Ini Dua Perbedaan Cerita Wonder Woman di Film dan Komik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sudah menonton Wonder Woman 1984? Nah bagi penggemar superhero bangsa Amazon ini ternyata banyak perbedaan antara cerita film dan komik. Tak hanya itu, cerita Wonder Woman ternyata berbeda-beda.

Apa perbedaannya?

1. Di komik dan film, Wonder Woman atau Diana adalah putri dari Ratu bangsa Amazon Hippolyta, yang kuat, cantik dan dibanggakan. Diana adalah sosok yang tak jauh berbeda dari sang ibunda, yang sama-sama memiliki kepribadian yang tangguh. Perbedaaanya saat seorang pilot bernama Steve Trevor terdampar di pulau Themyscira, tempat Diana dan suku Amazon bersembunyi dari dunia luar, di komik Diana harus menjadi juara dalam sebuah kompetisi untuk mengembalikan Steve ke dunia luar. Sedangkan di film, Diana harus melarikan diri bersama Steve untuk keluar dari pulau tersebut.

2. Di komik dan film, Golden Eagle Armornya berbeda.
Pada film Wonder Woman pertama yang tayang 2017 lalu, Diana menggunakan kostum dengan bertema warna merah dan biru. Namun, pada Wonder Woman 1984 ini Diana menggunakan kostum berwarna emas yang disebut Golden Eagle Armor.

Nah, yang berbeda di sini adalah jalan cerita terbentuknya Golden Eagle Armor. Di komik, Golden Armor ini dibuat oleh seorang wanita Amazon bernama Pallas. Pallas kemudian memberikan Armor emas ini kepada Wonder Woman. Ada dua jenis dari armor ini yaitu Silver Armor dan Bronze Armor.

Karena hanya digunakan dalam momen genting atau momen tertentu, sejauh ini Golden Eagle Armor memang sangat jarang muncul di komiknya.

Sedangkan, pada versi filmnya Golden Eagle Armor adalah pakaian yang diberikan kepada Asteria, sosok wanita pemberani suku Amazon yang melindungi pulau ini dari serangan luar.

Nah mana yang benar?

Reporter : Anggita Ayu Pratiwi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini