Dipajang di British Museum London, Inilah Fakta Peta Kuno Nebra Sky Disc

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Nebra Sky Disc atau Cakram Langit Nebra sering disebut sebagai Peta bintang tertua di dunia. Peta ini rencananya akan dipajang di British Museum, London, Inggris, pada 17 Februari – 17 Juli 2022. Pameran ini merupakan bagian dari pameran Stonehenge yang diselenggarakan sekali seumur hidup.

Mengenai kepemilikan, Nebra Sky Disc sebenarnya adalah milik museum di Halle, Jerman. Namun dipinjamkan ke British Museum London. Peta kuno ini berasal dari zaman perunggu, dan telah berusia 3.600 tahun.

Ditemukan pada tahun 1999 di Jerman, Nebra Sky Disc masuk dalam Program Memori Dunia UNESCO pada tahun 2013, dan dianggap sebagai salah satu penemuan arkeologi paling penting di abad ke-20. Peta kuno ini telah tersembunyi di dalam tanah selama lebih dari tiga milenium.

Di masa penggaliannya, Nebra Sky Disc ditemukan oleh dua pemburu harta karun ilegal menggunakan detektor emas, dan ditemukan bersamaan dengan liontin matahari, pedang, kapak, serta barang lainnya yang berasal dari zaman perunggu. Setelah itu barulah ditemukan oleh polisi dalam suatu penggerebekan.

Nebra Sky Disc dan liontin matahari menjadi penemuan berharga yang luar biasa karena dapat bertahan dalam kurun waktu yang sangat lama, yakni sejak zaman perunggu hingga saat ini.

Peta kuno ini lapisannya terdiri dari patina berwarna biru-kehijauan yang berhiaskan simbol-simbol emas yang mewakili penghuni langit, seperti bulan sabit, bulan purnama, bintang, matahari, titik balik matahari, serta fenomena kosmik lainnya. Para pakar percaya bahwa matahari adalah obyek sentral dalam agama di Eropa Utara Kuno. Peta ini memiliki berat sekitar 2,2 kg dengan diameter 30 cm

Profesor Miranda Aldhouse-Green, seorang Arkeolog dan pakar Zaman Perunggu, mengatakan bahwa simbol-simbol yang terdapat dalam peta ini merupakan bagian dari sistem kepercayaan Eropa Kuno terhadap penghuni langit. Dimana mereka akan menatap langit, menyembah penghuni langit, dan menyelaraskan monumen mereka saat matahari terbit atau bulan terbit. Nebra Sky Disc bagikan teks suci yang masih terbaca.

Neil Wilkin, seorang kurator pameran The World Of Stonehenge, menyampaikan rasa senangnya karena peta kuno ini dan liontin matahari akan dipamerkan di pameran Stonehenge di British Museum. Ia juga mengatakan bahwa keduanya menjadi bagian paling penting dalam pameran tersebut.

Namun, penemuan peta kuno ini masih menjadi kontroversi hingga saat ini mengenai keasliannya di kalangan sejumlah kecil pakar. Orang-orang di masa lalu juga mengklaim benda tersebut palsu meskipun saat ini Nebra Sky Disc dianggap sebagai penemuan dari zaman perunggu.

Perdebatan ini kembali mengemuka, ketika September 2021 dua arkeolog menerbitkan makalah baru. Makalah tersebut membahas mengenai Nebra Sky Disc berasal dari zaman besi dan berusia 1000 tahun lebih muda. Namun klaim ini ditolak oleh Museum Jerman karena tidak konsisten dan tidak dapat dipahami.

Reporter: Intan Nadhira Safitri

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kenaikan PPN 1% Tidak Berdampak Negatif: Pemerintah Pastikan Kebutuhan Pokok Masyarakat Terlindungi

Jakarta – Sejumlah pihak menyambut positif rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1% menjadi 12% pada tahun...
- Advertisement -

Baca berita yang ini