Hari Jumat Awalnya Bernama Arubah, Hari Perdagangan Kaum Arab

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Diketahui, semua hari dalam seminggu adalah baik, namun lebih baik lagi hari Jumat yang dimuliakan umat Islam. Hari ini dinilai paling berkah hingga keutamaan dan keistimewaannya diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW.

“Sebaik-baiknya hari ialah hari Jumat. Pada hari ini Adam diciptakan, dimasukan ke dalam Surga, hingga dikeluarkan dari Surga. Hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jumat”. (riwayat Abu Hurairah RA)

Lalu, adakah sejarah hari Jumat dikatakan sebagai hari yang dimuliakan? Berikut penjelasannya.

Penamaan hari Jumat dimulai dari nama-nama hari pada masa Arab Jahiliyah. Awalnya nama-namanya ialah Syiyar (Sabtu), Awwal (Ahad), Ahwan (Senin), Jubar (Selasa), Dubar (Rabu), Mu’nis (Kamis), dan ‘Arubah (Jumat).

Orang-orang Islam yang kala itu ada dan berkembang pada masa Arab Jahiliyah, mengubah semua nama-nama hari itu, termasuk ‘Arubah yang berganti menjadi Jumat. Sebelum menjadi hari Jumat, ‘Arubah merupakan hari di mana semua orang berkumpul menjajakan dagangan mereka, seperti menampilkan karya puisi, hasil dagangan, dan pamer sihir.

Kemudian Allah SWT menurunkan ayat pada hari Jumat yang membuat semua orang yang berkumpul teringat dengan penciptanya, sebab hari pada hari ‘Arubah, orang-orang banyak yang tidak ingat dengan Allah SWT dan lebih memilih menyibukan diri dengan aktifitasnya.

Ayat tersebut berisikan “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian diseru untuk menunaikan shalat Jumat (Jumu’ah) maka bersegeralah mengingat Allah” (Q.S Al-Jumu’ah: 9).

Turunnya ayat ini, seketika orang-orang yang sibuk dengan aktifitasnya akan berhenti sebentar untuk melaksanakan ibadah yang dimuliakan Allah SWT, yaitu shalat Jumat.

Sehingga, Jumat juga dikenal sebagai “Sayyidul Ayyam” yang berarti “tuannya dari semua hari” yang dipenuhi keberkahan dan keistimewaan bagi umat Islam.

Penamaan hari Jumat juga bermacam, ada yang menyebutkan “Jumuah”, “Jum’ah”, “Jumaah”. Namun yang sering diucapkan ialah Jumuah. Biasanya pelafalan Jumuah digabungkan dengan Mubarak, sehingga menjadi Jumuah Mubarak yang berarti Jumat yang berkah. Seiring perkambangannya zaman, orang-orang banyak memplesetkan shalat Jumat dengan Jumatan, namun tidak mengurangi fungsi shalat Jumat, hanya pelafalannya saja yang berbeda.

Kata Jumat berasal dari kata jama’a yang berarti “berkumpul”, yakni hari bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa di Jabal Rahmah. Juga menjadi tempatnya orang-orang muslim berkumpul untuk melaksanakan ibadah serta menjadi satu-satunya hari dimana orang Islam berkumpul setelah tidak bertemu di hari-hari sebelumnya.

Shalat Jumat pertama kali saat zaman Nabi dilakukan saat Rasulullah dan Abu Bakar singgah selama empat hari di Desa Quba’ yang tak jauh dari Madinah. Rasulullah beristirahat di rumah Kultsum bin Hadm terhitung dari hari Senin, 12 Rabiul Awal 1 Hijriyah atau sekitar 622 M.

Melihat kedatangan Rasulullah, para warga berhamburan keluar rumah dan atas saran Ammar bin Yasir, Rasulullah yang dibantu warga desa membangun Masjid Quba. Masjid ini bukti sejarah yang merupakan masjid pertama kali yang didirikan dalam sejarah Islam bersama dengan Rasulullah.

Pada hari Jumat pagi, Rasulullah melanjutkan perjalanan ke Yatsrib atau sekarang Madinah. Rasulullah dan para sahabat singgah lagi di Kampung Bani Sulaim. Saat itu telah memasuki Dzuhur, sehingga Rasulullah mengajak para sahabat untuk mendirikan shalat.

Shalat tersebut dilakukan di lembah Ranuna letaknya tidak jauh dari Desa Quba. Untuk memperingati shalat Jumat pertama kali yang dilakukan bersama dengan Rasulullah, dibangunlah sebuah masjid bernama Masjid Jumuah. Masjid tersebut dibangun di lembah Ranuna.

Reporter : Rama Kresna Pryawan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Antonius Fokki Ardiyanto Anggota DPRD Kota Yogya Tertarik Posisi Calon Wakil Wali Kota Yogyakarta

Mata Indonesia, Yogyakarta - Antonius Fokki Ardiyanto atau sapaan akrabnya Fokki yang saat ini masih aktif sebagai Anggota DPRD Kota Yogyakarta telah melakukan pendaftaran diri Bakal Calon Wakil Wali Kota Yogya, melalui PDI Perjuangan Jumat (3/5/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini