MINEWS, JAKARTA – Kabar mengejutkan datang dari salah satu pendukung kubu calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Sandiaga. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera secara terang-terangan mengharamkan gerakan ‘2019GantiPresiden’.
Tak hanya itu, Mardani juga meminta antarkubu tak perlu saling sahut karena pemilu sudah selesai. Ia memberikan pernyataan itu sambil menanggapi soal rekonsiliasi dan mengaku sudah berhenti menyerukan tagar 2019GantiPresiden, istilahnya ‘mengharamkan’.
“Contoh nih saya dikenal penggagas hashtag 2019GantiPresiden. Per 13 April saya sudah mengharamkan diri tidak boleh teriak lagi ganti presiden. Sudah selesai. Kenapa? Karena itu sudah hari terakhir kampanye. Sekarang apalagi, sudah selesai kompetisinya. Kita kembali normal,” ujar Mardani di Jakarta, Jumat 3 Mei 2019.
Sebagai informasi, tagar 2019GantiPresiden digagas Mardani pada Maret 2018. Ketika itu ia tidak menyebut dukungan terhadap salah satu pasangan capres-cawapres tertentu saat itu.
Alhasil tepat setahun lalu, yakni Pada 6 Mei 2018, relawan 2019GantiPresiden dideklarasikan di Jakarta. Sayangnya, gerakan 2019GantiPresiden sempat mendapat penolakan di berbagai daerah. Seperti Jawa Barat, Serang, Surabaya, maupun Riau.
Komentar Sandi
Menyikapi statement haram tagar 2019GantiPresiden tersebut, cawapres Sandiaga Uno enggan mengomentari lebih jauh soal sikap Mardani. Kata dia, pemilu bukan untuk menang dan kalah.
“Saya nggak memiliki pandangan terhadap apa yang disampaikan Pak Mardani,” ujar Sandiaga di kediamannya, Jl Pulombangkeng, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu 4 Mei 2019.
Baginya, pemilu bertujuan menyerap aspirasi masyarakat dan menghadirkan solusi dari permasalahan bangsa. Pemilu, kata dia, untuk memperjuangkan Indonesia yang adil dan makmur.
“Bagi saya sih tugas saya untuk mengawal pemilu jujur, adil, dan bermartabat dan terus menyerap aspirasi masyarakat dan menghadirkan solusi, karena ini bukan mencari kekuasaan untuk kalah-menang, ini untuk Indonesia yang menang, Indonesia yang lebih baik adil dan makmur. Itu yang akan diperjuangkan,” ujar Sandiaga.
Sementara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin sepakat dengan sikap Mardani. TKN menilai Mardani telah menunjukkan sikap kenegarawanan.
“Itulah sikap politik yang benar. Pak Mardani telah menunjukkan kenegarawanannya dalam menyikapi pilihan politik rakyat yang telah menentukan pilihannya pada 17 April 2019,” ujar jubir TKN Ace Hasan Syadzily .
“Seharusnya sikap Mardani ini diikuti oleh koleganya seperti Neno Warisman, yang selama ini masih sangat aktif dalam menginisiasi Ijtimak Ulama. Tidak perlu lagi ancam-mengancam ‘people power’ segala. Toh ‘people power’ sudah dilakukan pada tanggal 17 April juga,” ucapnya.
Ace pun meminta kubu Prabowo-Sandi berhenti membuat narasi yang bersifat memanas-manasi rakyat. “Kita sudahi mengompor-ngompori rakyat dengan narasi-narasi yang tidak dapat dibuktikan. Kalau ada kecurangan dan pelanggaran pemilu, lebih baik laporkan kepada Bawaslu atau nanti ke MK,” katanya.