Fenomena Hari Terpendek dalam Sejarah, Mengapa Ini Bisa Terjadi?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pada 29 Juni 2022 lalu, tercatat sebagai hari terpendek dalam sejarah kehidupan di bumi. Pendek bukan berarti dalam hitungan jam, menit maupun detik.

Menurut situs timeanddate.com, yang menghitung waktu dan zona waktu, pada 29 Juni 2022, rotasi Bumi melambat 1,59 milidetik.

Artinya, pada hari itu, waktu menjadi lebih pendek selama 1,59 milidetik dari yang seharusnya 24 jam.

Sebagai gambaran, satu kedipan mata saja membutuhkan waktu 300 milidetik. Pencatatan waktu seperti itu hanya bisa dihitung dengan menggunakan alat yang presisi.

Rekor ini menunjukkan bahwa Bumi berotasi secara lebih cepat. Mengapa ini bisa terjadi?

Lama waktu dalam satu hari hitungannya berdasarkan rotasi Bumi, yakni perputaran Bumi pada poros dan sumbunya.

Penghitungan itu dilakukan dengan menggunakan jam atom, sehingga waktu bisa dihitung secara akurat.

Menurut situs Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia – saat ini jam atom sebagai patokan standarisasi waktu secara internasional. Karena tingkat akurasi yang sangat baik serta tingkat kesalahan yang kecil.

Menurut situs LIPI, saat ini terdapat sekitar 400 jam atom di seluruh dunia yang dimiliki oleh 70 lembaga metrologi dan observatorium. Semuanya berkontribusi terhadap perhitungan Waktu Atom Internasional (TAI) untuk menentukan UTC (Universal Time, Coordinated).

Anda mungkin pernah mendengar istilah Greenwich Mean Time (GMT), atau sistem pengaturan perbedaan waktu di negara-negara dunia berdasarkan letak geografis. Namun dalam perjalanannya, GMT kini telah berganti dengan UTC.

Pada tahun 2020, Bumi mencatat terjadinya 28 hari terpendek sejak jam atom pertama kali digunakan untuk mengukur pada 1960an.

Pada tanggal 19 Juli 2020, Bumi mencatat rekor 1,47 milidetik lebih pendek dari yang tercatat pada 2005.

Rekor terbaru berikutnya adalah tahun ini, pada 29 Juni, dengan 1,59 milidetik lebih pendek.

Tetapi menurut para ilmuwan, perubahan ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

Perubahan secara berkala

“Kami percaya ini terjadi selama jutaan tahun, namun dengan variasi yang sangat kecil,” kata Graham Jones, seorang pakar astrofisika dari Time and Date.

Christian Bizouard dari Paris Observatory, IERS Earth Orientation Center menambahkan bahwa tren percepatan rotasi Bumi yang kita lihat saat ini mulai terjadi pada 1990an. ”Setelah sempat terjadi perlambatan pada 2004, akselerasi mulai kembali pada 2016,” kata Bizouard.

Tetapi para ilmuwan tidak yakin berapa lama akselerasi ini akan terjadi.

“Pada satu saat, rotasi bumi akan melambat kembali,” kata Jones.

Mengapa berputar lebih cepat?

Rotasi Bumi mengitari poros memakan waktu 23 jam 56 menit dan 4,091 detik. Ada banyak alasan, dan para ilmuwan tidak yakin mana yang menjadi akar masalahnya. Kecepatan rotasi Bumi dapat dipengaruhi oleh lapisan dalam atau luarnya, lautan, bulan atau bahkan iklim.

Namun ini lah sejumlah teori yang memengaruhi kecepatan rotasi Bumi sejauh ini:

  • Perubahan pada iklim atau sistem iklim. Ini dapat menyebabkan pembekuan gletser atau angin yang berlebihan, yang beratnya bergeser menarik Bumi
  • Gempa Bumi atau aktivitas seismik lain bergerak ke arah poros Bumi
  • Gerakan di dalam inti cair Bumi yang menggeser massa di planet ini.
  • Sirkulasi laut dan tekanan di dasar laut yang menarik poros Bumi.
  • “Chandler Wobble”, yang merupakan pergeseran alami dari sumbu Bumi karena tidak bulat sempurna, dan juga terkait dengan fluktuasi kutub geografis bumi.

Jika tren kecepatan rotasi Bumi berlanjut, para ilmuwan mungkin akan menerapkan detik kabisat negatif, yang dapat membantu mengimbangi hari-hari yang lebih pendek yang kita alami.

Tapi langkah itu bisa menyebabkan masalah teknologi, menurut laporan situs teknologi Engineering Meta pada 25 Juli lalu.

“Dampak detik kabisat negatif belum pernah teruji dalam skala besar. Bisa berdampak buruk pada perangkat lunak yang mengandalkan pengatur waktu atau penjadwal, “kata insinyur Meta Oleg Obleukhov dan Ahmad Byagowi dalam artikelnya.

Penerapan detik kabisat pernah di masa lalu – detik kabisat pertama mulai tahun 1972. Dan biasanya penambahannya pada bulan Juni atau Desember.

BBC/Reporter: Alya 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Antonius Fokki Ardiyanto Anggota DPRD Kota Yogya Tertarik Posisi Calon Wakil Wali Kota Yogyakarta

Mata Indonesia, Yogyakarta - Antonius Fokki Ardiyanto atau sapaan akrabnya Fokki yang saat ini masih aktif sebagai Anggota DPRD Kota Yogyakarta telah melakukan pendaftaran diri Bakal Calon Wakil Wali Kota Yogya, melalui PDI Perjuangan Jumat (3/5/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini