Dahulu Miskin, Inilah Revolusi Cina Hingga Menjadi Negara Super Power

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA –  Setiap tanggal 1 Oktober, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau Cina merayakan hari ulang tahun kemerdekaannya. Pendiri negara ini adalah seorang filsuf sekaligus Ketua Partai Komunis bernama Mao Zedong.

Saat pertama kali berdiri, Cina masih menjadi negara miskin yang bergantung pada sektor pertanian. Sebagai negara yang sama-sama berideologi komunis, akhirnya Rusia menawarkan fasilitas infrastruktur teknologi dan industri kepada Cina untuk pengembangan.

Namun, pemimpin Cina, Mao Zedong bersikeras bahwa mereka dapat membangun negaranya sendiri tanpa bantuan negara lain. Meski sempat berdarah-darah karena adanya revolusi kebudayaan yang menelan jutaan korban, namun Cina perlahan-lahan bisa berubah.

Berawal dari serangkaian reformasi ekonomi di era Deng Xiaoping (1978-1989). Reformasi telah membawa perekonomian China yang dulu terisolasi menjadi lebih terbuka. Deng Xiaoping memulai suatu langkah untuk mereformasi ekonomi Cina. Yaitu dengan membuka kawasan-kawasan Special Economic Zone.

Reformasi ekonomi tersebut membantu Cina dalam melakukan perubahan struktural ekonomi. Dari ekonomi yang dominan oleh sektor agrikultur ke arah ekonomi yang mengandalkan sektor industri dan jasa. Strategi mereka adalah dengan cara mengimpor bahan mentah dari beberapa negara. Kemudian mereka olah dan menjadi produk. Kemudian di ekspor kembali.

Sejak reformasi ekonomi tersebut, Cina mulai menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat. Pada periode 1990-an Cina berhasil mempertahankan tren pertumbuhan ekonomi yang tinggi, hampir tidak terpengaruh oleh krisis finansial Asia.

Mulai menginjak abad ke-21, Cina semakin berkembang baik dalam berbagai sektor. Liu Xiang Direktur Northwest Power Construction Group dan Northwest Electric Power Engineering Co, Ltd Tiongkok, mengatakan bahwa laju pertumbuhan yang cepat di Cina karena tingginya tingkat kompetisi. Ia menambahkan bahwa kompetisi ini tidak hanya antarwarga, namun juga dengan orang asing.

Prestasi tersebut semakin diperkuat ketika Cina mulai membuka diri dengan dibukanya Bursa Efek Tiongkok. Momentum inilah yang membuat Cina mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonominya hingga sekarang.

Selain itu terdapat tiga hal lainnya yang menjadi penggerak perekonomian CIna sehingga bisa menjadi negara super power, yaitu properti, infrastruktur, dan otomotif. Cina juga sangat konsisten untuk mengembangkan status dirinya dari sisi teknologi dan ekonomi.

Penulis: Intan Nadhira Safitri

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini