Home Cuitan MI Dari Gaple hingga Congklak, Inilah Sederet Permainan Rakyat yang Populer di Indonesia

Dari Gaple hingga Congklak, Inilah Sederet Permainan Rakyat yang Populer di Indonesia

0
594
congklak
congklak

MATA INDONESIA, JAKARTA – Permainan rakyat menjadi salah satu bagian dari ragam kebudayaan yang tumbuh di Indonesia. Beberapa di antaranya cukup terkenal di berbagai daerah, seperti Gaple, Karambol, dan Congklak.

Dalam era globalisasi ini, ketika teknologi dan informasi tumbuh dengan pesat, permainan rakyat semakin terpinggirkan. Meskipun belum sepenuhnya tergerus zaman, permainan rakyat sudah jarang ada di masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di daerah perkotaan. Seperti diketahui, saat ini mayoritas memilih berkutat dengan gawai mereka daripada bermain permainan rakyat.

Permainan rakyat bukan hanya untuk anak-anak, namun remaja hingga orang dewasa juga dapat memainkannya. Simak, yuk, deretan permainan rakyat yang mengasyikkan dan bisa menjadi pilihan untuk bermain saat waktu luang!

  1. Gaple (Domino)

Gaple atau Domino adalah permainan kartu generik yang populer di berbagai kalangan. Di Indonesia, Gaple biasanya berbentuk kartu kecil berukuran 3×5 cm, berwarna dasar kuning dan terdapat bulatan-bulatan yang berfungsi sebagai pengganti angka.

Permainan Gaple biasanya menggunakan kartu ubin persegi panjang kecil. Ada pembagian  dua bagian (atas dan bawah) oleh garis di tengah kartu. Ini untuk membedakan nilai dari kartu di satu sisi, sedangkan sisi belakang biasanya kosong.

Permainan ini sering kali untuk mengisi waktu luang atau berkumpul bersama teman. Media dalam bermain Gaple biasanya berupa kartu kecil balok dan bergambar bulatan-bulatan merah dalam berbagai jumlah dari kartu terkecil dengan nilai kosong hingga kartu tertinggi dengan nilai 6/6.

Sejarah Gaple yang tertulis memunculkan banyak versi yang berbeda. Meskipun telah menjadi permainan rakyat yang mengakar pada masyarakat Indonesia, permainan ini bukan berasal dari Tanah Air.

Dalam catatan sejarah, versi pertama menyebut bahwa permainan Gaple mulai pada tahun 1120 Masehi. Sementara dari versi kedua menyebutkan, permainan Gaple sejak tahun 181-234 Masehi. Lalu dari versi ketiga, menurut beberapa sejarawan, permainan Gaple pada masa Keung T’ai Kung sejak tahun 1.100 Sebelum Masehi.

Namun yang jelas dari semua versi itu sepakat bahwa permainan Gaple atau Domino pertama kali lahir di Tiongkok.

Domino yang berasal dari Tiongkok mulai muncul saat festival di Wulin di kota Hang Zhou. Saat itu judi dan permainan dadu marak di kalangan penduduk. Seorang penjual keliling punya ide untuk menjual kartu domino ini ke berbagai kota untuk meramaikan perjudian. Hal ini terjadi di zaman Raja XiaoZong dari Dinasti Song (1162-1494).

Permainan ini mulai tersebar luas pada era pemerintahan Kao-Tsung (1127-1163). Meskipun begitu, sumber lain mengatakan jika dokumen ini mengacu pada standardisasi dan bukan penemuan permainan Domino itu sendiri.

  1. Karambol

Karambol adalah permainan meja. Ini modifikasi dari keluarga permainan biliar. Permainan ini telah mendunia. Namanya pun banyak,  ada carrum, couronne, karam, karom, hingga finger billiards. Permainan ini berasal dari India dan menyebar luas ke berbagai negara lain (termasuk Indonesia) pada tahun 1970-an.

Berbeda dari permainan meja lainnya, Karambol tidak memakai stik untuk menggerakkan cakram kecil (seperti koin), melainkan jari tangan. Saat bermain, jari tangan menyentil setiap cakram sehingga mengenai cakram sasaran.

Karambol menjadi permainan rakyat yang biasanya ada di pinggir jalan atau di tempat-tempat orang berkumpul. Sayangnya, permainan ini sudah jarang ada di daerah perkotaan. Di kampung-kampung, biasanya ada kompetisi Karambol untuk memperingati Hari-hari besar di Indonesia.

Permainan Karambol mempunyai aturan-aturan yang memiliki filosofi di setiap sendi kehidupan manusia, seperti nilai-nilai sosial maupun norma. Misalnya, dalam permulaan permainan, pemain harus mencari cakram miliknya terlebih dahulu dengan cara memantulkan dan tidak boleh langsung menembak cangkram sasaran. Hal ini mengingatkan manusia agar tidak mendapatkan sesuatu secara instan dan harus melakukan usaha terlebih dahulu untuk memiliki sesuatu.

Selain itu, dalam aturan Karambol tertera bahwa jika seseorang sudah mendapatkan jatah cakram (misal warna merah) maka tidak boleh menembak atau memasukkan cakram lain (misal warna biru), karena jika memasukkan bukan cakram miliknya maka akan mendapatkan hukuman, yaitu utang cakram. Hal ini jelas sekali filosofinya bahwa sebagai manusia tidak boleh serakah.

Arena Karambol menggunakan papan segi empat di mana setiap pemain berada di tiap sisi tersebut. Dalam permainan, terdapat macam-macam cara memainkannya, yakni ada yang satu lawan satu dan ada yang berteman (4 orang menjadi 2 grup dengan 2 anggota). Dalam hal ini, filosofinya menggambarkan manusia sebagai makhluk sosial yang tolong menolong dan kerja sama dalam berbagai urusan.

  1. Congklak

Congklak atau Congkak atau Dakon adalah permainan rakyat yang sudah berkembang cukup lama di kawasan Melayu dengan sebutan yang berbeda-beda.

Di Malaysia dan beberapa daerah di kepulauan Riau, sebutannya Congklak, di Filipina Sungka, di Sri Lanka namanya Cangka, di Thailand Tungkayon, dan di beberapa daerah lain di Indonesia seperti di Sulawesi adalah Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata. Sementara daerah-daerah di Jawa menyebutnya Congklak, Dakon, atau Dhakon.

Permainan Congklak biasanya hanya dua pemain. Setiap pemain menggunakan papan Congklak dengan 98 buah biji yang namanya biji Congklak atau buah Congklak.

Pada umumnya, papan Congklak terbuat dari kayu dan plastik. Sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan Congklak terdapat 16 buah lubang yang terdiri atas 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan 2 lubang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lubang kecil di sisi pemain dan lubang besar di sisi kanannya menjadi milik sang pemain.

Pada awal permainan, setiap lubang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua pemain dalam posisi saling berhadapan, dengan salah seorang yang memulai dapat memilih lubang yang akan diambil dan meletakkan satu biji ke lubang di sebelah kanannya hingga seterusnya berlawanan arah jarum jam.

Jika biji habis di lubang kecil yang berisi biji lainnya, pemain itu dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi. Namun, jika habis di lubang besar miliknya maka dia dapat melanjutkan dengan memilih lubang kecil di sisinya. Sementara jika habis di lubang kecil di sisinya maka dia harus berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Akan tetapi, jika berhenti di lubang kosong di sisi lawan maka dia harus berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.

Permainan selesai jika sudah tidak ada biji lagi. Seluruh biji ada di lubang besar kedua pemain. Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.

  1. Bekel

Bekel adalah permainan yang biasanya dimainkan dengan lima benda kecil atau sepuluh dalam kasus berkelompok. Di Indonesia, permainan ini awalnya diambil dari permainan asal Belanda yang disebut bikkelen atau bikkelspel.

Permainan ini bisa dimainkan oleh dua orang atau lebih. Peraturan yang ada pada permainan ini sangatlah banyak dan bervariatif. Bisa berbeda-beda dari tiap daerah di Indonesia. Namun, biasanya peraturannya adalah hasil dari kesepakatan para pemainnya.

Alat dalam permainan ini terdiri dari dua jenis, yaitu sebuah bola dan 6-10 biji Bekel. Bolanya namanya bola Bekel, terbuat dari karet dengan ukuran berdiameter kira-kira 3 cm. Biasanya bola ini memiliki motif yang kontras dan menarik. Sedangkan alat yang kedua adalah biji Bekel, biasanya terbuat dari tembaga atau kuningan. Keempat sisi dari biji Bekel ini mempunyai perbedaan yang mencolok. Bagian atas biasanya terdapat titik merah kecil atau sebutannya dengan Pit. Sedangkan bagian bawahnya sebutannya dengan Roh. Di salah satu sisinya yang datar terdapat tanda atau titik sedangkan di sisi berlawanan akan terlihat mulus.

Bermain Bekel membutuhkan keahlian, kecepatan tangan, dan konsentrasi yang penuh. Saat bermain, semua biji Bekel harus digenggam hanya dengan satu tangan beserta dengan bolanya. Setelah itu, bola dilambungkan ke atas dan hanya boleh memantul satu kali saja. Saat bola dalam posisi tidak berada di tangan tersebutlah waktu dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk mengolah biji Bekel.

Dalam proses pengambilan atau pengaturan biji Bekel, bola atau tangan tidak boleh menyentuh biji Bekel yang lain. Itu juga berlaku dalam proses penangkapan bola Bekel, tangan tidak boleh menyentuh anggota tubuh yang lain dalam usaha agar biji Bekel yang dalam genggaman tidak jatuh. Bola dan biji Bekel tidak boleh terjatuh atau terlepas dari tangan saat sedang bermain. Jika melanggar salah satu peraturan di atas, maka pemain akan kehilangan gilirannya dan berganti kepada pemain lain.

Reporter: Safira Ginanisa

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here