Joroknya Orang Prancis, Ratu Marie Antoinette Pun Jarang Mandi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Cantik, seksi dan anggun. Itulah Marie Antoinette, ratu Prancis terakhir yang kepalanya dipenggal guillotine saat Revolusi Prancis.

Namun kecantikan Marie tak sebanding dengan kelakuannya yang jarang dan tak pernah mandi. Istri Raja Louis XVI itu bahkan jarang mengganti bajunya. Untuk mengatasi bau badan yang menyengat, sang ratu biasanya menyemprotkan parfum banyak-banyak ke tubuhnya.

Salah satunya, parfum beraroma aneka bunga yang diproduksi rumah kecantikan Lubin. Marie Antoinette bahkan menyelundupkan wewangian itu ke penjara tempatnya ditahan sebelum dieksekusi mati.

Tak hanya Marie, suaminya Louis XVI lebih parah lagi. Selain mulutnya bau karena jarang gosok gigi, badannya bau seperti hewan liar. Seorang duta besar Rusia bahkan menyebut Louis XIV, berbau menyengat saat dekat seperti hewan liar.

Baik Marie maupun Louis XVI mendapat saran seorang ahli medis untuk tidak sering-sering mandi demi menjaga kesehatannya. Sang raja  menganggap mandi sebagai kegiatan yang mengerikan, dan akibatnya hanya mandi dua kali seumur hidupnya.

Akibatnya baik Marie maupun Louis XVI jarang berciuman. Marie jijik dengan Louis XVI karena baunya yang menyengat. Isu skandal Mary dengan sejumlah pengawal bisa jadi karena bau badan raja yang kabarnya tercium hingga 10 meter.

Kebiasaan jorok

Pada abad pertengahan, mandi adalah tabu. Pertama, untuk alasan kesopanan. Umat kristiani kala itu dilarang mandi dalam kondisi telanjang.

Mereka haram datang ke pemandian umum yang bisa menjurus pada tindakan imoral, seks bebas, dan penyebaran penyakit.

Selain itu air sebagai pembawa penyakit. Salah satu kitab medis dari abad ke-16 menyebut, “mandi bisa menghangatkan tubuh, namun melemahkan dan melebarkan pori-pori. Itulah mengapa aktivitas itu bisa jadi berbahaya dan mengakibatkan berbagai penyakit, bahkan kematian.”

Kebiasaan jarang mandi juga berlaku bagi penduduk kelas menengah ke bawah. Pada masa itu, orang-orang membatasi ritual bersih-bersih tubuh dengan mencuci tangan, sebagian wajah, dan berkumur. Membasuh seluruh wajah berbahaya, sebab dapat menyebabkan katarak dan membuat rabun.

Sementara, masyarakat kelas atas tidak sepenuhnya berhenti mandi, tapi jarang. Mereka berendam membersihkan seluruh tubuh hanya beberapa kali dalam satu tahun.

Tujuannya, untuk menyeimbangkan antara upaya menghindari risiko penyakit, dan menghilangkan bau tubuh tak sedap

Akibatnya bakteri bertebaran dalam tubuh. Kutu bertebaran di balik rambut. Sisir dan tusukan di rambut, sesungguhnya memiliki fungsi menggaruk kulit kepala dan menusuk kutu. Kematian karena perilaku jorok ini berlangsung ratusan tahun dan baru berubah setelah Perang Salib.

Mencuci rambut merupakan kegiatan yang lebih jarang lagi dilakukan. Keramas bahkan bukan kegiatan yang umum. Kerapian rambut biasanya dengan penggunaan bedak rambut berlebih dan parfum. Akibatnya kepala gatal-gatal

Ditambah lagi, di Prancis belum toilet siram. Orang-orang memiliki kebiasaan membuang kotoran dan urine ke jalan-jalan.

Seorang bangsawan Rusia menuliskan jalanan sudah seperti arus air berbau busuk. Bahkan ketika melalui jalan, ia harus menutup hidungnya dengan sapu tangan yang dibubuhi miyak aroma. Jika tidak, ia bisa muntah.

Nah berbeda dengan Rusia. Meski udaranya dingin, orang-orang Rusia terbiasa mandi. Minimal satu kali dalam sebulan. Gigi mereka juga putih-putih karena rajin mengosok gigi setiap harinya.

Reporter : Alyaa

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Hoaks OPM, TNI : Rumah Bupati Puncak yang Dibakar Bukan PosMiliter

Oleh: Loa Murib Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menunjukkan pola lama merekadalam menutupi aksi brutal yang dilakukan terhadap masyarakat sipil. Dalam upayamembenarkan tindak kekerasan, OPM menyebarkan disinformasi bahwa rumah milik BupatiPuncak dan kantor Distrik Omukia yang mereka bakar di Papua Tengah merupakan pos militeryang digunakan oleh TNI. Tuduhan tersebut segera dibantah secara resmi oleh pihak militer danterbukti tidak memiliki dasar fakta. TNI melalui Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Infanteri CandraKurniawan, memberikan klarifikasi bahwa bangunan yang dibakar oleh OPM tidak difungsikansebagai markas militer. Tindakan pembakaran itu murni merupakan aksi kriminal yang disengajauntuk menciptakan ketakutan, mengganggu ketertiban umum, dan mencoreng wibawa negara di mata masyarakat Papua. Bantahan ini menjadi penegasan bahwa OPM kembali menggunakanstrategi disinformasi untuk mengaburkan realitas dan membangun opini publik yang menyesatkan. Disinformasi semacam ini memperjelas bahwa OPM tidak hanya mengandalkan kekerasanbersenjata, tetapi juga propaganda informasi sebagai instrumen perlawanan mereka. Merekamenciptakan narasi seolah-olah aparat keamanan adalah pihak yang menyebabkan keresahan, padahal masyarakat sipil justru menjadi korban utama dari aksi teror yang dilakukan olehkelompok tersebut. Manipulasi informasi yang dilakukan OPM jelas bertujuan untuk merusakkepercayaan publik terhadap negara dan aparat keamanan. Kejadian yang menimpa Kabupaten Yahukimo menjadi contoh konkret betapa kejamnya aksiOPM. Dalam serangan yang dilakukan belum lama ini, seorang pegawai honorer PemerintahKabupaten Yahukimo tewas akibat kekerasan yang mereka lakukan. Insiden ini menunjukkanbahwa OPM telah melampaui batas kemanusiaan dan menjadikan nyawa warga sipil sebagai alattawar dalam narasi perjuangan mereka yang keliru. Merespons insiden tersebut, aparat gabungan dari Satgas Operasi Damai Cartenz bergerak cepatbegitu mendapat laporan dari jajaran Polres Yahukimo. Tim langsung turun ke lokasi kejadian, melakukan evakuasi korban ke RSUD Dekai, mengamankan tempat kejadian perkara, sertamengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap pelaku. Kecepatan ini menunjukkan bahwanegara tidak tinggal diam dalam menjamin perlindungan bagi rakyat, dan siap menghadapisegala bentuk teror yang mengancam stabilitas wilayah. Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menegaskan bahwaseluruh aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis akan ditindak secara tegas sesuaihukum. Penegakan hukum ini bukan hanya penting untuk memberikan keadilan bagi para korban, tetapi juga menjadi pernyataan tegas bahwa kekuatan bersenjata tidak akan dibiarkanmerusak keutuhan dan kedamaian di Papua. Kekejaman OPM, yang ditunjukkan melalui aksi pembakaran, pembunuhan, serta provokasiberulang, memperlihatkan bahwa kelompok ini bukanlah representasi perjuangan rakyat Papua. Sebaliknya, mereka adalah ancaman nyata yang menghalangi pembangunan dan menimbulkanketakutan di tengah masyarakat. Klaim mereka sebagai pembebas Papua tidak sejalan dengankenyataan bahwa mereka justru memperparah penderitaan rakyat melalui aksi-aksi brutal yang dilakukan. Kasatgas Humas Damai Cartenz, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat untuk tidakterprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi. Ia menegaskan bahwa perlindunganterhadap masyarakat sipil menjadi prioritas utama. Dalam situasi seperti ini, partisipasi aktif dariwarga untuk melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungannya menjadi elemen pentingdalam menjaga keamanan. Negara juga terus menunjukkan komitmennya untuk hadir tidak hanya melalui pendekatankeamanan, tetapi juga melalui pembangunan yang merata dan berkelanjutan. Berbagai program pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi telahdigulirkan sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat Papua. Kehadiran negara di Papua bukanlah dalam bentuk represi, tetapi dalam wujud pelayanan danpemberdayaan. Narasi OPM yang menyebut Papua berada dalam penjajahan adalah bentuk manipulasi sejarah. Papua merupakan bagian sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan hal itu telahditegaskan melalui proses hukum dan politik yang diakui secara nasional maupun internasional. Setiap upaya untuk memisahkan diri dari Indonesia, apalagi melalui kekerasan bersenjata danpropaganda menyesatkan, merupakan pelanggaran terhadap konstitusi yang harus ditindak tegas. Kesadaran masyarakat Papua akan pentingnya perdamaian kini semakin menguat. Kolaborasiantara tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat sipil dalam menjaga ketertiban dan menolakaksi kekerasan menjadi sinyal kuat bahwa Papua ingin maju bersama dalam bingkai NKRI. Kekuatan kolektif masyarakat ini menjadi benteng terdepan dalam menangkal pengaruh burukdari kelompok separatis. Mengecam tindakan keji OPM dan membongkar propaganda mereka bukan semata-matatanggung jawab aparat keamanan. Ini adalah kewajiban moral seluruh rakyat Indonesia dalammenjaga keutuhan bangsa dan memperjuangkan masa depan Papua yang aman dan sejahtera. Sudah terlalu banyak korban yang jatuh akibat disinformasi dan kekerasan yang dibungkusdengan dalih perjuangan. Penegakan hukum, pendekatan informasi yang jernih, serta pembangunan yang inklusif harusterus diperkuat untuk mengikis pengaruh kelompok separatis. Dengan semangat kebersamaandan kehadiran negara yang nyata,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini