MATA INDONESIA, BANDUNG – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB berhasil mempertahankan kinerja positif pada triwulan III 2021. Meski berada di tengah situasi pandemi Covid-19.
Salah satu faktor pendorong kinerja tersebut adalah catatan non-performing loan (NPL) atau kredit macet yang senantiasa terjaga di tingkat rendah. Pada triwulan III 2021, NPL gross Bank BJB mengalami penurunan secara tahunan atau year on year (yoy) dari 1,5 persen pada tahun sebelumnya menjadi 1,3 persen. Sementara, coverage ratio berada di level 161,6 persen.
”Catatan positif ini sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional yang bergerak positif. Kendati situasi pandemi masih menunjukkan ketidakpastian, bank bjb dengan gerak cepat melalui serangkaian strategi inovasi,” ujar Yuddy Renaldi, Direktur Utama bank bjb dalam acara Analyst Meeting Triwulan 3 2021 dan Public Expose bank bjb 2021.
Menurut Yuddy, tren yang menggembirakan ini juga tidak lepas dari soliditas internal dan kerja sama. Orientasinya yang berorientkemitraan dengan semangat untuk tumbuh maju bersama mitra. ”Sehingga kepercayaan publik terhadap bank bjb semakin menguat beriringan dengan pertumbuhan usaha,” kata Yuddy Renaldi.
Berdasarkan catatan resmi perseroan, bank bjb berhasil membubuhkan laba bersih Rp1,4 triliun atau tumbuh 17,5% secara year on year. Total nilai aset bank bjb pun tumbuh sebesar 7,9% year on year (y-o-y) menjadi Rp 159,3 triliun memasuki kuartal ke-3 di 2021.
Sektor kredit yang menjadi salah satu penopang pertumbuhan laba tumbuh 6,9% y-o-y. Berada di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional data per Juli 2021 yaitu sebesar 2,21%. Dengan total penyaluran jumlah kredit mencapai Rp 95,1 triliun.
Tingkat risiko dapat terkelola dengan baik yang mencerminkan terjaganya kualitas penyaluran kredit perusahaan dengan rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL) di angka 1,3%. Ini jauh dari angka rata-rata NPL bank nasional berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2021 yakni 3,35%.
Sustainable
Disamping kinerja secara finansial, bank bjb juga concern terhadap bisnis yang berkelanjutan. Tentunya dengan memperhatikan aspek-aspek Environment, Social dan Governance. Mengacu pada POJK 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan Publik juga sebagai salah satu Indonesia First Movers on Sustainable Banking. bank bjb berkomitmen untuk melangkah satu demi satu untuk menjadi perbankan yang sustainable.
”Dari aspek pembiayaan kami memiliki portofolio berkelanjutan. Penyalurannya pada sektor UMKM, transportasi ramah lingkungan, energi terbarukan, pencegahan polusi, dan sustainable sector lainnya. Dari sisi inklusi kami memiliki Pesat atau Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu yang merupakan pusat dari pembentukan wirausaha baru,” kata Yuddy.
Di masa pandemi kegiatan sosial gencar, baik untuk penghimpunan dana di lingkungan pegawai atau untuk penyaluran melalui kegiatan sosial. Sampai dengan saat ini 93% pegawai telah di vaksinasi.
bank bjb juga mendorong pengurangan penggunaan kertas baik lingkungan bank sendiri maupun Pemerintah Daerah sebagai strategic partner melalui penyediaan berbagai aplikasi seperti SP2D online, pembayaran pajak secara elektronik.
Secara tata Kelola bank bjb saat ini menuju standar ISO 37001 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP), memiliki Unit Pengendalian Gratifikasi yang bekerjasama dengan KPK sejak tahun 2011, Whistle Blowing System (WBS) yang dapat diakses publik via website dan Fraud Detection System. (Adv)