Keberadaan Makhluk Bigfoot di Kanada, Mitos atau Fakta?

Baca Juga

MATA INDONESIA, OTTAWA –  Di British Columbia Kanada, terdapat kisah primata berbulu berkaki dua yang tinggal di hutan telah bertahan selama berabad-abad. Warga di wilayah itu mempercayai mahluk ini meski tak mereka tak pernah menyaksikannya langsung. Semuanya hanya mendengar dari mulut ke mulut.

BBC mencoba mencari keberadaan mahluk primata ini dengan mendatangi hutan yang berada di atas Lembah Sungai Harrison di barat daya British Columbia, Kanada. Hutannya sangat lebat. Hutan ini jika musim dingin tertutup salju. Banyak sekali tumbuhan cedar merah yang menjulang tinggi, hemlock dan pohon cemara Sitka. Hutan belantara itu membentang hampir tanpa gangguan sampai ke utara ke Alaska.

Nama kotanya adalah Harrison Hot Springs. Ini sebuah lembah terpencil itu berjarak 130 km di timur Vancouver, Kanada. Ada keyakinan kuat bahwa kawasan ini adalah rumah bagi cryptid paling terkenal di dunia – Sasquatch atau Bigfoot Kanada.

Ada 37 penampakan Sasquatch yang terkenal di dekat kota ini sejak 1900. Mahluk ini mirip dengan Bigfoot di Amerika Serikat, dan yeti atau metoh kangmi (“manusia liar dari salju”) di Himalaya. Sasquatch adalah hewan yang tinggi dan berbulu, makhluk mirip primata.

Karena sering muncul membuat legenda mahluk ini tetap hidup di kawasan ini. Apalagi kepercayaan lokal terhadap mahluk ini lebih kepada spiritualisme dan simbolisme dan bukan sensasi.

Makhluk itu dianggap suci bagi masyarakat adat West Coast First Nations, khususnya Sts’ailes (sta-hay-lis). Penduduk di wilayah ini telah tinggal di Lembah Sungai Harrison setidaknya selama 10.000 tahun.

Sasquatch

Terdapat Museum Sasquatch yang isinya tentang informasi dan pengetahuan soal mahluk primata ini. Museum ini buka sejak tahun 2017. Salah satu warga adat Sts’ailes, Boyd Peters, memberikan pengetahuan tentang Sts’ailes. Termasuk drum dan topeng kayu replika Sasquatch.

Boyd juga akan menjelaskan kepercayaan Sts’ailes yang menganggap sebagai penjaga tanah dan totem untuk bangsa mereka. Di museum ini pengunjung juga bisa melihat jejak kaki Sasquatch, kliping berita tentang penampakan pada tahun 1884 dan buku catatan tentang penampakan yang dilaporkan.

Sejak museum di buka, jumlah wisatawan ke pusat pengunjung telah berlipat ganda menjadi 20.000 per tahun. Pemerintah pusat Kanada sudah memberikan hibah sebesar 1 juta dolar Kanada untuk membangun perluasan fasilitas museum dan pusat pengunjung yang bertujuan untuk menyeimbangkan penceritaan penampakan oleh dunia Barat dengan kisah dan mitologi Sts’ailes. Perluasan museum dan pusat pengunjung itu rencnanya akan buka pada tahun 2023.

Selain mengunjungi Museum Sasquatch, pengunjung dapat mengikuti tur Sasquatch bersama rombongan Gauthier, Harrison Lake Nature Adventures. Atau berjalan di Sasquatch Trail dan berfoto selfie di samping patung Sasquatch.

Setiap bulan Juni, pengunjung dapat menghadiri Sasquatch Days, yang telah berlangsung sejak 1938. Pada acara tersebut, West Coast First Nations berkumpul untuk lomba kano, memasak barbeque salmon, dan tarian Sasquatch.

Sebenarnya, Sasquatch adalah versi bahasa Inggris dari sasq’ets (sas-kets), yang berarti “pria berbulu” dalam bahasa Halq’emeylem. Dialek suku Sts’ailes yang mendiami hulu sungai. ”Kata itu berasal dari sebuah gunung yang bernama Sasq’ets Tel, tempat di mana Sasquatch berkumpul,” tutur Kelsey Charley, petinggi suku Sts’ailes.

Kisah Penampakan

Pada 1929, seorang agen pemerintah Kanada bernama J.W Burns, menerbitkan sebuah artikel di majalah McLean’s bertajuk Introducing B.C’s Hairy Giants. Ia menuliskan artikel berdasarkan dari kisah-kisah yang beredar di komunitas Sts’ailes yang berteman dengannya.

Artikel itu memperkenalkan Sasquatch ke seluruh Kanada.

Setelah artikel ini terbit, barulah kota ini terkenal di seluruh Kanada. Tak hanya dari jejak pendapat terkait keberadaan mahluk ini, hampir 26 persen warga Kanada percaya bahwa makhluk seperti Sasquatch ada dan nyata. Jejak pendapat ini dilakukan oleh Angus Reid Institut pada 2016.

Artikel ini juga menarik peneliti seperti Thomas Steenburg. Ia kemudian menulis empat buku tentang makhluk tersebut. Termasuk In Search of Giants: Bigfoot Sasquatch Encounters. Thomas Steenburg pun muncul sebagai pembicara tamu tentang makhluk tersebut di acara-acara misteri televisi. Dalam berbagai kesempatan Thomas bersikeras skeptis terkait keberadaan makhluk itu.

”Sasquatch mungkin hanya sekadar mitologi dan cerita rakyat,” kata Steenburg, yang tinggal di kota Mission.

Jika Sasquatch itu nyata, Thomas meyakini makhluk itu adalah primata. Mahluk yang terklasifikasi seperti gigantopithecus blacki, kera punah dari Cina selatan. Kera besar itu bisa saja menyeberangi ke Amerika dan tetap tersembunyi di hutan-hutan Amerika Utara yang luas.

Keberadaan kera besar ini akhirnya menjadi misteri karena belum adanya dokumentasi yang kredibel. ”Ilmu pengetahuan membutuhkan apa yang selalu dituntut oleh sains: tubuh atau potongan tubuh,” kata Thomas Steenburg.

Efek Psikologis

BBC bersama seorang pemandu wisata mencoba melakukan hiking di Sasquatch Provincial Park. Di bawah cahaya hijau yang redup di tengah hutan hujan pesisir, seringkali orang salah melihat tunggul berlumut sebagai mahluk yang tinggi besar. Ini adalah efek psikologis yang disebut pareidolia – melihat objek yang sebenarnya tidak ada, seperti melihat penampakan Yesus pada selembar roti panggang.

Fenomena ini dapat menjelaskan penampakan tersebut. Seperti sosok gelap yang terlihat di dekat rumah perkemahan pada tahun 2010. Atau Sasquatch yang menyebabkan sekelompok orang melarikan diri dari perkemahan lain pada tahun 1994.

Manajer Museum Sasquatch, Bonnie Kent awalnya ragu tentang keberadaan makhluk itu.

Tetapi setelah mendengarkan cerita dari para pelancong yang datang dari jauh seperti Selandia Baru, dia menjadi berpikiran terbuka tentang kemungkinan itu.

”Tanggapan pertama saya adalah bahwa orang-orang di sekitar sini biasa merokok ganja terlalu banyak dan melihat pria berbulu besar!” katanya sambil tertawa.

Namun ia mengakui saat sendirian di hutan ini, ia merasa bulu kuduknya berdiri dan ada mahluk yang mengawasinya dari dekat.

Menurut Bonnie dalam tradisi Sts’ailes makhluk itu dapat berubah dari bentuk fisiknya menjadi batu, pohon, atau bahkan binatang lain.

“Kakek saya dulu berkata, ‘Slollicum adalah maklhuk yang bisa berubah bentuk dan dapat berjalan di dua alam, spiritual dan fisik. Itu sebabnya Anda tidak akan pernah menangkapnya,'” katanya.

Kelsey Charley, petinggi suku Sts’aile menceritakan bagaimana ia melihat dua Sasquatch sedang meminum air Danau Harrison pada 2002. Penampakan di senja hari yang membuat bulu kuduknya berdiri.

Pada saat itu, dia malu untuk memberi tahu siapa pun tentang apa yang dia lihat, karena takut mendapat cemoohan.

“Kemudian lagi, saya berpikir, ‘Xwem xwem sq’welewel,’ yang dalam bahasa kami berarti, ‘Anda bangga dengan siapa Anda, dari mana Anda berasal, dan apa milik Anda.”

Jadi, dia membagikan ceritanya.

Pada akhirnya, melihat Sasquatch menjadi berkah dan pertanda keberuntungan.”Jika Anda dapat melihatnya, mendengarnya, atau melihat jejak kakinya, ada semacam keberuntungan yang akan menghampiri Anda. Karena dia memastikan bahwa Anda tahu bahwa dia ada di sana. Dan bahwa Anda masih harus hidup sesuai aturan, ” kata Charlie mengacu pada kesepakatan antara manusia dan umat untuk hidup selaras dengan alam.

BBC/Reporter: Alya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini