisa memakan waktu berbulan-bulan dan “habis untuk gaji mekanik”.

Saat ini, kata Saugi, dalam satu bulan, Elders Garage bisa menangani konversi atau menjual perangkat konversi siap pasang vespa atau honda C70 mencapai 30 unit.

Dan ternyata, bisnisnya tepat buat saat ini. Karena, banyak banget customer kita terutama yang sudah berumur, tapi pengen pakai vespa tanpa mogok bagaimana caranya. ”Ya sudahlah konversi,” kata Saugi kepada BBC.

Saat ini Elders Garage telah memiliki bengkel mitra di Bali, Bandung, Bogor, dan Medan.

Sementara itu, bengkel lain yang berkecimpung dalam konversi motor listrik adalah Petrikbike di Bekasi, Jawa Barat.

Pemilik bengkel Petrikbike, Ady Siswanto mengatakan konversi sepeda motor listrik saat ini “sudah banyak banget.“

“Sudah tren-nya. Kalau dulu hampir nggak ada. Karena hobi saja, makanya aku lebih suka konversi motor listrik,” kata Ady yang mengaku mulai menggeluti bengkel kendaraan listrik sejak 2015 karena “iseng“.

Dari mulai menggarap bengkel sendirian, Ady kini sudah memiliki 15 pekerja dan telah membuka cabang di Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Lagi kembangkan sayap, biar makin banyak bengkel-bengkel kita,” tambahnya.

Sepeda motor klasik yang bisa modifikasi di bengkel ini antara lain vespa, Honda C70, Honda Win, dan Yamaha A100.

“Paling satu bulan bisa 3-5 unit untuk konversi di tempat kita. Tapi untuk penjualan bahannya PNP [siap pasang], lumayan banyak satu bulan bisa 20-30 set,“ kata Ady.

Namun tak seperti Elders Garage yang saat ini sudah mengantongi sertifikat bengkel konversi listrik. Petrikbike masih merintis mendapatkan sertifikat. Saat ini setidaknya terdapat 10 bengkel konversi sepeda motor yang mendapat sertifikat dari pemerintah.

“Banyak customer yang ingin bikin legalitas. Sekarang lagi booming konversi motor. Surat-surat bahan bakar bensin jadi surat bahan bakar listrik. Saat ini kita masih terkendala,” kata Ady.

Namun, bagi Saugi maupun Ady mengakui syarat mendapatkan konversi sesuai aturan kementerian perhubungan sangat ketat, dan beberapa hal membutuhkan modifikasi tambahan. Syarat-syarat ini ada dalam Permenhub No. 65 tahun 2020.

“Vespa Sprint, Super, VBB, aslinya itu tidak ada [lampu] sign. Dan, mau nggak mau kita harus melengkapi itu. Kalau yang tahun 1970 ke bawah, itu spion pun hanya kiri doang kalau motor vespa. Dan, mau nggak mau kalau mau jadi surat biru, harus lengkap,“ kata Saugi.

Sementara itu, Ady juga mengatakan syarat lain adalah perlu menyesuaikan berat kendaraan sepeda motor setelah konversi. Termasuk modifikasi pada bagian lampu.

“Lampu masuk juga masuk pengujian. Minimal lumennya berapa. Sedangkan motornya masih lama yang minimal lumennya masih kecil,” jelas Ady.

Persoalan persyaratan ini terungkap dari pernyataan Juru bicara Dirjen Perhubungan Darat, Fitra Setiawan. Ia merujuk pada peraturan perundang-undangan di bidang LLAJ. Bahwa setiap kendaraan yang beroperasi di jalan wajib memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Salah satunya aspek teknis kendaraan bermotor berupa lampu sign.

“Syarat-syarat ini atas pertimbangan keselamatan, baik pengguna maupun masyarakat umum,” kata Fitra.

Kementerian Perhubungan menargetkan tahun ini akan terdapat 50 bengkel konversi motor berbahan bakar minyak ke listrik. Jumlah motor hasil konversi yang terdaftar di Kemenhub baru sebatas 107 unit, jauh dari target 1.000 konversi di tahun 2022.

Wacana subsidi konversi

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi baru-baru ini mempertimbangkan untuk memberi subsidi bagi konversi sepeda motor dengan penggerak BBM menjadi kendaraan listrik berbasis baterai.

“Kami bersama Kementerian/Lembaga dan unsur terkait, tengah berdiskusi mengupayakan ada subsidi untuk melakukan konversi dari kendaraan BBM ke listrik. Khususnya untuk sepeda motor,” ujar Menhub.

Subsidi konversi ini dari pengalihan alokasi anggaran subsidi BBM. “Dari pemerintah daerah juga bisa menginisiasi untuk mengalihkan anggaran yang kurang produktif. Agar beralih untuk memberikan subsidi biaya konversi ke kendaraan listrik,” katanya.

Saat ini rata-rata konversi sepeda motor BBM ke listrik sekitar Rp15 juta. Uji tipe kendaraan ini sebesar Rp 4,5 juta, sementara motor konvensional Rp 9,5 juta.

“Ke depan kita upayakan uji tipe gratis. Lalu, kita upayakan juga uji tipe tidak hanya oleh Kemenhub. Tetapi bisa di bengkel umum yang sudah tersertifikasi,” kata Menteri Budi.

Rencana subsidi untuk konversi ini mendapat sorotan dari Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno.

Ia mengungkapkan konversi ini hanya mampu menjawab udara bersih, akan tetapi tidak untuk mengurai kemacetan lalu lintas di kota-kota Indonesia.

“Kalau cuma kendaraannya, kita ingin apa dapatnya? Udara bersih saja, atau mengurai kemacetan juga?” katanya.

Menurutnya, yang menjadi tanggung jawab pemerintah adalah memberikan transportasi publik yang aman, nyaman, cepat dan ramah lingkungan.

“Kalau mau dua-duanya [udara bersih dan mengurai lalu linta], ya public transport sudah,” kata Djoko.

Kendati terdapat syarat ketat mengubah surat-surat kendaraan konversi listrik, masyarakat nampaknya tetap antusias mengganti mesin kendaraan agar lebih ramah lingkungan. Hal ini setidaknya terlihat dari peningkatan penjualan perangkat konversi di Elders Garage dan Petrikbike.

Surat-surat kendaraan vespa milik Mawski sampai saat ini masih berstatus berbahan bakar minyak alias belum menjadi “plat biru” – plat kendaraan listrik berupa garis biru di bawah nomor kendaraan untuk memudahkan identifikasi para petugas kepolisian.

Tapi demi udara bersih, vespanya tetap melaju setiap hari di atas aspal.

“Ini sebuah terobosan, apalagi untuk mengurangi emisi karbon di Jakarta … makin banyak yang konversi, makin baik untuk pengurangan emisi di Jakarta,“ kata Mawski.

Sepeda motor merupakan transportasi paling murah. Cepat dan banyak penggunanya di kota-kota besar Indonesia.

Saat ini populasinya hampir 120 juta unit di seluruh Indonesia. Rata-rata penjualan sepeda motor baru 10.000 unit per hari. Lebih dari 50 persen kepemilikan sepeda motor ini berada di Pulau Jawa. Indonesia pernah menjadi negara paling tinggi ketiga dengan populasi sepeda motor di dunia

Sementara itu, Jakarta ikut menyumbang 13% dari total sepeda motor di Indonesia. Dengan rata-rata satu rumah tangga memiliki 1 – 2 unit. Keberadaan sepeda motor berbahan bakar minyak ikut menyumbang kualitas udara di Jakarta yang pada April lalu terburuk di dunia.

Sejauh ini pemerintah masih berwacana subsidi konversi sepeda motor, salah satu upaya untuk menekan emisi karbon hingga 29 persen di 2030.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini