MATA INDONESIA, JAKARTA – Ramai soal perseteruan Pesulap Merah dan para dukun. Salah satu yang ramai adalah soal arwah gentayangan yang membantu atau menyerang manusia atas perintah seseorang.
Nah, di Indonesia arwah gentayangan merupakan sebutan untuk arwah orang yang meninggal. Ia masih bergentayangan mengganggu manusia. Arwah gentayangan biasanya terkait dengan kejadian-kejadian mistis pada suatu tempat.
Arwah orang yang sudah meninggal juga selalu terkait dengan kecelakaan atau peristiwa yang menyebabkan jatuh korban. Hal yang membuat sebagian orang percaya tentang arwah orang yang meninggal dengan tidak pantas dapat bergentayangan dan mengganggu manusia.
Benarkah?
Pengasuh Pesantren Al-Bahjah, Cirebon, Buya Yahya menjelaskan tidak ada ruh manusia kembali ke dunia. Ia juga menegaskan tidak ada ruh yang bergentayangan. Ruh bergentayangan ini hanyalah khayalan seperti film-film.
Buya Yahya juga mengatakan ruh di alam kubur dapat menyaksikan alam dunia dengan hukum alam kubur. “Rohnya orang meninggal dunia di alam barzah bukan alam dunia. Di alam barzah bisa menyaksikan alam dunia semuanya dan mendengarkan omongan di dunia, tetapi melihatnya dengan hukum alam barzah, yang dilihat dosa atau pahalanya,” katanya.
Dalam agama Islam, Al-Quran menyatakan manusia yang sudah meninggal, rohnya tidak dapat kembali ke alam dunia lagi walaupun pada dasarnya mereka juga berharap kembali.
Disebutkan bahwa roh-roh mereka juga tidak dapat dikembalikan ke dunia lagi, padahal mereka sangat berharap dikembalikan. Maka, jelas bahwa apa yang diyakini masyarakat tentang arwah gentayangan itu tidak benar.
Jika ada seseorang yang merasakan ada hal yang gaib di sebuah tempat itu adalah qarin atau jin yang tugasnya memang menganggu keimanan manusia.
Hadis Ibnu Masud menyatakan bahwa:
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ما منعكم من أحد إلا وقد وكل به قرين من الجن قالوا : وإياك يا رسول الله ؟ قال : وإياك إلا أن الله أعانني عليه فاسلم فلا يامرني إلا يخير
“Rasul SAW bersabda, tidaklah setiap dari kalian semua itu kecuali pasti terdapat qorin (yang menemani) dari bangsa jin. Para sahabat bertanya: juga Engkau Ya Rasul? Rasul menjawab: Iya saya juga, hanya saja Allah telah menolongku atas jin tersebut sehingga ia menyerah, maka ia tidak membisiki sesuatu kecuali dengan kebaikan”. (Hr. Muslim:5143)
Namun dalam kepercayaan animisme dan dinamisme, konsep arwah atau ruh itu ada di sekitar kehidupan manusia.
Dalam konsep animisme, manusia percaya bahwa roh nenek moyang atau roh kerabat yang sudah meninggal dunia mesti ada penghormatan. Hal ini agar roh tersebut tidak mengganggu. Dengan menghormati roh, manusia percaya akan terjaga dari segala marahabaya. Sedangkan dinamisme, ruh atau arwah ini berdiam di sejumlah benda yang memiliki kekuatan gaib.
Penulis: Fadila Aliah Hakim