Kisah Dragon Ball, Manga Jepang Paling Terkenal di Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, TOKYO  – Kame-Hame-Ha!

Jika Anda membaca kata tersebut dan tidak paham artinya, Anda perlu membaca manga.

Ini sebutan untuk komik asal Jepang. Kamehameha adalah jurus serangan energi Son Goku, tokoh utama manga berjudul Dragon Ball.

Selama 30 tahun, manga tersebut telah menghibur jutaan orang di seluruh dunia melalui buku, serial televisi. Hingga film terbaru yang akan tayang pada 26 Agustus 2022 mendatang dengan judul “Dragon Ball Super: Super Hero“.

 

Tidak berlebihan apabila Dragon Ball disebut sebagai salah satu manga paling terkenal. Manga ini mulai muncul di Weekly Shonen Jump dan tankobon [terbitan dalam bentuk monograf] pada 1984. Dragon Ball kemudian jadi anime [Dragon Ball dan Dragon Ball Z], yang tayang di stasiun televisi dari tahun 1986 hingga 1996. Setelah Jepang, Dragon Ball lantas menghajar belahan dunia lain. Dalam Anime Impact: The Movie and Shows that Change the World of Japanese Animation [2018], Derek Padula, penggemar sekaligus peneliti Dragon Ball, menulis, ”Dragon Ball adalah serial anime dan manga yang paling dikenal di dunia. Di Amerika saja, DVD dan Blu-Ray anime Dragon Ball Z sudah terjual sebanyak 25 juta kopi, membuatnya menjadi anime terlaris di sepanjang masa.

Bahkan, penciptanya, Akira Toriyama, menjadi sosok paling berjasa dalam mempopulerkan manga di dunia Barat. Namun, kesuksesan Akira Toriyama tidak gampang dan tak mudah.

Asal-muasal

Akira Toiriyama lahir di kota kecil Kiyosu, Prefektur Aichi, bagian timur Jepang, pada 1955.

Toriyama tertarik pada manga sejak duduk di bangku sekolah dan teman-teman sekelasnya yang menjadi penikmat karya-karya awalnya. ”Saya selalu suka menggambar,” ujar  Toriyama.

Saat Toriyama kecil, ia tidak punya beragam bentuk hiburan seperti sekarang. ”Jadi kami semua menggambar. Pada sekolah dasar, kami semua menggambar manga atau karakter animasi dan menunjukkannya ke satu sama lain,” katanya.

Pada masa itulah, Toriyama mulai meluaskan referensinya.

Pencipta Dragon Ball itu mengklaim sebagai penggemar film-film animasi Disney saat masih kanak-kanak (kesukaannya adalah 101 Dalmatians). Ia menyukai film-film koboi (yang disutradarai Sergio Leone). Sains fiksi (Toriyama gemar merujuk Star Wars dalam karya-karyanya). Serta film laga (seperti film Bruce Lee, Jackie Chan, dan film Aliens arahan James Cameron).

 

Peluang pertamanya menciptakan manga secara profesional datang pada 1977, tatkala salah satu editor Shueisha—penerbit manga paling penting di Jepang—memperkerjakan Toriyama saat melihat karyanya pada kontes tahunan majalah bulanan Shonen Jump untuk mencari talenta baru.

Namun, manga ciptaan Toriyama ditolak selama dua tahun berturut-turut. Adapun manga pertamanya yang terbit di majalah Shonen, Wonder Island, lewat begitu saja tanpa ada respons dari pembaca. Padahal, Majalah Shonen Jump di Jepang saat itu menjadi majalah penting dunia anime.

Dr. Slump

Kesuksesan perdana Akira Toriyama di dunia manga melalui Dr. Slump pada 1980.

Manga tersebut mengisahkan gadis robot yang sosoknya benar-benar mirip manusia. Robot ini punya kekuatan super dan banyak membantu manusia.

Dr.Slump ternyata menjadi eksperimen sempurna bagi Toriyama muda untuk mulai menjelajahi berbagai elemen yang belakangan menjadi kunci dalam menciptakan dunia Dragon Ball. Dalam manga Dr.Slump, Toriyama menghadirkan hewan yang bisa berubah wujud, robot-robot, dan dunia futuristik yang kemudian memberikan sentuhan unik terhadap Dragon Ball.

Manga pertama Toriyama sukses. Majalah Publisher Weekly pada 2005 memuji habis-habisan manga ini dengan mengatakan bahwa Dr Slump merupakan sesame street dari Jepang yang wujudnya komedi dengan imajinasi fantastis.

Namun, sukses menerbitkan Dr Slump, Torimaya sempat mentok. Beruntung istrinya memberinya ide segar.  Ia tahu suaminya suka film Drunker Master Jackie Chan dan Enter the Dragon (Bruce Lee). Istrinya minta Torimaya membuat manga tentang kungfu.

Istrinya juga memberikan banyak masukan soal kisah-kisah klasik dari Cina. Misalnya Petualangan Kera Sakti Sun Go Kong. Torimaya juga ingin mencampurkan karakter cerita ini dari Film Star Wars yang ia tonton. Hasilnya, munculah Dragon Ball. Ia membuat komik ini pada 1984.

Ide-ide segar itu memang menjadi salah satu daya pikat Dragon Ball. Namun, daya tarik utama dalam Dragon Ball sejatinya muncul dari tokoh utama bangunan Toriyama: Son Goku. Ia mempunyai karakter kuat, serta tidak seperti tokoh utama lain dalam jagad manga saat itu, ia terus tumbuh dan berkembang beriringan dengan semakin menariknya cerita dalam Dragon Ball.

Manga ini pertama kali muncul pada majalah Shounen Weekly pada 1985. Manga itu menceritakan kisah Son Goku, seorang bocah pemilik ekor monyet yang bergabung dalam petualangan mencari bola-bola naga.

Dampak Dragon Ball

Pada 1996, tatkala Toriyama berhenti menulis manga untuk Dragon Ball Z, yang tak lain adalah sekuel Dragon Ball, dia telah menulis petualangan Son Goku sebanyak hampir 9.000 halaman.

Manga Dragon Ball kemudian menjadi serial televisi sebanyak 156 episode yang sukses meraih penonton di seluruh dunia berkat partisipasi studio Toei Animation. Kesuksesan itu membuka pintu menuju rencana yang lebih ambisius yaitu mengadaptasi Dragon Ball Z untuk televisi: total sebanyak 291 episode dan tayang di 81 negara.

Sejauh ini ada 24 film Dragon Ball dan hampir 50 gim video berdasarkan karakter-karakter ciptaan Akira Toriyama.

Son Goku, karakter utama manga Dragon Ball, tampil dalam pameran di British Museum di London pada 2019.

Pada 2001, tahun ketika Dragon Ball Z menjadi serial paling banyak penontonnya pada saluran Cartoon Network asal AS. Mesin pencari Lycos mengungkap bahwa Dragon Ball memuncaki daftar pencarian terbanyak pada 2001, melampaui Britney Spears.

Dragon Ball juga telah menjadi pintu masuk ke dunia manga dan anime bagi ribuan seniman, penggemar, serta penulis di seluruh dunia.

Toriyama menciptakan karakter Goku sederhana, rendah hati, dan baik, tapi juga tak pernah menyerah. Untuk menjadi petarung yang kuat, ia berkali-kali kalah, bahkan sampai mati dua kali [dihidupkan kembali dengan bola naga]. Namun, dengan semangat juangnya yang tak pernah luntur, Goku selalu berhasil bangkit untuk menjadi lebih hebat daripada sebelumnya.

Karena pengaruh besar Goku dan Dragon Ball tehadap banyak orang, pemerintah Jepang tak luput memberikan apresiasi khusus terhadap Dragon Ball dengan menjadikan Goku sebagai salah satu maskot Olimpiade Tokyo 2020.

Lalu, 9 Mei 2015, pemerintah Jepang menjadikan hari itu “Goku Day”. Pemilihan tanggal 9 Mei dengan alasan sederhana: di Jepang, angka 5 lafalnya “go”, sedangkan angka 9 lafalnya “ku”. Lantas, karena saking monumentalnya, pada tahun 2012 lalu, fans Dragon Ball di Amerika Selatan menciptakan kepercayaan baru yang bernama Gokuisme. Goku menjadi Tuhan dan juru selamat!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Berikan Paket Stimulus Demi Jaga Daya Beli Masyarakat TerdampakPenyesuaian PPN 1%

Oleh : Rivka Mayangsari*) Perekonomian global dan domestik yang terus menghadapi ketidakpastian menuntut kebijakan yang cerdas dan tepat sasaran untuk menjaga daya...
- Advertisement -

Baca berita yang ini