Fakta Mengejutkan The Origin of Species, Karya Fenomenal Charles Darwin

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dalam bukunya The Origin of Species yang terbit pada 24 November 1859, Charles Robert Darwin memperkenalkan teori ilmiah tentang populasi yang berevolusi dari generasi ke generasi melalui proses seleksi alam.

Buku tersebut menjadi fenomena. Menjadi bahan perdebatan hingga saat ini. Berikut beberapa fakta mengenai The Origin of Species karya ajaib Charles Darwin:

1. Ide dari Laut

Buku Darwin ini merupakan hasil dari ekspedisi lautnya dengan kapal layar HMS Beagle pada 1830-an. Kemudian ia melanjutkan penyelidikan dan eksperimen setelah kembali dari ekspedisi. Pelayarannya selama lima tahun dalam ekspedisi membuatnya menjadi ahli geologi terkemuka. Observasi dan teorinya saat itu mendukung ide uniformitarian Charles Lyell.

2. Terbit dengan Rasa Ragu

Pada awalnya, Darwin sungkan untuk menerbitkan hasil pemikiran dan hasil observasinya yang sangat radikal. Terutama saat itu Inggris pada zaman Victoria. Bertahun-tahun Darwin menyimpan idenya dan hanya berbicara pada teman sekerjanya yang ia percaya. Karena dorongan Alfred Russel Wallace, Darwin akhirnya menerbitkan buku The Origin of Spesies pada tahun 1859.

3. Penuh Kontroversi

Setelah buku tersebut terbit, ternyata laku keras. Namun pada sisi lain, timbul banyak kontroversi dan pertentangan teorinya. Dalam penjelasan Teori Evolusi manusia memiliki nenek moyang yang sama dengan monyet. Sontak isi dalam buku ini menimbulkan kontroversi. Hal ini karena menentang teori penciptaan menurut kepercayaan agama. Dalam teori kepercayaan agama, penciptaan makhluk hidup termasuk manusia secara tiba-tiba dalam bentuk yang sempurna dan tidak berubah wujudnya sejak awal penciptaan.

4. Kesimpulan Teori Darwin

Teori Darwin berdasarkan pada pengamatan penting. Hasil dari simpulan mengenai teori tesebut adalah:

  1. Spesies pada dasarnya memiliki fertilitas yang sangat tinggi. Jumlah keturunan yang lahir lebih banyak dari keturunan yang bisa mencapai usia dewasa.
  2. Populasi kira-kira tetap berjumlah sama, namun sedikit perubahan.
  3. Sumber makanan adalah terbatas, tetapi relatif stabil dalam jangka waktu lama.
  4. Oleh karena itu terjadi perjuangan secara implicit untuk bertahan hidup.
  5. Pada spesies yang melakukan reproduksi secara seksual, biasanya tidak ada dua individu yang identik.
  6. Beberapa variasi dalam spesies secara langsung memengaruhi kemampuan individu untuk bertahan dalam kondisi alam tertentu.
  7. Sebagian dari variasi ini bersifat turunan
  8. Indivdu yang kurang sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya memiliki kemungkinan bertahan hidup lebih kecil dan lebih banyak melakukan reproduksi.
  9. Individu yang selamat kemungkinan besar akan menurunkan ciri-ciri seperti miliknya.
  10. Proses yang menyebabkan perubahan ini meghasilkan populasi yang perlahan-lahan bisa beradaptasi dengan lingkungan. Dan akan terus-menerus dapat membentuk keragaman baru dan spesies baru.

Reporter: Hastina

Berita Terbaru

Danantara Dorong Kontribusi Program Swasembada Pangan

Oleh: Puteri Mahesa Widjaya*) Indonesia memasuki babak baru dalam upaya mewujudkan kemandirian pangannasional melalui langkah-langkah progresif yang digerakkan oleh Badan PengelolaInvestasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Lembaga ini tampil sebagai simboltransformasi pengelolaan aset negara yang bukan hanya efisien secara ekonomi, tetapijuga berpihak pada kebutuhan strategis bangsa. Dengan visi kuat dan strategi terukur, Danantara membuktikan diri sebagai motor penggerak utama program swasembadapangan. Langkah-langkahnya mencerminkan optimisme masa depan, di mana kekuatandomestik diolah menjadi sumber daya nasional yang berdaulat. Danantara hadir bukansekadar sebagai pengelola investasi, tetapi sebagai garda depan perubahan yang membawa harapan besar bagi terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia. Komitmen Danantara terhadap program swasembada pangan mendapat apresiasi dariberbagai pihak, termasuk legislatif. Anggota Komisi VI DPR RI, Subardi, menyampaikan harapan besar agar Danantara dapat menjadi pemimpin dalam penguatan kedaulatanpangan nasional. Ia menegaskan bahwa Danantara memiliki kapasitas kelembagaanuntuk mengonsolidasikan aset-aset negara, termasuk lahan dan alat produksi yang belum terkelola secara maksimal. Menurutnya, banyak aset tanah milik negara, baikyang dikelola BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara, Perhutani, maupun ID Food, yang dapat diberdayakan untuk mendukung ketahanan pangan. Dukungan ini menjadipenguat arah kebijakan Danantara dalam memanfaatkan kekuatan domestik gunamemenuhi kebutuhan strategis bangsa. Salah satu fokus utama Danantara dalam mewujudkan swasembada pangan adalahkonsolidasi aset-aset negara berupa lahan produktif. Melalui identifikasi dan pemetaanulang terhadap lahan-lahan yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, Danantara mengambil langkah proaktif untuk menjadikannya sebagai basis produksipangan. Lahan milik negara yang berada di bawah pengelolaan berbagai BUMN kinidiarahkan untuk mendukung pertanian strategis, termasuk komoditas pangan pokokyang selama ini menjadi kebutuhan utama masyarakat. Hal ini sejalan dengan visijangka panjang pemerintah untuk menjadikan tanah sebagai sumber dayaberkelanjutan demi kesejahteraan rakyat. Tak hanya itu, Danantara juga mengedepankan revitalisasi pabrik dan alat produksiyang tersebar di berbagai wilayah. Dengan menghidupkan kembali fasilitas produksimilik negara, Danantara membangun fondasi industri pangan yang kuat dan efisien. Pabrik-pabrik yang telah dipulihkan akan difungsikan kembali sebagai pusat pengolahanhasil pertanian, gudang logistik, maupun sebagai pusat distribusi bahan pokok. Langkahini akan mempercepat rantai pasok, mengurangi biaya logistik, serta meningkatkandaya jangkau pangan ke seluruh penjuru nusantara. Dukungan Danantara terhadap ketahanan pangan juga ditunjukkan melalui konsolidasisektor pupuk. Chief Operating Officer BPI Danantara, Dony Oskaria, menjelaskan bahwadalam rencana kerja tahun 2025, industri pupuk menjadi salah satu prioritas utama. Konsolidasi ini mencakup pembangunan dan perbaikan pabrik, serta penyederhanaanproses bisnis agar produksi lebih efisien. Menurutnya, strategi ini bertujuan menurunkanbiaya produksi pupuk dan memastikan ketersediaannya bagi petani di seluruh wilayahIndonesia. Langkah tersebut menjadi bukti nyata bahwa Danantara tidak hanya fokuspada aspek korporasi, tetapi juga pada pelayanan terhadap kepentingan publik secaraluas. Dony juga menjabarkan bahwa Danantara telah menetapkan tiga klaster program utama: restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan. Ketiga pilar ini menjadi fondasidalam optimalisasi sembilan sektor strategis BUMN, termasuk sektor pangan, pupuk, kawasan industri, dan hilirisasi komoditas. Program kerja ini mencerminkan keseriusanDanantara dalam membentuk sistem industri nasional yang tangguh dan efisien, dengan tujuan akhir mendukung kemandirian ekonomi dan ketahanan nasional. Untuk memastikan keberlanjutan seluruh inisiatif tersebut, Danantara juga menekankanpentingnya penguatan tata kelola kelembagaan, termasuk di bidang manajemen risiko, legalitas aset, sumber daya manusia, dan keuangan. Pendekatan ini menunjukkanbahwa transformasi yang dilakukan Danantara bukan semata-mata pada sisi fisik atauaset, tetapi juga menyangkut reformasi manajerial yang menyeluruh. Dalam konteks ini, Danantara hadir sebagai wajah baru dari pengelolaan investasi negara yang modern, efisien, dan berpihak pada kepentingan nasional jangka panjang. Langkah-langkah strategis Danantara juga didukung dengan kolaborasi lintas sektor, baik dengan kementerian teknis, pemerintah daerah, hingga pelaku usaha dankomunitas lokal. Kemitraan yang inklusif ini menjadi kekuatan penting dalammempercepat implementasi program swasembada pangan secara merata di berbagaiwilayah Indonesia. Dengan memperkuat sinergi, Danantara memastikan bahwa setiapelemen dalam rantai nilai pertanian, mulai dari produksi hingga distribusi, dapatberfungsi optimal. Dalam konteks pembangunan nasional, kehadiran Danantara menjadi representasi daritekad bangsa untuk berdiri di atas kaki sendiri. Pengelolaan aset negara yang diarahkanuntuk kebutuhan rakyat merupakan bentuk nyata dari ekonomi berdaulat. Melaluilangkah-langkah konkret yang dilakukan saat ini, Danantara tidak hanya memperkuatsektor pangan, tetapi juga meneguhkan peran strategis BUMN sebagai instrumenpembangunan nasional yang relevan dan berdampak langsung. Dengan arah yang jelas dan semangat kolaboratif yang tinggi, Danantara diyakini akanmenjadi lokomotif baru dalam mewujudkan swasembada pangan yang berdaulat, inklusif, dan berkelanjutan. Indonesia sedang bergerak menuju kemandirian pangan, dan Danantara berada di garda depan perjuangan ini, membawa harapan, solusi, danmasa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia. *Penulis merupakan Jurnalis Ekonomi dan Investasi
- Advertisement -

Baca berita yang ini