7 Cara Atasi Rasa Muak Terhadap Orang Lain

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Merasa jijik terhadap sesuatu, atau lebih buruk lagi, seseorang, adalah salah satu kondisi emosional yang paling sulit dikendalikan oleh siapa pun. Perasaan tersebut pun dianggap normal, ini adalah bentuk emosi negatif.

Ketika kita merasa jijik, kita mengerucutkan mulut seolah-olah kita ingin memuntahkan sesuatu. Ini adalah respons yang tidak disengaja yang disebabkan oleh keinginan bawah sadar kita untuk segera menyingkirkan apa yang dianggap tubuh kita sebagai ancaman beracun, baik bagi kesejahteraan fisik maupun kesehatan mental kita.

Dikutip dari Yourtango, dalam The Science Of The Art Of Psychotherapy, Allen Schore menjelaskan bahwa jijik adalah keadaan emosional yang mirip dengan perasaan takut. Kedua emosi tersebut muncul saat tubuh kita merespons ancaman yang dirasakan terhadap kelangsungan hidup kita.

Meskipun mungkin terasa buruk, jijik sebenarnya adalah emosi yang sangat penting. Itu adalah bagian dari apa yang mendorong kemampuan kita untuk meminta apa yang kita inginkan dan butuhkan, dan itu membantu kita menemukan keberanian untuk bertindak tegas.

Namun, faktanya, banyak dari kita bahkan kesulitan mengenali perasaan ini ketika perasaan itu menguasai kita, apalagi belajar bagaimana mengelola rasa jijik.Berikut adalah 7 cara untuk mengelola perasaan jijik yang muncul karena menghakimi orang lain:

1. Perhatikan saat pikiran menghakimi muncul di kepala Kamu.

Menjadi sadar menggunakan lobus frontal otak Kamu. Saat Kamu mengaktifkan lobus frontal, Kamu secara otomatis menenangkan impuls seperti rasa jijik. Buat catatan mental bahwa Kamu siap untuk melihat gambaran yang lebih besar.

2. Ingatlah untuk bernapas.

Napas yang menenangkan juga melibatkan lobus frontal Kamu. Berlatihlah bernapas dalam-dalam di saat-saat ketika Kamu tidak merasa jijik, sehingga tubuh Kamu menjadi terbiasa dan dapat menerapkan kebiasaan baru ini segera setelah Kamu merasakan kebutuhan untuk mengesampingkan timbulnya hal negatif tersebut.

3. Jangan biarkan perasaanmu mengendalikan pikiranmu.

Merasa jijik yang berlebihan adalah kebiasaan yang terbentuk sejak dini, yang mungkin terkait atau tidak dengan nilai dan keyakinan Kamu. Ketika Kamu meyakinkan diri sendiri bahwa Kamu berhak merasa jijik, Kamu juga mengatakan pada diri sendiri bahwa Kamu adalah korban. Menjadi korban rasanya menjijikan. Ini adalah kebiasaan merusak diri sendiri yang harus Kamu kenali dan hentikan.

4. Lakukan kebalikan dari apa yang Kamu rasakan.

Mencibir adalah salah satu reaksi otomatis yang kita miliki ketika kita menghakimi. Kebalikan dari mencibir adalah menemukan tempat di dalam diri Kamu di mana Kamu merasa baik, hormat, dan peduli.

Ini adalah satu-satunya jalan keluar Kamu ketika Kamu merasa jijik (di masa sekarang atau ketika mengingat saat Kamu merasa begitu di masa lalu). Sebelum Kamu pergi tidur, catatlah pikiran menghakimi yang tersisa dan ingatkan diri Kamu untuk melihat gambaran yang lebih besar. Membingkai ulang perasaan Kamu.

Pergi tidur dengan pikiran menghakimi yang belum terselesaikan hanya akan membuat Kamu bangun dengan lebih banyak lagi.

5. Ingat, ini bukan tentang Kamu.

Misalnya, jika seseorang memotong Kamu dalam lalu lintas, mereka tidak tahu siapa Kamu sebagai pribadi, dan pada saat itu mereka tidak peduli.

Jika Kamu bereaksi terhadap mereka dari tempat yang jijik, kemungkinan besar mereka hanya akan menjadi marah dan melakukan sesuatu yang lebih berbahaya. Ingatlah untuk bernapas, merenung, dan membingkai ulang.

6. Gunakan imajinasi Kamu dengan cara yang sehat.

Ini adalah solusi jangka panjang. Daripada menghabiskan waktu membayangkan apa yang orang lain lakukan dan pikirkan, jadilah lebih sadar akan keinginan, kebutuhan, dan perasaan Kamu sendiri.

Ciptakan gambaran di benak Kamu tentang apa yang menenangkan Kamu, dan ingatlah saat berikutnya Kamu melihat diri Kamu berada di tempat yang menghakimi itu.

7. Bicaralah dengan seseorang yang Kamu percayai tentang perasaan Kamu.

Jangan menjelek-jelekkan orang yang membuat Kamu kesal. Sangat mudah untuk menemukan kesalahan pada orang lain, yang hanya meningkatkan perasaan jijik Kamu. Tetapi bicarakan dengan teman tepercaya tentang perjuangan Kamu dengan emosi ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Ketersediaan Pangan dan Harga Terjangkau Salah Satu Indikator Kesuksesan Libur Nataru

Jakarta – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan pihaknya telah memastikan ketersediaan pangan pokok strategis serta...
- Advertisement -

Baca berita yang ini