Oleh: Nurul Janida )*
Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada 24 Februari 2025. Badan ini dibentuk untuk mengelola investasi kekayaan negara yang berasal dari sumber daya alam dan aset strategis guna kepentingan masyarakat dalam jangka panjang. Danantara diharapkan menjadi pilar utama dalam optimalisasi pengelolaan aset negara secara lebih terarah dan efisien.
Prabowo menegaskan bahwa Danantara merupakan konsolidasi kekuatan ekonomi yang tersebar di berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan total aset senilai 900 miliar dolar AS, badan ini akan berperan sebagai motor utama dalam berbagai sektor strategis, seperti energi terbarukan, pengembangan industri manufaktur, hilirisasi, dan ketahanan pangan. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dengan bantuan Danantara.
Menurut Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan bahwa keberadaan Danantara dapat membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Salah satu dampak yang diharapkan adalah percepatan pembiayaan untuk transisi energi, termasuk pendanaan program pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dan pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
Danantara bekerja dengan mengelola aset hasil investasi melalui kerja sama dengan pihak ketiga. Skema kerja ini dilakukan melalui kuasa kelola atau bentuk kemitraan lainnya. Badan ini juga memiliki peran dalam meningkatkan nilai tambah dari operasionalisasi BUMN serta memproses investasi dalam proyek prioritas pemerintah di sektor strategis.
Salah satu contoh nyata dari potensi Danantara adalah aset PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang akan dikonsolidasikan untuk menjadi jaminan dalam pembiayaan transisi energi. Dengan adanya skema ini, PLN dan BUMN lain dapat memperoleh investasi yang lebih besar sehingga mempercepat transisi menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Prabowo menegaskan bahwa Danantara akan menjadi kekuatan ekonomi baru yang mendorong investasi ke dalam proyek-proyek berkelanjutan. Energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, dan produksi pangan menjadi sektor prioritas yang akan mendapatkan suntikan dana melalui Danantara.
Pemerintah telah mengalokasikan pendanaan awal sebesar 20 miliar dolar AS atau setara dengan Rp325,8 triliun untuk mendukung berbagai inisiatif Danantara. Dana tersebut akan digunakan untuk memulai sekitar 15 hingga 20 proyek bernilai miliaran dolar yang diharapkan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian nasional.
Keberadaan Danantara juga diharapkan mampu meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global. Dengan pengelolaan yang lebih terarah dan efisien, badan ini dapat menjadi mitra strategis bagi investor dalam dan luar negeri yang tertarik untuk menanamkan modal di sektor-sektor prioritas.
Selain itu, Danantara diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia. Dengan investasi besar-besaran dalam berbagai proyek strategis, badan ini dapat membuka peluang kerja di sektor energi, industri, dan pertanian, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah juga melihat Danantara sebagai instrumen utama dalam mendukung program ketahanan pangan. Dengan investasi yang tepat, sektor pertanian Indonesia dapat berkembang lebih pesat, meningkatkan produksi dalam negeri, dan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan pangan.
Salah satu sektor yang akan mendapatkan perhatian khusus dari Danantara adalah hilirisasi industri. Dengan mendukung proyek hilirisasi, Indonesia dapat meningkatkan nilai tambah produk-produk sumber daya alam yang selama ini lebih banyak diekspor dalam bentuk bahan mentah.
Danantara juga akan menjadi motor utama dalam pengembangan industri manufaktur di Indonesia. Dengan adanya dukungan investasi yang kuat, industri manufaktur dalam negeri dapat bersaing di pasar global dan mengurangi ketergantungan terhadap impor barang jadi.
Dalam sektor energi, Danantara akan mendorong penggunaan energi baru terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Langkah ini sejalan dengan upaya global dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung transisi energi yang lebih berkelanjutan.
Danantara diharapkan dapat bekerja sama dengan berbagai lembaga keuangan dan investor global untuk menarik modal asing ke dalam proyek-proyek strategis di Indonesia. Dengan adanya kerja sama ini, pertumbuhan ekonomi dapat dipacu lebih cepat.
Prabowo optimistis bahwa dengan pengelolaan yang baik, Danantara dapat menjadi institusi yang memberikan manfaat besar bagi perekonomian Indonesia. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan badan ini.
Danantara juga akan berperan dalam mendukung program perumahan nasional, seperti Program 3 Juta Rumah yang dicanangkan pemerintah. Dengan pembiayaan yang lebih terarah, sektor properti dapat berkembang lebih pesat dan memberikan hunian yang layak bagi masyarakat.
Dari sisi fiskal, keberadaan Danantara diharapkan dapat mengurangi beban anggaran negara dalam membiayai proyek-proyek strategis. Dengan pengelolaan yang lebih mandiri, badan ini dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi negara.
Selain itu, Danantara juga berpotensi untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Indonesia. Investasi dalam proyek infrastruktur strategis akan mempercepat konektivitas antarwilayah dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.
Meskipun masih dalam tahap awal, berbagai pihak berharap bahwa Danantara dapat berfungsi sesuai dengan tujuan awal pembentukannya. Dengan pengelolaan yang profesional dan strategi yang matang, badan ini dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.
Kehadiran Danantara menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam memperkuat ekonomi nasional. Jika dikelola dengan baik, badan ini dapat menjadi tonggak utama dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
)* Penulis adalah mahasiswa Malang tinggal di Jakarta