Erick Yusuf : Harry Roesli Sosok yang Dermawan dan Tau Menghargai Orang Lain

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebagai sosok yang telah dianggap sebagai guru sekaligus ayah, Ustadz Erick Yusuf mendapat banyak pelajaran hidup dari sosok Harry Roesli. Musisi serba bisa ini lahir di Bandung, 10 September 1951 dan wafat di Jakarta, 11 Desember 2004 silam pada usia 58 tahun.

Erick mengenang salah satu petuah tentang menjalin relasi dengan orang lain. Pernah suatu ketika, Erick curhat kepada Harry Roesli bahwa ia tidak suka sama seseorang.

Namun respon dari almarhum malah mengejutkan. Harry Roeli mengatakan bahwa kamu boleh saja tidak suka sama orang lain, tapi kamu juga harus berpikir bahwa orang itu atau orang lain juga pasti punya perasaan yang sama terhadap kamu.

“Jadi jangan sembarangan menunjukkan rasa tidak sukamu kepada orang lain di hadapan Harry Roeli,” ujar Erick sambil tergelak.

Kemudian suatu ketika Erick baru selesai menonton sebuh pertunjukkan. Kemudian ia ditanya oleh almarhum. “Bagaimana pertunjukkannya bagus gak,” kata Erick menirukan perkataan Harry Roesli.

Erick bilang pertunjukkannya jelek dan ia kurang menyukainya. Jawaban tersebut sontak membuat almarhum marah besar.

“Kamu itu belum berhak ngomong itu jelek. Mana karya kamu kalau sampai kamu bilang karya itu karya yang jelek. Waduh saya dihabisin tuh di situ,” katanya.

Jadi menurut Erick, kalau mau membuat penilaian soal suatu karya di hadapan Harry Roesli, kita harus punya dasar dan pertimbangan keilmuan yang mendasarinya.

Selain itu, Harry Roesli pernah berpesan kepada Erick untuk bisa mentertawakan dirinya sendiri. Karena dengan begitu, kita tak hanya menertawakan orang lain, tapi mau mengintrospeksi diri sendiri.

“Kita perlu mengevaluasi diri dan mawas diri begitu,” ujarnya.

Ia juga mengajarkan agar selalu dermawan kepada siapa saja. Erick mengisahkan bahwa siapa saja yang datang ke rumah Harry Roesli pasti akan dikasih uang. Entah itu yang lagi butuh uang atau yang tidak sama sekali.

“Menurut dia uang itu bagai upil. Kalau gak dikeluarin, kamu gak bisa napas. Jadi itu filosifinya dia. Jadi dia orang yang benar-benar dermawan ya,” ujar Erick terkenang.

Ia pun mengakui beragam pengalaman bersama almarhum tanpa sadar menjadi bekalnya untuk tetap menjadi sosok yang penuh perhitungan dan perencanaan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Serentak Diharapkan Jadi Pendorong Inovasi dalam Pemerintahan

Jakarta - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024, diharapkan dapat mendorong inovasi serta memperkuat sinkronisasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini