Kenalan dengan Godzilla, Franchise Film Terawet di Dunia.

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Siapa Yang gak kenal dengan Godzilla? Makhluk purba yang awalnya berbentuk reptil laut dan berevolusi menjadi monster terrestrial karena seleksi alam.

Tahun ini, menjadi tahun yang baik untuk franchise asal matahari terbit Ini. Karena bertepatan dengan hari jadi Godzilla yang ke-65 tahun dan pada bulan Mei ini, film terbarunya yang versi Hollywood akan dirilis yaitu Godzilla : King of Monsters.

Film Ini merupakan sekuel dari remake Godzilla Yang rilis di tahun 2014 yang dibintangi oleh Aaron Johnson, Elizabeth Olsen, dan Ken Watanabe. Asal tahu saja nih, masing-masing versi memiliki ciri khas tersendiri baik dari bentuk sang monster maupun dari segi visual efek dan cerita.

Biar gak gagal paham, yuk kita kenalan dengan Godzilla! Cekidot gaes!

Godzilla pertama kali muncul di tahun 1954. Filmnya disutradarai oleh Ishiro Honda dan diproduksi oleh Toho Co.,Ltd. formatnya masih hitam putih dan dengan visual efek yang cukup dahsyat di masa itu dan menjadi salah satu icon dari perfilman Jepang.

Kemudian di sekuel nya Godzilla Raids Again tahun 1954, menjadi film pertama dimana Godzilla memiliki lawan yaitu monster lain yang berasal dari Luar angkasa maupun berasal dari Bumi.

Hingga tahun 1975 banyak film Godzilla dan kita juga berkenalan dengan monster lain seperti King Ghidorah, Mothra, Gigan, hedorah, Rodan, Mothra dan masih banyak lagi. Desain Godzilla nya pun mengalami perubahan beberapa kali.

Tercatat ada dua tipe godzilla yaitu tipe destroyer dan fighter. Tipe destroyer bentuk nya lebih binatang dan terlihat sangat menyeramkan.

Sementara tipe fighter atau petarung mulai diperkenalkan di film Godzilla vs Gigan tahun 1972.

Di tahun 1972 hingga 1975 terjadi beberapa perubahan desain untuk tipe fighter di tiap filmnya. Dari yang sebelumnya terkesan komikal dan akhirnya desain baru di tahun 1975 terlihat lebih sangar dengan bentuk Alis Yang sedikit mengancam dan Siap menghabisi para lawan nya.

Ada alasan tersendiri dari tahun 1954 hingga 1975 terjadi perubahan desain berkali-kali selain kemajuan visual efek desain Godzilla ingin dibuat child-friendly, demi penjualan merchandise yang ditujukan untuk anak-anak.

Setelah film Terror of Mechagodzilla flop di pasaran saat era Showa di tahun 1984, franchise Godzilla pun di reboot dan menjadi era baru bagi godzilla lewat Film The Return of Godzilla.

Film ini merupakan sekuel langsung dari Film pertama-nya di tahun 1954 dan kali Ini Godzilla menjadi penghancur bukan penyelamat bumi.

Di tahun 1995, Godzilla dibuat “mati” di film Godzilla vs Destoroyah hal ini juga dikarenakan Godzilla siap di remake oleh Hollywood di tahun 1998 yang digarap oleh Roland Emmerich. Namun gagal di pasaran Karena desain Godzilla nya sangat ramping dan godzilla nya dibuat Bisa berlari.

Lagi-lagi, Godzilla di reboot di tahun 1999 dengan judul Godzilla 2000 : millennium.

Setelah 5 tahun tidak ada Godzilla versi Jepang, monster ini kembali dengan desain yang lebih mengancam dengan badan type fighter, namun terdapat sentuhan baru yaitu dengan moncong yang lebih panjang dan spikeback Yang lebih besar.

Uniknya di era millenium ini adalah 1 film dengan film lain nya tidak saling berkaitan. Terkecuali Godzilla 2000 dengan Godzilla vs Megaguirus dan Godzilla against Mechagodzilla dengan Godzilla Tokyo SOS. Namun film terakhir di era millenium Ini adalah Godzilla : Final Wars.

Dari segi penceritaan, era heisei dan era millenium terkesan lebih rapi dan Ada tujuan akhirnya dari keseluruhan Film mau dibawa kemana. Kemudian di tahun 2014 Warner Bros dan Legendary Pictures kembali meremake Godzilla versi Hollywood dengan ukuran Godzilla Yang sangat besar dan terlihat gemuk.

Versi Hollywood yang dimulai dari 2014 ini akan mempunyai semesta Yang disebut sebagai Monsterverse. Dimulai dari Godzilla (2014), Kong: skull island (2017), Godzilla : King of Monsters (2019), dan Godzilla v Kong Di tahun 2020 kelak.

Berita Terbaru

PKL Malioboro: Fokus Omzet Jelang Nataru, Namun Tetap Perjuangkan Aspirasi Relokasi

Mata Indonesia, Yogyakarta - Momentum libur panjang akhir tahun menjelang perayaan hari besar keagamaan yaitu Natal 2024 dan perayaan Tahun Baru 2025 merupakan waktu yang dinanti oleh para pelaku pariwisata untuk mengoptimalkan omzet mereka tidak terkecuali para Pedagang Kaki Lima (PKL) Teras Malioboro dari Paguyuban Tri Dharma Yogyakarta.
- Advertisement -

Baca berita yang ini