Dipaksa Lepas Pakaian Saat Pemeriksaan di Doha, Perempuan Australia Ini Stres

Baca Juga

MATA INDONESIA, DOHA – Pengalaman dan mimpi buruk beberapa perempuan asal Australia yang tahun lalu menjadi penumpang dalam penerbangan Qatar Airways ke Sydney di bandara Doha.

Pasalnya, saat itu beberapa perempuan asing (luar Qatar) turun dan terpaksa ikut ke ambulans di landasan bandara untuk pemeriksaabn. Masalah muncul, saat mereka wajib melepas pakaian dalam mereka sebelum proses pemeriksaan.

Beberapa perempuan tersebut langsung menyatakan ketidaksetujuannya. Namun mereka malah mendapat paksaan. Mereka juga tidak mendapat pemberitahuan kenapa ada pemeriksaan dan apa yang sebenarnya terjadi.

Sebenarnya pemeriksaan pada Oktober 2020 tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah ada di antara para penumpang asing yang baru saja melahirkan. Saat itu, ada penemuan seorang bayi berjenis kelamin perempuan dalam plastik di tempat sampah toilet bandara.

Pihak otoritas bandara terpaksa melakukan pencarian di berbagai penerbangan di bandara Doha untuk menemukan orang tua dari bayi tersebut. Pencarian dadakan seperti itu juga bertujuan untuk mencegah pelaku melarikan diri.

Sebenarnya langkah tersebut sudah tepat. Namun pemeriksaan semacam itu menimbulkan dampak bagi para perempuan yang diperiksa. Mereka kesal, bahkan ada yang sampai menangis. Dan mengalami trauma pasca pemeriksaan.

Akibat dari pemeriksaan itu, sekitar sepuluh penerbangan dari Doha tertunda sementara

Bahkan, seorang perempuan mengatakan bahwa pemeriksaan fisik yang saat itu sangat menakutkan. Sejumlah aparat bersenjata melakukannya dengan tatapan tajam. Meski, pemeriksaan hanya berlangsung 5 menit.

Peristiwa ini kemudian menjadi ramai, setelah para perempuan ini tiba di Sydney Australia. Mereka kemudian melaporkan insiden tersebut ke pemerintah Australia. Sontak kecaman pun melayang ke Qatar.

Para perempuan menuntut permintaan maaf secara resmi dan mendesak otoritas bandara untuk mengubah prosedur. Hal ini supaya tidak terjadi lagi insiden yang sama di masa depan. Mereka juga menuntut ganti rugi atas tindakan pemerintah Qatar, Otoritas Penerbangan Sipil Qatar, dan Qatar Airways.

Pengacara dari beberapa perempuan Australia, Damian Sturzaker, mengatakan bahwa proses komunikasi dengan pihak berwenang Qatar tidak menghasilkan apa pun. Ia mengatakan bahwa komunikasi tersebut bagaikan berkomunikasi dengan tembok.

Akhirnya, Khalid bin Khalifa bin Abdulaziz Al Thani, Perdana Menteri Qatar, memberikan pernyataan di Twitter. “Kami menyesalkan perlakuan terhadap beberapa penumpang perempuan … apa yang terjadi tidak mencerminkan hukum atau nilai-nilai Qatar.”.

Dan Qatar pun melakukan proses hukum dengan vonis hukuman percobaan terhadap pejabat bandara Doha.

BBC/Reporter: Intan Nadhira Safitri

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Tegaskan Komitmen Jaga Stabilitas Jelang Pergantian Tahun

JAKARTA - Menjelang Tahun Baru 2025, pemerintah memastikan berbagai langkah strategis telah disiapkan untuk menjamin keamanan, kenyamanan, dan stabilitas...
- Advertisement -

Baca berita yang ini