MINEWS, JAKARTA-Banyak menelan korban jiwa dan sangat menguras tenaga para penyelengarannya. Pengamat Politik UIN Jakarta, Adi Prayitno meminta kepada pemerintah agar pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2019 ini menjadi yang pertama dan terakhir dilakukan.
Pasalnya ia menilai, pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 kali ini terlampau brutal akibat banyaknya money politik atau politik uang secara vulgar. “Jadi, cukup pertama dan terakhir ini pemilu serentak. Terlampau banyak masalah,” katanya.
Pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 secara umum kata dia, berjalan dengan lancar, aman dan damai karna tidak ada letupan apapun. Hanya saja ia menilai dari segi penyelenggaraannya, banyak hal yang mesti dievaluasi.
Pertama, soal logistik yang kerap bermasalah seperti kotak suara kardus dan kertas suara rusak sehingga banyak daerah telat mencoblos. Kedua, banyak warga negara yang tidak bisa nyoblos gara-gara kertas suara habis, akibatnya hak politik mereka hangus.
Ketiga, ratusan petugas KPPS meninggal dunia karna beban kerja yang over load. Dan terakhir, pelaksanaan pemilu serentak ini menganak-tirikan Pileg. (Mega Puspita)