MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebuah asteroid berdiameter 15 kilometer menghujam Bumi 66 juta tahun lalu dan menyebabkan punahnya dinosaurus. Lalu, apa jadinya jika sejarah berkata lain?
Seandainya dunia ini tidak pernah dihantam asteroid yang memusnahkan seluruh populasi dinosaurus. Apa yang akan terjadi, dan bagaimana manusia bisa hidup berdampingan dengan mereka?
Seorang ahli geologi dari Universitas Texas, Sean Gulick mengatakan bahwa jika asteroid beberapa menit lebih awal atau lebih lambat, maka lokasi jatuhnya bukan di perairan dangkal semenanjung Yucatan Meksiko. Tapi di perairan dalam Samudera Pasifik atau Atlantik.
Sebagian dayanya akan terserap. Sehingga ini akan mengurangi jumlah sedimen belerang yang lepas dan tertelan oleh atmosfer selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sesudahnya. Seandainya skenario ini yang terjadi, maka bencana dan kepunahan tetap ada namun beberapa dinosaurus besar kemungkinan masih tersisa.
Jika skenario tersebut terjadi, akankah dinosaurus hidup sampai hari ini? Adakah jenis dinosaurus baru yang muncul?
Mungkinkah dinosaurus pada akhirnya punya kecerdasan seperti manusia? Akankah mamalia hidup dalam bayang-bayang? Akankah manusia berevolusi danmenemukan cara bertahan hidup bersama mereka?
Hal ini kemudian dibantah oleh beberapa peneliti yang meyakini bahwa tanpa adanya asteroid pun, masa dinosaurus sudah tamat.
”Saya punya pendapat yang agak tidak ortodoks, bahwa sebab kepunahan dinosaurus adalah iklim yang dingin,” kata Mike Benton, seorang paleontolog di University of Bristol, Inggris.
Benton yakin mamalia tetap akan menggantikan dinosaurus. Dia pernah menulis sebuah laporan di tahun 2016 yang menyebutkan bahwa dinosaurus lebih pelan dari mamalia dalam menggantikan spesies yang punah.
Ilmuwan lainnya berpendapat berbeda. Peneliti dinosaurus karnivor dari University of Maryland di College Park, AS, Tom Holtz sependapat bahwa pada akhirnya akan terjadi kepunahan 66 juta tahun yang lalu yang diakibatkan oleh erupsi dan masifnya aliran lava di Deccan Traps, India.
”Tidak ada pilihan lain, begitu Anda memasuki Periode Paleosen dan Eosen, secara umum biologi dinosaurus terpengaruh. Akan ada dunia dimana di Zaman Kapur, dinosaurus masih bisa hidup dengan nyaman.” ujar Tom.
Stephen Brusatte dari University of Edinburgh menambahkan bahwa dinosaurus mampu bertahan hidup dengan baik. Cukup baik dengan keragaman jenis, teruji mampu melewati perubahan iklim, selama 160 juta tahun lamanya.
Jika diasumsikan dinosaurus masih bisa selamat, lantas faktor apa saja yang dapat membentuk evolusi mereka? Perubahan iklim boleh jadi menjadi rintangan besar mereka yang pertama.
Fenomena yang dikenal juga sebagai Suhu Maksimum Paleosen-Eosen pada 55 juta tahun lalu adalah bukti bahwa suhu rata-rata global lebih panas 8 derajat Celsius dibandingkan hari ini dan hutan hujan pun tumbuh lebat di sebagian besar daratan Bumi.
Di dunia yang panas dengan vegetasi berlimpah, kemungkinan juga akan banyak sauropods leher panjang, berkembang biak di usia muda dan ukurannya menyusut; beberapa sauropods ‘kerdil’ diketahui ada di kepulauan Eropa pada pengujung Zaman Kapur.
Di Zaman Kapur juga akan terjadi peningkatan tumbuhan bunga atau angiosperm. Di Zaman Jura, sebagian besar tumbuhan yang hidup adalah pakis dan gimnosperm (termasuk diantaranya ginseng, cycads, dan pohon berdaun jarum).
Tanaman jenis ini nutrisinya kurang jika dibandingkan dengan angiosperm dan ada sejumlah besar sauropoda yang butuh waktu mencerna secara efisien, akibat metabolisme dan ukuran usus mereka.
Bersamaan dengan kemunculan tumbuhan berbunga, hadir pula buah yang secara bersamaan mengalami evolusi bersama mamalia dan burung. Buah tersebut membantu penyebaran benih tanaman. Kemungkinan dinosaurus seperti monyet telah berevolusi untuk mengambil keuntungan dari sumber ini.
”Banyak burung yang makan buah. Jadi, kemungkinan juga ada dinosaurus bukan burung beradaptasi ke diet yang lebih banyak komponen buahnya,” kata Matt Bonnan, palentolog dari Stockton University di New Jersey.
Peristiwa besar lainnya, sekitar 34 juta tahun yang lalu di zaman peralihan antara Kala Eosen dan Oligocene, adalah terpisahnya Amerika Selatan dan Kutub Selatan. Hal ini terjadi karena kemunculan arus sirkumpolar sehingga muncul es dan kawasan Kutub Selatan serta sejumlah wilayah kering suhunya berubah dingin.
Selama Kala Oligosen hingga Kala Miosen, kawasan padang berumput bertambah luas dan menutupi sebagian besar wilayah Bumi.
”Dengan kaki lebih ramping dan sanggup berlari cepat, mamalia herbivor pun semakin umum, kalau di masa sebelumnya Anda punya tempat persembunyian namun di padang rumput terbuka tidak ada penghalang lagi,” kata Holtz.
Darren Naish, seorang ahli palentologi vertebrata di Southhampton Inggris mengatakan bahwa di skenario ini, dinosaurus yang bisa bergerak cepat di padang rumput akan menjadi nenek moyang dari kerabat bertanduk Triceratopus
”Dinosaurus terlahir dengan banyak keuntungan evolusi, sedangkan butuh waktu yang lama bagi mamalia untuk berevolusi,” ucapnya.
Dinosaurus juga mempunyai penglihatan yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan mamalia. Kemampuan mereka mengenal warna lebih bagus, sehingga mereka kemungkinan akan lebih cepat mendeteksi bahaya.
Di zaman yang tak jauh dari masa sekarang, dinosaurus akan berhadapan dengan Zaman Es yang terjadi pada 2,6 juta tahun yang lalu. Tapi kita tahu bahwa dinosaurus dari Zaman Kapur hidupnya di atas Lingkar Kutub.
”Mungkin di tempat yang lebih dingin Anda akan melihat hewan-hewan dengan bulu lebih tebal dan sudah lebih berkembang, bulu-bulu halus menutupi tubuh sampai ke bawah ke ujung kaki dan ekor,” kata Naish.
Ada adaptasi lain yang umum belakangan ini, tapi jarang terjadi di dinosaurus. Kebiasaan menggali contohnya, kata Paul Barrett, palentolog di Natural History Museum di London.
”Anehnya dinosaurus tidak punya perilaku seperti ini, walaupun sesungguhnya cara hidup ini umum di kalangan kadal dan ular,” ujarnya.
Dunia lain yang jarang disentuh dinosaurus adalah laut. Spesies seperti Spinosaurus banyak yang hidup di daerah muara dan lingkungan sungai.
Sedangkan, ankylosaurus armoured sering ditemukan fosilnya dalam sedimen laut dan hidup di sepanjang garis pantai. Bisakah spinosaurus atau ankylosaurus mengikuti jejak paus mamalia dan berevolusi untuk benar-benar hidup di laut?
Mereka bisa saja kembali ke darat untuk meletakkan telur atau bisa juga melahirkan dan semasa muda hidup di laut seperti apa yang terjadi pada ichtyosaurus dan plesiosaurus.
Di dunia dimana dinosaurus di darat tidak pernah punah, pterosaurus di langit dan ichthyosaurus dan mosasaurus di laut, bagaimana nasib burung dan mamalia? Jenis burung sudah sangat beragam di akhir Zaman Kapur.
”Keragaman Pterosaurus benar-benar mengalami kemunduran,” kata Holtz.
Ptesaurus yang tersisa termasuk azhdarchids ompong dan berukuran besar, beberapa seukuran pesawat dengan rentang sayap 12 meter. Sudah juga diperdebatkan tentang apakah beberapa azhdarchids tidak bisa terbang. Kamu bisa bayangkan dunia di mana pulau-pulau seperti Madagaskar, Mauritius, dan Selandia Baru didominasi oleh pterosaurus darat yang aneh.
Naish membantah anggapan bahwa di dunia dinosaurus mirip dengan keragaman burung modern saat ini. Akan tetapi, beda ceritanya dengan mamalia.
Walaupun mereka sudah ada sekitar 160 juta tahun saat tumbukan dengan asteroid, mereka masih mahluk kecil terpinggirkan yang hidupnya terus bersembunyi.
”Hanya guncangan dari asteroid yang menyebabkan kepunahan dinosaurus yang membuat mereka bebas berkeliaran,” kata Brusatte.
Reporter: Muhammad Raja A.P.