Dihantui Teror dan Pembunuhan, Tak Mudah Jadi Warga Muslim di India

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kasus kejahatan manusia kian marak terjadi di beberapa negara akhir-akhir ini. Salah satunya adalah kasus kejahatan muslim di India. BBC  melacak empat kasus kejahatan dan kebencian terhadap Muslim selama 10 tahun terakhir.

Pada bulan maret 2019, terjadi pembunuhan seorang muslim oleh massa Hindu ketika ia sedang mencoba mencegah mereka menghancurkan tempat ibadah Islam di dekat rumahnya di Distrik Sonbhadra. Polisi sempat menangkap pelakunya, namun penahanan hanya berlangsung beberapa bulan saja dan setelah itu mereka bebas.

Pembunuhan serta intimidasi kaum muslim di India bahkan telah terjadi sejak 2014. Tepatnya saat Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) berkuasa. Pimpinannya adalah Perdana Menteri Narendra Modi. Sosok Narendra ini terkenal karena sikap anti-muslimnya. Bersama partai dan para pendukungnya, umat muslim di India hidup dalam ketakutan, bahkan sampai meninggalkan rumah mereka.

PM Narendra Modi. (Foto: The Indian Express)

Benar saja, tak lama Narendra berkuasa, seorang pria Muslim berusia 52 tahun tiba-tiba mati tergantung di Uttar Pradesh pada 2015. Penduduk menyeretnya karena ia menyimpan daging sapi di rumahnya. Seperti kita ketahui, Sapi adalah hewan yang mulia bagi umat Hindu.

Peristiwa tersebut menghebohkan dunia. Kecaman datang silih berganti dari berbagai negara Muslim. Namun serangan terhadap muslim tetap terjadi bahkan setelah kejadian tersebut. Sudah banyak sekali catatan kriminal India tentang eksekusi mati atau kebencian terhadap muslim, namun mereka cenderung tidak mempublikasi data-data itu.

Beberapa insiden terburuk terjadi di Uttar Pradesh. salah satu negara bagian paling terpolarisasi di India. Jumlah penduduk muslimnya 40 juta orang. Dulu di kawasan ini tenang-tenang saja. Namun muncullah Yogi Adityanath seorang pendeta Hindu yang sering menyampaikan pidato bernada hasutan. Ia menjabat sebagai Menteri Utama pada 2017. Yogi adalah pendukung kuat Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP).

Pada bulan Mei 2021, ada sebuah video yang viral di media sosial tentang sekelompok laki-laki yang memukuli seseorang di distrik Moradabad. Menurut BBC, korbannya adalah Shakir Qureshi. Hal itu terjadi saat Shakir sedang dalam perjalanan untuk mengantarkan daging kerbau ke rumah pelanggannya. Tiba-tiba, di tengah perjalanan sekelompok orang mencegatnya. Mereka menuduh Shakir membawa daging sapi. Ia kemudian mendapat pukulan bertubi-tubi oleh sekelompok pria tersebut. Ia menangis dan meminta ampun namun tak ada yang mengacuhkannya.

Setelah video tersebut viral, Shakir melaporkan kejadian tersebut ke polisi yang langsung menangkapnya. Namun lagi-lagi baru beberapa bulan para pelaku ini bebas dengan alasan tak jelas.

Sejak itu penjual daging kerbau dan pedagang ternak sering mendapat serangan dari  kelompok orang dari komunitas Umat Hindu. Biasanya mereka main hakim sendiri dan  menuduh mereka mengangkut daging sapi. Penyembelihan sapi adalah sesuatu yang ilegal di beberapa negara bagian India, termasuk Uttar Pradesh, namun khusus kerbau ada perkecualian dari larangan tersebut.

Hubungan kebencian antar-agama telah lama bergejolak di India. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir, pasangan Hindu-Muslim juga menghadapi kemarahan warga yang menuduh laki-laki muslim memikat perempuan Hindu untuk pindah agama.

Pada Mei 2017, Ghulam Ahmed tewas di kebun mangga yang dia jaga di desanya di distrik Bulandshahr. Menurut polisi, ia terbunuh sebagai balas dendam terhadap tetangga muslimnya yang kawin lari dengan seorang perempuan Hindu beberapa hari sebelumnya.

Polisi kemudian menangkap sembilan orang yang terkait dengan kelompok sayap kanan Hindu. Namun lagi-lagi mereka bebas dengan jaminan dan menyangkal tuduhan tersebut.

Saat ini orang-orang muslim di India ketakutan dan kekhawatiran dalam menjalani hidup di rumahnya sendiri karena banyaknya kekerasan yang terjadi terhadap kaum mereka.

Reporter: Dinda Nurshinta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini