Erick Thohir: Kita Menang 55 Persen Versi Quick Count

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Erick Thohir menegaskan kemenangan yang didapat pasangan 01 versi quick count nyata. Hal itu disampaikan saat menghadiri acara relawan milenial Jokowi-Ma’ruf di The Pallas SCBD, Jakarta Selatan, Minggu 21 April 2019.

“Insyaallah, kita ini bukan pendusta, kita ini bukan pembohong, saya setuju data-data kita menunjukkan kita menang di 55 persen. Ini bukan klaim, tapi ini data dan fakta,” ujar Erick.

Meski begitu, pihaknya meminta para relawan milenial untuk tetap menunggu hasil yang dikeluarkan oleh KPU. Ia mengajak seluruh pendukung Jokowi-Ma’ruf untuk tetap menjaga dan mengawasi hasil sementara yang telah muncul.

“Karena itu saya berharap kita harus terus jaga, kita harus sabar dan harus jaga apa, persatuan kita, kita harus jaga juga hasil-hasil kita,” katanya.

Selain itu, Erick juga mengingatkan para generasi muda untuk terus siap akan tantangan besar yang harus dihadapi. Ia pun meminta agar para relawan tetap merangkul perbedaan dan tetap menjaga persatuan.

“Jadi kita harus jaga kemenangan ini karena ini adalah arah yang benar. Dan ingat pemilu sudah mau selesai. Tapi tantangan kita luar biasa ke depan. Tantangan bagaimana kita merajut bangsa kembali, tantangan bagaimana bisa membuktikan tahun 2045 kita masuk empat besar dunia secara ekonomi,” katanya.

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini