Inilah Spesies Satwa di Dunia yang Terancam Kepunahan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Beberapa spesies satwa di dunia sekarang ini sudah dalam kondisi darurat punah. Hal ini karena sulitnya keberadaan hewan-hewan ini di alam bebas atau liar.

Dunia kehilangan puluhan spesies satwa setiap hari. Para ilmuwan menyebutnya sebagai ‘kepunahan massal keenam’ dalam sejarah Bumi. Sebanyak 30 sampai dengan 50 persen spesies di dunia menuju kepunahan pada pertengahan abad ini.

Perampasan habitat, alokasi hutan menjadi tempat tinggal, polusi, hingga perburuan liar yang berlebihan mengakibatkan kehidupan satwa liar menjadi terancam.

Saat ini, munculnya penyakit genetik mematikan yang menyerang satwa liar sehingga menyebabkan kepunahan. Selain itu, kurangnya pasangan kawin menyebabkan terjadinya banyak perkawinan sekerabat.  Hal ini cukup memberikan dampak yang serius. Perkawinan sekerabat cenderung melahirkan dan menurunkan variasi genetik yang melemahkan daya tahan tubuh mereka. Akibatnya perkawinan sekerabat ini dapat menurunkan tingkat hidup suatu populasi.

Berikut ini adalah beberapa satwa yang terancam punah di Bumi, antara lain.

  1. Macan Tutul Amur

Manusia memburu satwa ini secara masif untuk diambil kulitnya. Macan ini terkenal karena memiliki bulu yang indah. Macan Tutul Amur adalah salah satu spesies kucing besar paling langka di dunia. Satwa ini biasanya hidup di sepanjang perbatasan antara Rusia bagian tenggara dengan timur laut Cina. Kini jumlah Macan Tutul Amur hanya sekitar 30 ekor yang hidup di alam liar.

  1. Gajah Sumatera

Gajah ini merupakan salah satu spesies gajah terkecil di kawasan Asia. Populasi Gajah Sumatera terus menurun secara signifikan dalam kurun waktu 25 tahun terakhir. Gajah Sumatera menuju kepunahan akibat perburuan liar. Para pemburu biasanya mengambil  gadingnya karena harganya mahal sekali. Kini Gajah Sumatera tersisa sekitar 2.400 hingga 2.800 ekor di alam liar.

  1. Badak Jawa

Badak Jawa adalah spesies bercula satu yang hidup di hutan tropis. Spesies ini sudah menjadi buruan untuk diambil culanya sejak masa kolonial Belanda. Badak Jawa hanya menyisakan sekitar 58 ekor dan sekarang berada di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Spesies Badak Jawa rentan mengalami kepunahan akibat bencana alam, perburuan, dan penyakit genetik.

  1. Gorila Daratan Rendah

Perburuan Gorila Daratan Rendah hingga sekarang masih terjadi. Hal ini karena daging gorila ini lezat dan menjadi santapan para penyuka daging kera. Tak hanya itu, banyak pemburu yang mencari bayi gorila dan kemudian menjadi dijual untuk hewan peliharaan. Selain perburuan manusia, kepunahan satwa ini gara-gara virus Eola yang menyerang habitat mereka sehingga nyaris memusnahkan sebagian populasi. Di hutan Minkebe di Gabon, virus ini telah membunuh lebih dari 90 persen populasi gorila.

  1. Saola

Saola atau Unicorn Asia. Hewan bertanduk di depan kepalanya ini sekarang sangat jarang berada di habitat mereka. Populasi saat ini hanya tersisa puluhan ekor saja. Perburuan Saola karena konon menjadi bahan baku obat tradisional di Cina. Selain untuk obat, sejumlah masyarakat Vietnam dan Laos menyukai daging Saola karena terkenal empuk dan lezat. Selain itu tanduk Saola bisa menjadi hiasan rumah dan harganya pun cukup tinggi.

  1. Harimau Siberia

Perburuan Harimau Siberia sudah terjadi sejak zaman dahulu. Daging harimau ini menjadi bahan baku obat tradisional di Cina. Perburuan, kebakaran hutan dan pembakalan liar terus mengancam keberadaan populasi spesies ini. Kini diperkirakan hanya sekitar 400-500 ekor harimau yang masih bertahan hidup di alam liar.

  1. Orang Utan Sumatera

Orang Utan Sumatera terus mengalami pengurangan habitat karena berbagai sebab. Mulai dari pembukaan lahan, penebangan liar hingga kebakaran hutan. Satwa ini juga diburu atau ditangkap hidup-hidup. Diperkirakan tak lebih dari 7.300 ekor saja yang tersisa di alam liar.

Reporter: Shafira Annisa

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sambut Hari HAM Ius Humanum Gelar Talk Show soal “Perlindungan Terhadap Pekerja Non Konvensional : Pekerja Rumah Tangga”

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dalam rangka menyambut peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh pada 10 Desember 2024, kali ini Ius Humanum menyelenggarakan Talkshow dan Diskusi Film dengan Tema, "Perlindungan terhadap Pekerja Non-Konvensional : Pekerja Rumah Tangga" yang bertempat di Pusat Pastoral Mahasiswa Daerah Istimewa Yogyakarta (PPM DIY).
- Advertisement -

Baca berita yang ini