Dianggap Senonoh karena Menyerupai Payudara, Inilah Makanan Manis Cannoli

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Italia memiliki sejumlah kue tradisional yang bentuknya menyerupai alat kelamin, salah satunya cannoli. Kue tersebut membuat beberapa orang-orang terbahak-bahak, tapi mereka tidak tahu bagaimana asal-usul kue tersebut berasal.

Makanan manis yang berasal dari Sisilia ini digemari banyak orang dan memang menyerupai lingga. Namun, ada alasan yang masuk akal di balik penciptaannya. Menurut sebuah legenda, selama kerajaan Arab menguasai Caltanissetta di kawasan Sisilia, sekitar 1000 masehi, sekelompok perempuan membuat suguhan.

Makanan yang dibuat adalah kue pastry goreng yang terbuat dari tepung, gula, dan mentega dibalut dengan keju ricotta bercita rasa manis dan lembut. Makanan itu untuk memuliakan maskulinitas pimpinan kerajaan yang notabene merupakan laki-laki.

Meski cerita tersebut belum dapat dibuktikan karena tidak adda catatan tertulisnya. Konsep kue berbentuk erotis memang sudah muncul sejak berabad-abad lalu.

Pada masa Yunani Kuno, orang-orang mengonsumsi madu dan kue wijen berbentuk payudara selama peringatan Thesmophoria. Mereka menyantapnya untuk merayakan kesuburan dan keibuan.

Kebiasaan itu berasal dari ritus era ssebelumnnya, yaitu persembahan dewi Isis pada masa Mesir Kuno. Praktik itu diyakini menyebar ke seluruh kawasan Mediterania, termasuk Sisiliaa pada era pra-Romawi.

Menurut Maria Oliveri, seorang pakar isu warisan budaya dari Palermo, organ seksual tidak tabu bagi masyarakat Yunani dan Romawi Kuno. Sebaliknya, organ seksual dihormati sebagai symbol kelimpahan.

Pada abad ke-11, bangsa Norman mengubah Sisilia menjadi wilayah yang kental dengan ajaran dan nuansa Katolik. Tradisi kuno yang sebelumnya eksis pun akhirnya bercampur dengan tradisi Katolik. Pengamatan titik balik matahari pada musim dingin menyatu dengan perayaan Natal, sementara ritual kesuburan menyatu dengan Paskah.

Makanan penutup kuno Sisilia pada era itu tetap bertahan, terutama karena peran para biarawati. Mereka membuat panganan untuk festibal dan hari raya keagamaan. Contohnya adalah cassanata, kue keju ricotta berbentuk bulat yang dihiasi dengan marzipan, kacang-kacangan, dan manisan buah-buahan.

Cassata diperkirakan pertama kali muncul pada masa kekuasaan Arab di Sisilia. Dibuat sebaagai sajian perayaan musim semi. Sama seperti canolli, sejumlah makanan penutup Italia kuno lain yang berbentuk erotis telah diwariskan dari generasi ke generasi selama berabad-abad.

Kue berisi keju ricotta dan dilapisi gula putih serta mantissa ceri, yang dikenal dengan sebutan Minni di Virgini, dibuat agar menyerupai payudara untuk menghormati Santa Agatha. Ia adalah martir era Romawi. Menurut cerita, payudaranya dipotong karena menolak rayuan seorang laki-laki.

Sementara itu, kue Feddi ru Cancilieri, yaitu kue almond dengan selai krim dan apricot. Kue ini dibuat dengan lelucon agar menyerupai bokong seorang kanselir.

Sejak zaman Yunani Kuno, simbol-simbol yang dibuat agar dapat dikonsumsi dikaitka dengan ritual pengorbanan. Makanan ini dianggap membawa orang lebih dekat dengan para dewa.

Gagasan ini dibawa ke dalam tradisi Katolik. Para biarawati diizinkan mengembangkan panganan seperti itu walau biara pada abad pertengahan melarang kerakusan.

Menurut Dario Mangano, ahli semiology di Universita degli Studi di Palermo, menulis disertasi tentang makna semiotic makanan manis Sisilia. Aturan terkait ini terkadang perlu dibatalkan agar bisa ditegaskan kembali.

Pada saat karvanal jelang paskah, warga era Romawi Kuno dizinkan menyantapkan berbagai maakanan manis berbentuk erotis ini. Hal itu satu-satunya peristiwa sepanjang tahun saat tradisi Katolik yang ketat dikendorkan demi ekspresi diri tanpa hambatan.

Para laki-laki akan memberikan permen berbentuk lonjong kepada wanita untuk mengisyaratkan hasrat seksual mereka, sambil bernyanyi, “Ogni cannolu e scettru d’ogni Re… lu cannolu e la virga di Mose.”

Lirik dalam bahasa Indonesia berarti, “Setiap cannoli adalah tongkat dari setiap raja…. Canolli adalah penis Musa.”

Sayangnya, sebagian besar biara yang menggunakan resep tradisional cannoli, sudah ditutup. Saat ini hanya segelintir biarawati berusia lanjut yang masih tahu cara membuatnya. Walau sekarang bisa ditemukan di seluruh Italia, namun resep terbaik hanya tersedia di beberapa kafe di kawasan Sisilia.

Demi menyelamatkan tradisi, Oliveri membuka toko kue pada 2017 di dalam Monastero di Santa Caterina, Palermo. Ia membuat hidangan manis dari resep yang ditemukannya lewat penelitian arsip. Sebagian besar didapatkan dari keluarga bangsawan yang menerima resep kuno itu dari biara di Sisilia.

Namun, terlepas dari resep tersebut, bahan dasar dan cita rasa cannoli di Sisilia telah berubah dari waktu ke waktu. Penyebabnya adalah kemajuan teknologi dan pengaruh budaya lain, terutama karena panganan ini sudah menyebar ke seluruh dunia.

Reporter : Afif Ardiansyah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jaga Demokrasi Pilkada Papua, Pemerintah Antisipasi Gangguan OPM

PAPUA — Pemerintah dan aparat keamanan berkomitmen kuat untuk menjaga keamanan dan stabilitas demi kelancaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)...
- Advertisement -

Baca berita yang ini