MATA INDONESIA, JAKARTA-Berbicara soal kuliner, tidak hanya berbicara rasa saja. Ada cerita menarik dari Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto soal Presiden Pertama Indoensia Ir Soekarno.
Lewat ikan yang dibawanya ke Irak pada tahun 1960-an. Irak adalah negara dengan peradaban luar biasa yang berpusat di Sungai Mesopotamia.
Pada 1960, Bung Karno datang ke sana untuk menebar bibit ikan sejenis ikan emas ke Sungai Tigris. Ikan ini lah yang berkembang dan kemudian menjadi salah satu menu makanan warga di sana.
Warga disana menamakannya “ikan Soekarno” dan menjadi salah satu ikon kuliner populer di Irak dan banyak disantap saat bulan Ramadan.
Kisah soal ikan ini, kata Hasto, untuk menekankan bahwa potensi alam Indonesia tak bisa disepelekan. Ketika potensi seperti ikan saja bisa dirawat dengan telaten, bisa menjadi diplomasi negara yang baik.
Biasanya saat Ramadan, kata dia, salah satu makanan khas Irak adalah masgouf atau sejenis ikan bakar yang memanfaatkan ikan tersebut.
“Di Irak ada ikan mas Soekarno, di mana restoran di Baghdad kalau menampilkan ikan mas disebut ikan Soekarno,” kata Hasto saat memimpin kegiatan Penanaman Pohon dan Penyebaran Benih Ikan di Danau Kampung Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Hasto mengatakan hal itu untuk menunjukkan bagaimana Soekarno memperkenalkan Indonesia ke dunia melalui potensi lokal Indonesia nan sederhana. Ke Mesir, Soekarno membawa mangga yang kemudian dikembangkan di sana.
Di Korea, Soekarno membawa anggrek asal Indonesia. Ke Arab Saudi, Bung Karno membawa sejenis pohon mimba demi menghijaukan Padang Arafah.
“Jangan anggap sepele dan remeh dengan apa yang kita punya. Apa yang kita punya itu, kalau kita rawat dengan cinta, kita kelola dengan baik dan penuh dedikasi, pasti akan memberi manfaat,” kata Hasto.