MATA INDONESIA, NEW YORK – Mengejutkan. Di balik tebal dan dinginnya es di Antartika, ternyata ada tenaga vulkanik besar yang tersembunyi.
Para ilmuwan menemukan kekuatan luar biasa itu dalam wujud gunung berapi aktif. Tersimpan rapi dalam balutan es itu.
Hal ini membuat Pusat Penelitian Geosains Jerman GFZ di Potsdam memantau aktivitas barisan gunung berapi ini.
Penemuan cukup mengejutkan. Sebanyak 91 gunung berapi berada di wilayah Antartika bagian barat. Posisinya tersembunyi di antara lapisan es yang menutupi Kutub Selatan. Ketebalan hingga empat kilometer.
Para peneliti dari University of Edinburgh, mengatakan puncak dari gunung-gunung aktif ini terkonsentrasi di wilayah retakan Antartika barat. Prakiraanya menurut The Guardian membentang sepanjang 3.500 kilometer dari paparan es Antartika Ross ke Semenanjung Antartika.
Dari 91 gunung berapi tersebut, 47 di antaranya menyembul dari balik lapisan es. Gunung-gunung berapi tersebut memiliki ketinggian bervariasi, mulai dari 100 meter hingga 3.850 meter.
Para ahli geologi menyatakan, bentuk gunung api di Antartika memiliki kemiripan dengan pegunungan vulkanik di Afrika Timur yang memiliki jumlah gunung api terpadat di dunia. Jika aktivitas vulkanik terjadi, maka es di Kutub Selatan kemungkinan akan mencair.
Jika lapisan es menipis saat iklim semakin menghangat, diperkirakan aktivitas vulkanik di Antartika bisa meningkat.
”Pemahaman kita terhadap aktivitas gunung berapi dapat menjelaskan dampaknya terhadap es di Kutub Selatan di masa lalu. Sekarang, dan masa depan. Serta mengetahui sistem keretakan es di seluruh dunia,” kata peneliti asal University of Edinburgh, Dr Robert Bingham.
Volume air laut yang bertambah, akan mengancam kawasan kepulauan dan peisisr di Bumi dengan sejumlah bencana seperti banjir, menyusutnya garis pantai, hingga hilangnya pulau-pulau kecil dari peta dunia. Agar mampu mencegah dampak dari erupsi gunung vulkanik itu, tim riset asal Universitas Edinburgh menelaah seberapa aktif gunung berapi tersebut.
Bahkan sempat terjadi gelombang gempa bumi yang dugaanya merupakan ledakan seismik dari barisan gunung berapi ini. Gempa bumi yang terjadi dianggap gempa terkuat di wilayah tersebut, mulai pada Agustus 2020 dan mereda pada November 2020.
Reporter: Azzura Tunisya